Minggu, Mei 5, 2024
25.2 C
Palangkaraya

Muhammad Andi Berbagi Pengalaman Mengikuti YSEALI di Amerika Serikat

Belajar Pengelolaan Lingkungan, Bisa Diterapkan di Kalteng

Muhammad Andi baru saja menyelesaikan program pendidikan singkat dari Kedutaan Amerika Serikat. Pemuda Kalteng ini mengikuti Young South East-Asia Leaders Initiavite (YSEALI) Academic Fellowship Spring 2023 di Amerika Serikat. Banyak pengalaman menarik yang didapat pemuda kelahiran Katingan ini selama berada di Negeri Paman Sam.

 

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

 

MUHAMMAD Andi, salah satu dari 10 kandidat terpilih dari 1.200 peserta se-Indonesia. Setelah melewati seleksi yang kompetitif, Andi berhasil mewakili Kalteng mengikuti program ini selama lima minggu di Amerika Serikat (AS).

YSEALI merupakan program akademik singkat yang memberikan kesempatan kepada pemuda terpilih di ASEAN untuk belajar isu tertentu. Salah satu yang dipelajari Andi yakni isu lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam. Program ini dilaksanakan selama empat minggu di Universitas Montana dan satu minggu di Washington DC, AS. Dimulai 15 Maret hingga 19 April 2023.

Sepuluh orang perwakilan Indonesia ini, lima dikirim ke AS dan lima lainnya dikirim ke Hawai. Andi terpilih untuk berangkat ke AS dan bergabung dengan peserta ASEAN lainnya. Banyak hal menarik dan ilmu-ilmu baru yang diperoleh, khususnya dalam hal pengelolaan lingkungan. Misalnya, belajar pengelolaan lingkungan di AS, seperti mengelola air bersih, mengelola sampah, hingga mengelola hutan.

“Di sana kami juga belajar bagaimana hubungan pemerintah dengan masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan. Juga belajar mengenai kebijakan publik terkait penentuan lingkungan di sana,” kata Andi saat dibincangi Kalteng Pos, Selasa (9/5).

Baca Juga :  1-2 dari 10 Orang Justru Tertular Covid-19 di Rumah Sakit

Selain isu lingkungan, Andi dan teman-temannya juga belajar terkait kebudayaan Amerika Serikat. Salah satunya menyangkut masyarakat adat. Di AS, masyarakat adat memilik peran penting dalam mengelola lingkungan. Salah satunya sistem pengelolaan air.

“Kami juga belajar terkait sistem pendidikan di sana, kami diberi kesempatan kuliah bersama mahasiswa Universitas Montana,” tuturnya.

Pria yang lahir di Kabupaten Katingan pada 25 Desember 2000 lalu itu memang punya cita-cita menjadi global educator. Karena itu ia tertarik dengan program YSEALI yang informasinya ia dapat dari salah satu alumni program ini yang juga pernah mewakili Kalteng.

“Program ini diadakan dua kali dalam setahun, karena program ini sesuai dengan apa yang saya suka, maka saya coba mendaftar, setelah melalui proses cukup panjang, seleksi, mengisi esai, TOEFL, hingga wawancara online, akhirnya terpilih sebagai salah satu peserta,” jelas alumus Universitas Palangka Raya Jurusan Pendidikan Kimia ini.

Andi merupakan salah satu guru di SDIT Alam Ikm Al Muhajirin Palangka Raya. Tentu ia ingin menerapkan ilmu-ilmu yang ia dapatkan selama menempuh pendidikan kepada anak didiknya, khususnya terkait pendidikan lingkungan. Namun pendidikan singkat yang ia ikuti itu tidak terfokus pada pendidikan lingkungan.

“Namun saya sudah berkoordinasi dengan panitia dan saat ini saya sudah terkoneksi dengan orang yang paham terkait pendidikan lingkungan di AS, saat ini kami tengah bertukar pikiran, harapannya bisa diterapkan dalam pendidikan lingkungan di tempat saya mengajar,” ungkap pria yang punya hobi traveling ini.

Baca Juga :  Generasi Pemuda Mesti Berprestasi

Hal-hal menarik yang ia dapatkan selama mengikuti pendidikan ini seperti kepedulian masyarakat yang cukup tinggi terhadap lingkungan. Pada suatu ketika, saat mendaki gunung bersama masyarakat lokal di AS, ia menemukan kebiasaan yang tidak pernah ia alami di Kalteng.

“Saat itu kami mendaki gunung, salah satu warga lokal di sana membawa anjing, dalam perjalanan anjing itu buang air besar, seketika pemilik memungut kotoran itu, kejadian itu tidak hanya sekali, saya menemukan hal serupa dengan orang yang berbeda,” kisah pria yang juga merupakan edukator lingkungan ini.

Setelah berbincang dengan sang pemilik anjing, diketahuilah bahwa kebiasaan yang sederhana itu bertujuan menjaga lingkungan tetap bersih dan asri, terlebih itu kawasan pegunungan. Tak hanya itu, ia juga pernah menemukan anak balita yang mengantongi bungkus makanan di sakunya. Di AS, anak-anak sejak dini sudah diajarkan bagaimana menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

“Hal-hal ini ingin saya terapkan di Kalteng, khususnya kepada anak-anak didik saya di sekolah, bagaimana mengedukasi generasi muda sejak dini terkait pembiasaan-pembiasaan menjaga lingkungan,” ujar guru yang mulai mengajar sejak 2021.

Andi menyebut bahwa perwakilan Kalteng dalam mengikuti program ini masih sangat minim. Karena itu ia mengajak kaum muda Kalteng menaruh minat pada lingkungan dan bergabung dengan program yang memiliki banyak ilmu pengetahuan dan manfaat ini. Yang berminat mengikuti program ini bisa mendaftar melalui laman resmi YSEALI https://id.usembassy.gov/id/). (*/ce/ala)

Muhammad Andi baru saja menyelesaikan program pendidikan singkat dari Kedutaan Amerika Serikat. Pemuda Kalteng ini mengikuti Young South East-Asia Leaders Initiavite (YSEALI) Academic Fellowship Spring 2023 di Amerika Serikat. Banyak pengalaman menarik yang didapat pemuda kelahiran Katingan ini selama berada di Negeri Paman Sam.

 

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

 

MUHAMMAD Andi, salah satu dari 10 kandidat terpilih dari 1.200 peserta se-Indonesia. Setelah melewati seleksi yang kompetitif, Andi berhasil mewakili Kalteng mengikuti program ini selama lima minggu di Amerika Serikat (AS).

YSEALI merupakan program akademik singkat yang memberikan kesempatan kepada pemuda terpilih di ASEAN untuk belajar isu tertentu. Salah satu yang dipelajari Andi yakni isu lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam. Program ini dilaksanakan selama empat minggu di Universitas Montana dan satu minggu di Washington DC, AS. Dimulai 15 Maret hingga 19 April 2023.

Sepuluh orang perwakilan Indonesia ini, lima dikirim ke AS dan lima lainnya dikirim ke Hawai. Andi terpilih untuk berangkat ke AS dan bergabung dengan peserta ASEAN lainnya. Banyak hal menarik dan ilmu-ilmu baru yang diperoleh, khususnya dalam hal pengelolaan lingkungan. Misalnya, belajar pengelolaan lingkungan di AS, seperti mengelola air bersih, mengelola sampah, hingga mengelola hutan.

“Di sana kami juga belajar bagaimana hubungan pemerintah dengan masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan. Juga belajar mengenai kebijakan publik terkait penentuan lingkungan di sana,” kata Andi saat dibincangi Kalteng Pos, Selasa (9/5).

Baca Juga :  1-2 dari 10 Orang Justru Tertular Covid-19 di Rumah Sakit

Selain isu lingkungan, Andi dan teman-temannya juga belajar terkait kebudayaan Amerika Serikat. Salah satunya menyangkut masyarakat adat. Di AS, masyarakat adat memilik peran penting dalam mengelola lingkungan. Salah satunya sistem pengelolaan air.

“Kami juga belajar terkait sistem pendidikan di sana, kami diberi kesempatan kuliah bersama mahasiswa Universitas Montana,” tuturnya.

Pria yang lahir di Kabupaten Katingan pada 25 Desember 2000 lalu itu memang punya cita-cita menjadi global educator. Karena itu ia tertarik dengan program YSEALI yang informasinya ia dapat dari salah satu alumni program ini yang juga pernah mewakili Kalteng.

“Program ini diadakan dua kali dalam setahun, karena program ini sesuai dengan apa yang saya suka, maka saya coba mendaftar, setelah melalui proses cukup panjang, seleksi, mengisi esai, TOEFL, hingga wawancara online, akhirnya terpilih sebagai salah satu peserta,” jelas alumus Universitas Palangka Raya Jurusan Pendidikan Kimia ini.

Andi merupakan salah satu guru di SDIT Alam Ikm Al Muhajirin Palangka Raya. Tentu ia ingin menerapkan ilmu-ilmu yang ia dapatkan selama menempuh pendidikan kepada anak didiknya, khususnya terkait pendidikan lingkungan. Namun pendidikan singkat yang ia ikuti itu tidak terfokus pada pendidikan lingkungan.

“Namun saya sudah berkoordinasi dengan panitia dan saat ini saya sudah terkoneksi dengan orang yang paham terkait pendidikan lingkungan di AS, saat ini kami tengah bertukar pikiran, harapannya bisa diterapkan dalam pendidikan lingkungan di tempat saya mengajar,” ungkap pria yang punya hobi traveling ini.

Baca Juga :  Generasi Pemuda Mesti Berprestasi

Hal-hal menarik yang ia dapatkan selama mengikuti pendidikan ini seperti kepedulian masyarakat yang cukup tinggi terhadap lingkungan. Pada suatu ketika, saat mendaki gunung bersama masyarakat lokal di AS, ia menemukan kebiasaan yang tidak pernah ia alami di Kalteng.

“Saat itu kami mendaki gunung, salah satu warga lokal di sana membawa anjing, dalam perjalanan anjing itu buang air besar, seketika pemilik memungut kotoran itu, kejadian itu tidak hanya sekali, saya menemukan hal serupa dengan orang yang berbeda,” kisah pria yang juga merupakan edukator lingkungan ini.

Setelah berbincang dengan sang pemilik anjing, diketahuilah bahwa kebiasaan yang sederhana itu bertujuan menjaga lingkungan tetap bersih dan asri, terlebih itu kawasan pegunungan. Tak hanya itu, ia juga pernah menemukan anak balita yang mengantongi bungkus makanan di sakunya. Di AS, anak-anak sejak dini sudah diajarkan bagaimana menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

“Hal-hal ini ingin saya terapkan di Kalteng, khususnya kepada anak-anak didik saya di sekolah, bagaimana mengedukasi generasi muda sejak dini terkait pembiasaan-pembiasaan menjaga lingkungan,” ujar guru yang mulai mengajar sejak 2021.

Andi menyebut bahwa perwakilan Kalteng dalam mengikuti program ini masih sangat minim. Karena itu ia mengajak kaum muda Kalteng menaruh minat pada lingkungan dan bergabung dengan program yang memiliki banyak ilmu pengetahuan dan manfaat ini. Yang berminat mengikuti program ini bisa mendaftar melalui laman resmi YSEALI https://id.usembassy.gov/id/). (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/