Jumat, Juni 27, 2025
25.9 C
Palangkaraya

Gunung Rinjani Diserbu Bintang 1 di Google Maps oleh Netizen Brasil

GUNUNG Rinjani, salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia, mendapat gelombang ulasan bintang 1 di Google Maps dari netizen Brasil.

Aksi protes daring ini dipicu insiden tragis yang menimpa Juliana Marins, turis asal Brasil yang jatuh ke jurang sedalam 600 meter di kawasan Pelawangan Sembalun, dan baru berhasil dievakuasi empat hari kemudian.

Kolom ulasan Gunung Rinjani dibanjiri komentar bernada kekecewaan dan kritik tajam terhadap proses evakuasi.

Banyak warganet asal Brasil menilai respons yang diberikan oleh pihak terkait terlalu lambat dan kurang sigap dalam menangani situasi darurat.

Sementara itu, pihak Basarnas menjelaskan bahwa medan ekstrem dan kondisi kabut tebal menjadi tantangan utama dalam proses evakuasi.

Baca Juga :  Ini Saran Menkes soal Penelitian Apa yang Bisa Dilakukan Poltekkes Kemenkes

Namun penjelasan tersebut belum sepenuhnya meredam kritik publik, terutama dari komunitas Brasil yang menyoroti kurangnya kesiapan sistem penyelamatan di lokasi wisata yang ramai dikunjungi turis mancanegara itu.

Insiden ini turut memicu diskusi luas tentang standar keselamatan di destinasi wisata alam di Indonesia, terutama pada jalur-jalur ekstrem seperti pendakian Gunung Rinjani.

Banyak pihak menyerukan evaluasi prosedur tanggap darurat, pelatihan petugas, serta peningkatan fasilitas keamanan di area rawan kecelakaan. (abw)

GUNUNG Rinjani, salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia, mendapat gelombang ulasan bintang 1 di Google Maps dari netizen Brasil.

Aksi protes daring ini dipicu insiden tragis yang menimpa Juliana Marins, turis asal Brasil yang jatuh ke jurang sedalam 600 meter di kawasan Pelawangan Sembalun, dan baru berhasil dievakuasi empat hari kemudian.

Kolom ulasan Gunung Rinjani dibanjiri komentar bernada kekecewaan dan kritik tajam terhadap proses evakuasi.

Banyak warganet asal Brasil menilai respons yang diberikan oleh pihak terkait terlalu lambat dan kurang sigap dalam menangani situasi darurat.

Sementara itu, pihak Basarnas menjelaskan bahwa medan ekstrem dan kondisi kabut tebal menjadi tantangan utama dalam proses evakuasi.

Baca Juga :  Ini Saran Menkes soal Penelitian Apa yang Bisa Dilakukan Poltekkes Kemenkes

Namun penjelasan tersebut belum sepenuhnya meredam kritik publik, terutama dari komunitas Brasil yang menyoroti kurangnya kesiapan sistem penyelamatan di lokasi wisata yang ramai dikunjungi turis mancanegara itu.

Insiden ini turut memicu diskusi luas tentang standar keselamatan di destinasi wisata alam di Indonesia, terutama pada jalur-jalur ekstrem seperti pendakian Gunung Rinjani.

Banyak pihak menyerukan evaluasi prosedur tanggap darurat, pelatihan petugas, serta peningkatan fasilitas keamanan di area rawan kecelakaan. (abw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/