SEBANYAK 34 penumpang dan awak KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali telah ditemukan.
Salah satu anak buah kapal (ABK) KMP Tunu Pratama Jaya yang selamat bernama Riko (28) menceritakan momen kapal itu terbalik dan tenggelam. Riko menceritakan bagaimana dirinya berusaha menyelamatkan diri.
“Sekitar pukul 11.30 (Rabu (2/7/2025) malam), kapal terasa miring, saya langsung lari mencari posisi paling tinggi,” ungkap Riko dikutip dari detikBali, Kamis (3/7/2025).
Riko mengaku saat itu posisinya sedang tidur tapi terbangun karena kapal terasa miring. Saat itu, kapal sudah mati mesin dan lampu sudah miring sepenuhnya.
Hingga akhirnya, Riko pun memutuskan berenang menjauh. Dia menyelamatkan diri sebelum kapal benar-benar tenggelam.
Menurut Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setyabudi, sinyal darurat pertama diterima pukul 23.20 WIB, hanya 24 menit setelah kapal bertolak pukul 22.56 WIB.
Anak Pejabat di Banyuwangi Selamat dalam Insiden Kapal Tenggelam di Selat Bali
Lima belas menit kemudian, petugas Syahbandar melihat lambung kapal benar-benar terbalik di koordinat –8°09′ S, 114°25′ E.
Kronologi awal menunjukkan kebocoran di ruang mesin yang memicu pemadaman listrik total (blackout).
Tanpa daya dan dihempas gelombang setinggi 2,5 meter, kapal kehilangan keseimbangan lalu karam dalam hitungan menit.
Empat korban pertama yang terdiri 3 penumpang dan seorang kepala kamar mesin berhasil menyelamatkan diri dengan sekoci darurat dan mendarat di Pantai Cekik, Gilimanuk.
Mereka menceritakan detik-detik panik saat air mulai masuk kabin, lampu padam, dan penumpang berebut jaket pelampung di kegelapan.
Operasi penyelamatan digelar gabungan Basarnas Banyuwangi, Basarnas Denpasar, KPLP, Lanal, Satpolairud, dan nelayan setempat.
Sepuluh armada termasuk dua RIB dan satu tug boat menyisir sektor selatan lintasan karena arus kuat mengarah ke Samudra Hindia.(jpc)