Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Gejala Kanker Ovarium yang Harus Diwaspadai

“Pada kanker ovarium stadium awal, di mana penyakit ini masih terbatas di ovarium, penanganan dan pengobatan memiliki kemungkinan besar untuk berhasil.”

Sayangnya, operasi masih jadi momok untuk sebagian masyarakat sehingga orang-orang enggan memeriksakan diri karena khawatir harus melewati pengobatan tersebut. Ada kecenderungan orang-orang baru pergi ke dokter bila keluhan yang dirasakan betul-betul terasa nyeri.

“Kalau tidak nyeri hebat, tendensinya tidak ke dokter,” kata dia.

Untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual, pemeriksaan bisa dilakukan dengan USG transvaginal, pencitraan menggunakan gelombang suara yang dipancarkan lewat vagina untuk memeriksa organ reproduksi. Pada USG transvaginal, karena dekat dengan organ kandungan, gambaran yang didapatkan lebih akurat.

Baca Juga :  Rachel Vennya Akhirnya Minta Maaf

Bagi yang belum berhubungan seks, deteksi kanker ovarium bisa dilakukan dengan USG perut. Namun akurasinya tidak setinggi USG transvaginal. Meski demikian, nantinya dokter yang bisa memutuskan metode terbaik untuk setiap individu.

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang rentan terkena kanker ovarium, yakni angka paritas yang rendah, usia yang bertambah, gaya hidup buruk seperti merokok dan stres, endometriosis dan ada riwayat keluarga kanker ovarium atau payudara serta mutasi genetik (BRCA).

Dokter menyarankan masyarakat untuk berhubungan seks secara aman, tidak merokok, menjalani vaksinasi HPV, memeriksa kandungan secara rutin dengan USG, pap semar dan deteksi dini kanker mulut rahim, juga memeriksakan diri ke tenaga medis bila ada keluhan. (jpc)

Baca Juga :  Pemuda Penjaga Budaya Nusantara

“Pada kanker ovarium stadium awal, di mana penyakit ini masih terbatas di ovarium, penanganan dan pengobatan memiliki kemungkinan besar untuk berhasil.”

Sayangnya, operasi masih jadi momok untuk sebagian masyarakat sehingga orang-orang enggan memeriksakan diri karena khawatir harus melewati pengobatan tersebut. Ada kecenderungan orang-orang baru pergi ke dokter bila keluhan yang dirasakan betul-betul terasa nyeri.

“Kalau tidak nyeri hebat, tendensinya tidak ke dokter,” kata dia.

Untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual, pemeriksaan bisa dilakukan dengan USG transvaginal, pencitraan menggunakan gelombang suara yang dipancarkan lewat vagina untuk memeriksa organ reproduksi. Pada USG transvaginal, karena dekat dengan organ kandungan, gambaran yang didapatkan lebih akurat.

Baca Juga :  Rachel Vennya Akhirnya Minta Maaf

Bagi yang belum berhubungan seks, deteksi kanker ovarium bisa dilakukan dengan USG perut. Namun akurasinya tidak setinggi USG transvaginal. Meski demikian, nantinya dokter yang bisa memutuskan metode terbaik untuk setiap individu.

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang rentan terkena kanker ovarium, yakni angka paritas yang rendah, usia yang bertambah, gaya hidup buruk seperti merokok dan stres, endometriosis dan ada riwayat keluarga kanker ovarium atau payudara serta mutasi genetik (BRCA).

Dokter menyarankan masyarakat untuk berhubungan seks secara aman, tidak merokok, menjalani vaksinasi HPV, memeriksa kandungan secara rutin dengan USG, pap semar dan deteksi dini kanker mulut rahim, juga memeriksakan diri ke tenaga medis bila ada keluhan. (jpc)

Baca Juga :  Pemuda Penjaga Budaya Nusantara

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/