JAKARTA – Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengatakan perguruan tinggi (PT) harus adaptif meningkatkan minat mahasiswa untuk memilih jurusan tertentu sehingga mencegah bangku kosong atau daya tampung tidak terpenuhi pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri berikutnya.
“Memang ada bangku kosong yang tadi kita sampaikan karena kekurangan peminat bukan karena disimpan untuk dijual beli,” kata Ketua LTMPT Mochamad Ashari dalam Konferensi Pers Pengumuman Hasil Seleksi Jalur SBMPTN Tahun 2022 di Gedung D Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Jakarta, Kamis.
Pada jalur SBMPTN 2022, sebanyak 192.810 peserta lulus dari total 800.852 peserta yang mendaftar. Namun, ada 20.596 kursi kosong atau daya tampung tidak terpenuhi, padahal jumlah daya tampung yang tersedia sebanyak 213.406 kursi.
Ashari menuturkan agar pada SBMPTN tahun depan tidak ada bangku kosong, maka ada tiga upaya yang perlu dilakukan. Pertama, pemerintah bisa membuat suatu program yang mendorong anak mendaftar di program studi tertentu, dan meningkatkan sosialisasi ke siswa untuk mengambil jurusan tertentu.
Kedua, perguruan tinggi harus adaptif dan tidak bisa hanya bergantung pada cara-cara lama, sehingga membuat program studi itu menarik dan berkembang mengikuti kemajuan dan kebutuhan zaman.
Ketiga, masyarakat harus mendapatkan edukasi untuk melihat manfaat dan peluang masa depan dari mengenyam pendidikan di program studi-program studi tertentu sehingga mereka melirik program studi tersebut.
Di samping itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nizam mengapresiasi para pelajar yang mengikuti seleksi dengan jujur dan yakin pada kemampuan diri sendiri.
“Karena kita ingin melahirkan generasi jujur, percaya diri, pembelajar sejati, dan generasi pekerja keras yang tidak percaya dengan kecurangan,” ujarnya.
Nizam berharap peserta yang lulus SBMPTN 2022 tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut melainkan menjalani pendidikan secara maksimal di program studi yang dipilih.
Hal itu dikarenakan hanya sekitar 24 persen dari total 800.852 peserta yang mendaftar SBMPTN 2022, lulus seleksi jalur tersebut. (ant/mar/zit/ko)
PT Harus Adaptif Cegah Bangku Kosong di SBMPTN
JAKARTA – Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengatakan perguruan tinggi (PT) harus adaptif meningkatkan minat mahasiswa untuk memilih jurusan tertentu sehingga mencegah bangku kosong atau daya tampung tidak terpenuhi pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri berikutnya.
“Memang ada bangku kosong yang tadi kita sampaikan karena kekurangan peminat bukan karena disimpan untuk dijual beli,” kata Ketua LTMPT Mochamad Ashari dalam Konferensi Pers Pengumuman Hasil Seleksi Jalur SBMPTN Tahun 2022 di Gedung D Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Jakarta, Kamis.
Pada jalur SBMPTN 2022, sebanyak 192.810 peserta lulus dari total 800.852 peserta yang mendaftar. Namun, ada 20.596 kursi kosong atau daya tampung tidak terpenuhi, padahal jumlah daya tampung yang tersedia sebanyak 213.406 kursi.
Ashari menuturkan agar pada SBMPTN tahun depan tidak ada bangku kosong, maka ada tiga upaya yang perlu dilakukan. Pertama, pemerintah bisa membuat suatu program yang mendorong anak mendaftar di program studi tertentu, dan meningkatkan sosialisasi ke siswa untuk mengambil jurusan tertentu.
Kedua, perguruan tinggi harus adaptif dan tidak bisa hanya bergantung pada cara-cara lama, sehingga membuat program studi itu menarik dan berkembang mengikuti kemajuan dan kebutuhan zaman.
Ketiga, masyarakat harus mendapatkan edukasi untuk melihat manfaat dan peluang masa depan dari mengenyam pendidikan di program studi-program studi tertentu sehingga mereka melirik program studi tersebut.
Di samping itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nizam mengapresiasi para pelajar yang mengikuti seleksi dengan jujur dan yakin pada kemampuan diri sendiri.
“Karena kita ingin melahirkan generasi jujur, percaya diri, pembelajar sejati, dan generasi pekerja keras yang tidak percaya dengan kecurangan,” ujarnya.
Nizam berharap peserta yang lulus SBMPTN 2022 tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut melainkan menjalani pendidikan secara maksimal di program studi yang dipilih.
Hal itu dikarenakan hanya sekitar 24 persen dari total 800.852 peserta yang mendaftar SBMPTN 2022, lulus seleksi jalur tersebut. (ant/mar/zit/ko)