PALANGKA RAYA-Menempuh pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan gratis bagi jenjang dasar hingga menengah kini menjadi harapan besar masyarakat, terutama di Kota Palangka Raya.
Bagi banyak keluarga, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, biaya pendidikan sering kali menjadi beban berat. Kondisi ini mengakibatkan akses terhadap pendidikan berkualitas belum sepenuhnya merata.
Dari kenyataan tersebut, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin dan Achmad Zaini, menjadikan pendidikan gratis sebagai salah satu fokus utama visi misi mereka.
Pendidikan harus menjadi hak yang dapat diakses oleh setiap anak di kota ini, tanpa terkendala oleh keterbatasan finansial. Calon wakil wali kota Achmad Zaini menegaskan bahwa pasangan ini berkomitmen untuk memastikan setiap anak di Palangka Raya mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa biaya. Langkah ini diambil sebagai upaya konkret untuk menekan angka putus sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
“Kami tidak hanya menjanjikan, tetapi benar-benar akan merealisasikan pendidikan gratis di tingkat SD dan SMP. Tidak boleh ada lagi anak-anak yang berhenti sekolah karena alasan biaya,” ujar Zaini pada Rabu (23/10/2024).
Zaini berharap pendidikan gratis ini juga dapat menciptakan generasi muda yang lebih kompetitif dan siap bersaing di masa depan. Program pendidikan gratis bukan hanya untuk mengurangi beban biaya, tetapi juga dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah, kata Zaini, akan bekerja sama dengan sekolah, orang tua, dan lembaga pendidikan lainnya untuk memastikan program ini berjalan optimal dan tidak hanya menjadi janji politik.
“Kami ingin anak-anak Palangka Raya memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan diri. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan masa depan kota ini,” tambahnya.
Fairid-Zaini berjanji akan mengalokasikan anggaran pendidikan dengan tepat agar seluruh anak dari keluarga kurang mampu dapat menikmati pendidikan gratis. Mereka juga berencana melibatkan masyarakat dalam proses pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ini.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan sekolah, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan pendidikan gratis ini benar-benar dirasakan manfaatnya. Kami akan membuat mekanisme yang jelas agar bantuan ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan,” jelas Zaini.
Menurutnya, langkah ini diambil untuk memastikan keberlanjutan program serta mencegah masalah seperti penyalahgunaan anggaran atau kurangnya transparansi.
“Kami ingin membangun sistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi kebijakan ini sangat krusial,” ujarnya.
Meskipun program pendidikan gratis akan diterapkan secara menyeluruh, Zaini menegaskan bahwa prioritas utama tetap diberikan kepada anak-anak dari keluarga dengan ekonomi lemah. Pemerintah akan menyusun regulasi dan mekanisme yang jelas agar penerapan program ini tepat sasaran.
“Pendidikan adalah hak dasar bagi semua anak. Namun, kita perlu menetapkan ketentuan yang jelas agar bantuan benar-benar diberikan kepada mereka yang membutuhkan,” kata Zaini.
Pasangan Fairid-Zaini juga menegaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya akan membantu anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri, tetapi juga akan mencakup bantuan bagi siswa di sekolah swasta yang berasal dari keluarga prasejahtera.
“Jika ada siswa di sekolah swasta yang berasal dari keluarga kurang mampu, kami akan mempertimbangkan bantuan yang relevan agar semua anak dapat terus belajar dengan baik,” tambah Zaini.(mut/ram)