Jumat, Mei 23, 2025
24.8 C
Palangkaraya

Warga Sumringah, Sampah di Rumah “Disulap” Jadi Sembako

PALANGKA RAYA – Sampah yang terlihat tak ternilai kini bisa ditukarkan menjadi sebuah tabungan, uang, maupun sembako di bank sampah. Khusus pada sampah anorganik, jika dikumpulkan akan menjadi bernilai.

Di bank sampah induk misalnya, warga sekitar berbondong-bondong membawa botol, kaleng, kertas tak terpakai untuk ditukarkan. Mereka membawa satu hingga tiga kantong besar berisikan sampah dari rumah kemudian ditimbang, serta ditukar menjadi bahan sembako.

Beragam sampah dapat ditukar dan masing-masing memiliki nilai jual. Dimulai dari kertas HVS diberi harga Rp.800 per kilo gram nya hingga minyak jelantah diberikan harga paling tinggi yakni di angka Rp. 2.500 per kilo gram.

Kegiatan penukaran sampah menjadi sembako ini juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini. Sesampainya di lokasi, ia dengan antusiasnya melihat warga menimbang sampah. Raut wajah ceria terpancarkan mengingat ini merupakan kegiatan yang sangat positif.

Dalam arahannya, Zaini menjelaskan bahwa pengelolaan sampah mencakup dua aspek utama, yakni pengurangan dan penanganan sampah. Menurutnya, penanganan sampah merupakan tanggung jawab utama pemerintah.

“Bagaimana pemerintah memastikan sampah-sampah yang ada di kota ini terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta menyediakan sarana prasarana dan SDM untuk memastikan hal tersebut berjalan,” ujarnya saat meninjau kegiatan bank sampah, di Jalan Anoi, Kamis (22/5/2025).

Baca Juga :  Langgar Prokes, Acara Grand Opening Kafe Dibubarkan Satgas

Namun, lanjut Zaini, upaya penanganan ini juga harus diimbangi dengan pengurangan sampah. Beban pengelolaan yang ditanggung pemerintah dapat dikurangi apabila masyarakat turut berperan aktif.

Salah satu caranya adalah melalui kegiatan seperti penukaran sampah menjadi sembako.

“Kami mendorong masyarakat agar sampah-sampah yang sebenarnya memiliki nilai, yang biasanya dibuang ke TPS, bisa dikumpulkan dan ditukarkan dalam kegiatan seperti ini,” jelasnya.

Zaini menambahkan, kegiatan ini merupakan bentuk inisiatif pemerintah dalam mendukung upaya pengurangan sampah, sekaligus hadir di tengah masyarakat untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok harian.

“Kegiatan ini bukan hanya soal pengurangan sampah, tetapi juga bentuk kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat. Sambil menjaga lingkungan, kita juga bisa saling membantu,” terangnya.

Senada dengan wakil wali kota, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, Sugiyanto mengatakan kegiatan itu sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat. Seperti halnya memilah sampah dan ditukarkan ke bank sampah dengan sistem tabungan.

Kegiatan bank sampah juga diharapkan mampu mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke TPA. Sugi berharap, kedepannya hanya sampah residu saja yang diantar ke TPA.

Baca Juga :  Damkar Jadi Tempat Edukasi Sejak Dini

“Jadi jika masyarakat dapat memilah sampah yang berasal dari sampah rumah tangga, automatis akan mengurangi pengiriman sampah ke TPA,” tuturnya

Bahkan, bank sampah yang digagas oleh Pemko Palangka Raya melalui DLH ini juga telah menyentuh lapisan masyarakat. Dimulai dari masyarakat, perguruan tinggi, dan tingkat sekolah dasar serta menengah.

“Karena sampah ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan seluruh elemen masyarakat Kota Palangka Raya,” tegasnya

Salah seorang warga yang turut berpartisipasi penukaran sampah, Nur Khasanah mengatakan adanya bank sampah membantu perekonomian masyarakat.

“Dari pada sampah tidak terpakai di rumah, lebih baik saya tabung saja di bank sampah,” kata wanita berhijab ini.

Dari hasil penukaran minyak jelantahnya, Nur mendapatkan garam, kecap, satu sachet kopi, dan botol tumbler.

“Total timbangannya itu empat kilo. Tetapi mungkin minyak jelantahnya ini kelamaan dan menjadi beku, jadi dikurangin menjadi tiga kilo total beratnya,” tutup warga yang beralamatkan Jalan Tjilik Riwut, KM 2,5 tersebut (ham/ram)

PALANGKA RAYA – Sampah yang terlihat tak ternilai kini bisa ditukarkan menjadi sebuah tabungan, uang, maupun sembako di bank sampah. Khusus pada sampah anorganik, jika dikumpulkan akan menjadi bernilai.

Di bank sampah induk misalnya, warga sekitar berbondong-bondong membawa botol, kaleng, kertas tak terpakai untuk ditukarkan. Mereka membawa satu hingga tiga kantong besar berisikan sampah dari rumah kemudian ditimbang, serta ditukar menjadi bahan sembako.

Beragam sampah dapat ditukar dan masing-masing memiliki nilai jual. Dimulai dari kertas HVS diberi harga Rp.800 per kilo gram nya hingga minyak jelantah diberikan harga paling tinggi yakni di angka Rp. 2.500 per kilo gram.

Kegiatan penukaran sampah menjadi sembako ini juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini. Sesampainya di lokasi, ia dengan antusiasnya melihat warga menimbang sampah. Raut wajah ceria terpancarkan mengingat ini merupakan kegiatan yang sangat positif.

Dalam arahannya, Zaini menjelaskan bahwa pengelolaan sampah mencakup dua aspek utama, yakni pengurangan dan penanganan sampah. Menurutnya, penanganan sampah merupakan tanggung jawab utama pemerintah.

“Bagaimana pemerintah memastikan sampah-sampah yang ada di kota ini terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta menyediakan sarana prasarana dan SDM untuk memastikan hal tersebut berjalan,” ujarnya saat meninjau kegiatan bank sampah, di Jalan Anoi, Kamis (22/5/2025).

Baca Juga :  Langgar Prokes, Acara Grand Opening Kafe Dibubarkan Satgas

Namun, lanjut Zaini, upaya penanganan ini juga harus diimbangi dengan pengurangan sampah. Beban pengelolaan yang ditanggung pemerintah dapat dikurangi apabila masyarakat turut berperan aktif.

Salah satu caranya adalah melalui kegiatan seperti penukaran sampah menjadi sembako.

“Kami mendorong masyarakat agar sampah-sampah yang sebenarnya memiliki nilai, yang biasanya dibuang ke TPS, bisa dikumpulkan dan ditukarkan dalam kegiatan seperti ini,” jelasnya.

Zaini menambahkan, kegiatan ini merupakan bentuk inisiatif pemerintah dalam mendukung upaya pengurangan sampah, sekaligus hadir di tengah masyarakat untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok harian.

“Kegiatan ini bukan hanya soal pengurangan sampah, tetapi juga bentuk kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat. Sambil menjaga lingkungan, kita juga bisa saling membantu,” terangnya.

Senada dengan wakil wali kota, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, Sugiyanto mengatakan kegiatan itu sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat. Seperti halnya memilah sampah dan ditukarkan ke bank sampah dengan sistem tabungan.

Kegiatan bank sampah juga diharapkan mampu mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke TPA. Sugi berharap, kedepannya hanya sampah residu saja yang diantar ke TPA.

Baca Juga :  Damkar Jadi Tempat Edukasi Sejak Dini

“Jadi jika masyarakat dapat memilah sampah yang berasal dari sampah rumah tangga, automatis akan mengurangi pengiriman sampah ke TPA,” tuturnya

Bahkan, bank sampah yang digagas oleh Pemko Palangka Raya melalui DLH ini juga telah menyentuh lapisan masyarakat. Dimulai dari masyarakat, perguruan tinggi, dan tingkat sekolah dasar serta menengah.

“Karena sampah ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan seluruh elemen masyarakat Kota Palangka Raya,” tegasnya

Salah seorang warga yang turut berpartisipasi penukaran sampah, Nur Khasanah mengatakan adanya bank sampah membantu perekonomian masyarakat.

“Dari pada sampah tidak terpakai di rumah, lebih baik saya tabung saja di bank sampah,” kata wanita berhijab ini.

Dari hasil penukaran minyak jelantahnya, Nur mendapatkan garam, kecap, satu sachet kopi, dan botol tumbler.

“Total timbangannya itu empat kilo. Tetapi mungkin minyak jelantahnya ini kelamaan dan menjadi beku, jadi dikurangin menjadi tiga kilo total beratnya,” tutup warga yang beralamatkan Jalan Tjilik Riwut, KM 2,5 tersebut (ham/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/