PALANGKA RAYA-Setahun Lebih Indonesia dilanda Pandemi Covid-19 termasuk Kaliteng. Hal ini mengakibatkan dampak di beberapa sektor seperti, usaha, kesehatan, pekerjaan hingga pelaku seni budaya. Para pelaku seni pun dituntut untuk bisa beradaptasi sehingga bisa menjadi kunci pelaku seni dan industri kreatif agar tetap bertahan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kalteng Guntur Taladjan mengatakan, salah satu perubahan yang terjadi pada masa pandemi ini adalah semakin banyaknya masyarakat, yang menikmati seni budaya secara virtual. Karena itu menjadi kesempatan untuk pegiat seni dan industri kreatif, untuk tetap merajut berkarya dan berkembang.
“Ini merupakan sebuah kesempatan, dimana hasil karya cipta seni budaya bisa dinikmati dimana saja dan kapan saja, masyarakat dapat menonton dan menikmatinya melalui media sosial atau YouTube,” ujar Guntur di sela-sela saat membuka secara resmi acara ‘Gelar Seni Budaya Kalteng yang digelar di UPT. Taman Budaya Kalteng, Jalan Temanggung Tilung XVIII Sabtu malam (25/9).
Guntur mengakui, tanpa adanya atraksi seni budaya, maka dunia pariwisata Kalteng akan sepi. Maka dari itu para pegiat seni dan industri kreatif harus tetap berkarya dan berinovasi menuju Kalteng yang lebih berkah.
Sementara dalam laporannya, Kepala UPT Taman Budaya Kalteng, Suraji, menyampaikan, kegiatan seni budaya yang digelar bertujuan, untuk menjaga keberlanjutan seni dan budaya dengan cara inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan dan publikasi.
“Acara ini hanya digelar sehari, melalui sistem virtual/daring yang diikuti 10 Peserta. Jadi tidak ada satupun peserta yang tampil secara luring atau langsung dipanggung pertunjukan taman budaya Kalteng,” katanya.
Suraji menambahkan, pembukaan acara yang dilaksanakan di panggung pertunjukan Taman Budaya Kalteng, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Bahkan malam itu tanpa dihadiri peserta dan penonton. Adapun 10 Peserta Yang tampil secara virtual antara lain, Haring Batarung, Bukit Kahias, Regan Tingang, Durut Riwut Taheta, Lawang Suri, Bellacoustic Indonesia, Palampang Tarung, Tari Bali Sekar Jagad, Rahayu Wijoyo Kusumo, dan Ngesti Budoyo. (soc/dha/b-5)