Sabtu, Juli 6, 2024
23.9 C
Palangkaraya

Jaga Harga Tak Melewati HET, Mendag Targetkan Ada 30 Ribu Pengecer Migor Curah

JAKARTA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akan terus memastikan minyak goreng (migor) curah dijual tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Oleh karena itu, Kemendag akan terus menambah jumlah pengecer di tingkat bawah.

Hal  tersebut  disampaikan  saat  Mendag  Lutfi  meninjau  Pasar  Kampung  Ambon,  Jakarta  Timur, Selasa (7/6) pagi. Turut mendampingi Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan.

“Kami meninjau langsung ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga dari Program Minyak Goreng  Curah  Rakyat  dalam  jaringan closedloop Pelaku Usaha Jasa  Logistik dan Eceran (PUJLE). Dalam dua minggu, program minyak goreng curah rakyat akan menjangkau 10ribupengecer yang termasuk  dalam  10 ribu titik  yang  telah  ditetapkan. Kemendag  berencana  untuk  menaikkan targetnya menjadi 30 ribu pengecer di 10 ribu titik penjualan di pasar,”kata Mendag Lutfi.

Mendag  Lutfi  juga  mengatakan, semua segmentasi  distribusi minyak goreng curah  rakyat  ini dijalankan melalui aplikasi digital sehingga proses distribusi dapat dipantau secara real-time. “Sifat real-time ini juga memungkinkan pemerintah mengetahui jika ada hambatan atau ketersendatan distribusi, ”jelas Mendag Lutfi.

Baca Juga :  Musim Kemarau, Waspadai Karhutla

Distribusi minyak goreng curah, lanjut Mendag Lutfi, dikoordinasikan dengan Satuan Tugas Pangan Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, dan Tentara Nasional Indonesia. “Oleh sebab itu, kami  minta  pelaku  usaha  dalam  tata  niaga  minyak  goreng  untuk  mengikuti  aturan  pemerintah. Hal ini demi memastikan ketersediaan dan keterjangkauan minyak goreng curah di masyarakat,”kata Mendag Lutfi.

Program  Minyak  Goreng  Curah  untuk  Rakyat  (MGCR)  menyediakan  minyak  goreng  curah  hasil alokasi  untuk  dalam  negeri  (domestic  market  obligation/DMO)  kepada  masyarakat  dengan  harga Rp14.000/liter  atau  Rp15.500/kg.  Program  ini  melibatkan  produsen  CPO  sebagai  pemasok  bahan baku  minyak  goreng,  produsen  minyak  goreng  sebagai  pemasok  minyak  goreng  curah,  pelaku usaha  jasa  logistik  eceran  (PUJLE)  dan  distributor  dalam  Sistem  Informasi  Minyak  Goreng  Curah (SiMIRAH), pengecer, serta eksportir.

Program  ini  diatur  melalui  Peraturan  Menteri  Perdagangan (Permendag) Nomor 33 Tahun  2022 tentang Tata Kelola  Program Minyak Goreng Curah   Rakyat (MGCR) untuk   mengoptimalkan pendistribusian minyak goreng curah, mulai berlaku pada 23 Mei 2022.

Permendag ini mengatur kewajiban bagi seluruh produsen crude palm oil(CPO) dan/atau eksportir CPO, refined,  bleached  and  deodorized  palm  oil(RBD  Palm  Oil); refined,  bleached  and  deodorized palm  olein(RBD  palm  olein),  dan used  cooking  oil(UCO)  untuk  berpartisipasi  dalam  program MGCR.   Sedangkan,   produsen   yang   tidak   berpartisipasi   dilarang   mengekspor   produk-produk tersebut.

Baca Juga :  Komisi III DPR Akhirnya Terima Draf RKUHP dari Pemerintah

Mendag Lutfi juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk menggiatkan kembali ekspor CPO dan  produk  turunannya. Menurut  Mendag  Lutfi,  pemerintah  berkomitmen  untuk mendorong kenaikan  harga tandan buah  segar  (TBS)  di  tingkat  petani. “Kami juga memastikan bahwa ekspor akan  berlangsung  segera.  Dengan  begitu,  kami  akan  memastikan  bahwa  harga  TBS  di  tingkat petani  juga  akan  baik.  Target  kita  adalah  tidak  kurang  dari  Rp2.500/kg,  bahkan  setidaknya mencapai Rp3.000/kg pada kesempatan pertama,”kata Mendag Lutfi.

Per 5 Juni 2022, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan 251 persetujuan ekspor (PE) untuk minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya. PE tersebut adalah untuk ekspor 305.032 ton CPO  dan  produk  turunannya.  Jumlah  tersebut  mencakup  sekitar  29  persen  dari  rencana  ekspor untuk periode Juni yang sebesar 1.040.040 ton. (Jawapos)

JAKARTA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akan terus memastikan minyak goreng (migor) curah dijual tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Oleh karena itu, Kemendag akan terus menambah jumlah pengecer di tingkat bawah.

Hal  tersebut  disampaikan  saat  Mendag  Lutfi  meninjau  Pasar  Kampung  Ambon,  Jakarta  Timur, Selasa (7/6) pagi. Turut mendampingi Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan.

“Kami meninjau langsung ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga dari Program Minyak Goreng  Curah  Rakyat  dalam  jaringan closedloop Pelaku Usaha Jasa  Logistik dan Eceran (PUJLE). Dalam dua minggu, program minyak goreng curah rakyat akan menjangkau 10ribupengecer yang termasuk  dalam  10 ribu titik  yang  telah  ditetapkan. Kemendag  berencana  untuk  menaikkan targetnya menjadi 30 ribu pengecer di 10 ribu titik penjualan di pasar,”kata Mendag Lutfi.

Mendag  Lutfi  juga  mengatakan, semua segmentasi  distribusi minyak goreng curah  rakyat  ini dijalankan melalui aplikasi digital sehingga proses distribusi dapat dipantau secara real-time. “Sifat real-time ini juga memungkinkan pemerintah mengetahui jika ada hambatan atau ketersendatan distribusi, ”jelas Mendag Lutfi.

Baca Juga :  Musim Kemarau, Waspadai Karhutla

Distribusi minyak goreng curah, lanjut Mendag Lutfi, dikoordinasikan dengan Satuan Tugas Pangan Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, dan Tentara Nasional Indonesia. “Oleh sebab itu, kami  minta  pelaku  usaha  dalam  tata  niaga  minyak  goreng  untuk  mengikuti  aturan  pemerintah. Hal ini demi memastikan ketersediaan dan keterjangkauan minyak goreng curah di masyarakat,”kata Mendag Lutfi.

Program  Minyak  Goreng  Curah  untuk  Rakyat  (MGCR)  menyediakan  minyak  goreng  curah  hasil alokasi  untuk  dalam  negeri  (domestic  market  obligation/DMO)  kepada  masyarakat  dengan  harga Rp14.000/liter  atau  Rp15.500/kg.  Program  ini  melibatkan  produsen  CPO  sebagai  pemasok  bahan baku  minyak  goreng,  produsen  minyak  goreng  sebagai  pemasok  minyak  goreng  curah,  pelaku usaha  jasa  logistik  eceran  (PUJLE)  dan  distributor  dalam  Sistem  Informasi  Minyak  Goreng  Curah (SiMIRAH), pengecer, serta eksportir.

Program  ini  diatur  melalui  Peraturan  Menteri  Perdagangan (Permendag) Nomor 33 Tahun  2022 tentang Tata Kelola  Program Minyak Goreng Curah   Rakyat (MGCR) untuk   mengoptimalkan pendistribusian minyak goreng curah, mulai berlaku pada 23 Mei 2022.

Permendag ini mengatur kewajiban bagi seluruh produsen crude palm oil(CPO) dan/atau eksportir CPO, refined,  bleached  and  deodorized  palm  oil(RBD  Palm  Oil); refined,  bleached  and  deodorized palm  olein(RBD  palm  olein),  dan used  cooking  oil(UCO)  untuk  berpartisipasi  dalam  program MGCR.   Sedangkan,   produsen   yang   tidak   berpartisipasi   dilarang   mengekspor   produk-produk tersebut.

Baca Juga :  Komisi III DPR Akhirnya Terima Draf RKUHP dari Pemerintah

Mendag Lutfi juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk menggiatkan kembali ekspor CPO dan  produk  turunannya. Menurut  Mendag  Lutfi,  pemerintah  berkomitmen  untuk mendorong kenaikan  harga tandan buah  segar  (TBS)  di  tingkat  petani. “Kami juga memastikan bahwa ekspor akan  berlangsung  segera.  Dengan  begitu,  kami  akan  memastikan  bahwa  harga  TBS  di  tingkat petani  juga  akan  baik.  Target  kita  adalah  tidak  kurang  dari  Rp2.500/kg,  bahkan  setidaknya mencapai Rp3.000/kg pada kesempatan pertama,”kata Mendag Lutfi.

Per 5 Juni 2022, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan 251 persetujuan ekspor (PE) untuk minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya. PE tersebut adalah untuk ekspor 305.032 ton CPO  dan  produk  turunannya.  Jumlah  tersebut  mencakup  sekitar  29  persen  dari  rencana  ekspor untuk periode Juni yang sebesar 1.040.040 ton. (Jawapos)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/