Kamis, November 21, 2024
28.6 C
Palangkaraya

Arema Juara karena Kompak Bertahan

SAMARINDA – Eduardo Almeida tidak memerlukan banyak gol untuk membawa Arema FC naik podium juara Piala Presiden 2022. Cukup mencetak satu gol di kandang sendiri, lalu menahan imbang tim lawan di rumahnya. Berkat motivasi berlipat dan semangat tinggi para pemain, sehingga Arema bisa mengamankan gelar juara untuk ketiga kalinya.

Strategi itu dipakai saat Singo Edan –julukan Arema FC– berhadapan dengan Borneo FC dalam laga final Piala Presiden 2022 yang dimainkan dengan sistem dua leg.

Arema FC menang 1-0 lewat gol Abel Issa Camara (15’) pada partai final leg pertama yang dimainkan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (14/7) malam.

Lalu, saat menjalani pertandingan final leg kedua di Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu malam (17/7), Singo Edan memakai strategi compact defense untuk mengincar hasil seri.

Dan, strategi itu sukses membuat para pemain Borneo FC frustrasi. Arema FC tidak kebobolan dan keluar sebagai juara Piala Presiden untuk kali ketiga.

Cara yang dipakai Arema itu hampir mirip dengan saat Singo Edan menjuarai Piala Presiden 2019. Saat itu, Arema FC yang bertemu Persebaya Surabaya sukses bermain imbang di kandang lawan. Lalu, Arema FC menang saat bermain di Malang.

Baca Juga :  Misi Sulit di Tunggal Putri

Namun, bedanya, Arema FC saat itu tidak murni bertahan. Singo Edan bisa menciptakan dua gol di Surabaya meski tim lawan juga mencetak dua gol. Lalu, di Malang, Singo Edan menang 2-0.

Almeida tidak peduli berapa banyak jumlah gol yang diciptakan Arema FC dalam final edisi kali ini. Berapa pun skornya, yang terpenting Arema FC juara. ’’Kami bisa juara karena bermain dengan motivasi 1.000 persen. Kami bekerja sangat keras dan konsisten menjaga kekompakan,’’ ucap mantan pelatih Semen Padang tersebut.

Almeida mengungkapkan, sejak awal, Arema FC sangat serius membidik gelar juara. Pelatih asal Portugal itu pun mendapat dukungan penuh dari manajemen.

”Karena itu, piala ini kami persembahkan untuk semua yang mendukung perjuangan Arema FC. Capaian ini bagus untuk modal kami mengarungi Liga 1,” tegas pelatih 44 tahun tersebut.

Fullback kiri sekaligus kapten Arema FC Johan Alfarizi tidak dapat menutupi kegembiraannya. Pemain yang pernah dipinjamkan ke Persija Jakarta itu harus bersusah payah merebut Piala Presiden 2022. Sebab, Pesut Etam –julukan Borneo FC– bermain sangat ofensif.

Baca Juga :  Son Heung-min Ingin Korsel Dapat Keajaiban Lawan Brasil

”Alhamdulillah, berkat rezeki dari Tuhan, kerja keras, dan dukungan suporter, kami bisa memenangkan Piala Presiden untuk kali ketiga,” ucap Alfarizi.

Di sisi lain, pelatih Borneo FC Milomir Seslija meminta maaf kepada suporter dan masyarakat Samarinda karena gagal memberikan gelar juara. Borneo FC sudah berusaha maksimal. Menyerang Arema FC dengan bertubi-tubi, tapi pertahanan Singo Edan sangat sulit ditembus.

”Cara mereka bertahan sangat bagus. Padahal, kami tidak henti-hentinya menyerang. Karena itu, kami akan memperbaiki cara bermain kami agar bisa lebih baik saat berkompetisi di Liga 1,” ucap pelatih asal Bosnia dan Herzegovina tersebut.

Meski finis sebagai runner-up Piala Presiden 2022, Milo –sapaan akrab Milomir Seslija– bangga dengan para pemainnya. Menurut dia, Stefano Lilipaly dan kawan-kawan bermain dengan rasa cinta kepada klub. ”Turnamen ini melelahkan. Capek di jalan. Tapi, para pemain menepis rasa lelah untuk berjuang demi Borneo FC,” imbuh Milo. (jpc/ko)

SAMARINDA – Eduardo Almeida tidak memerlukan banyak gol untuk membawa Arema FC naik podium juara Piala Presiden 2022. Cukup mencetak satu gol di kandang sendiri, lalu menahan imbang tim lawan di rumahnya. Berkat motivasi berlipat dan semangat tinggi para pemain, sehingga Arema bisa mengamankan gelar juara untuk ketiga kalinya.

Strategi itu dipakai saat Singo Edan –julukan Arema FC– berhadapan dengan Borneo FC dalam laga final Piala Presiden 2022 yang dimainkan dengan sistem dua leg.

Arema FC menang 1-0 lewat gol Abel Issa Camara (15’) pada partai final leg pertama yang dimainkan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (14/7) malam.

Lalu, saat menjalani pertandingan final leg kedua di Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu malam (17/7), Singo Edan memakai strategi compact defense untuk mengincar hasil seri.

Dan, strategi itu sukses membuat para pemain Borneo FC frustrasi. Arema FC tidak kebobolan dan keluar sebagai juara Piala Presiden untuk kali ketiga.

Cara yang dipakai Arema itu hampir mirip dengan saat Singo Edan menjuarai Piala Presiden 2019. Saat itu, Arema FC yang bertemu Persebaya Surabaya sukses bermain imbang di kandang lawan. Lalu, Arema FC menang saat bermain di Malang.

Baca Juga :  Misi Sulit di Tunggal Putri

Namun, bedanya, Arema FC saat itu tidak murni bertahan. Singo Edan bisa menciptakan dua gol di Surabaya meski tim lawan juga mencetak dua gol. Lalu, di Malang, Singo Edan menang 2-0.

Almeida tidak peduli berapa banyak jumlah gol yang diciptakan Arema FC dalam final edisi kali ini. Berapa pun skornya, yang terpenting Arema FC juara. ’’Kami bisa juara karena bermain dengan motivasi 1.000 persen. Kami bekerja sangat keras dan konsisten menjaga kekompakan,’’ ucap mantan pelatih Semen Padang tersebut.

Almeida mengungkapkan, sejak awal, Arema FC sangat serius membidik gelar juara. Pelatih asal Portugal itu pun mendapat dukungan penuh dari manajemen.

”Karena itu, piala ini kami persembahkan untuk semua yang mendukung perjuangan Arema FC. Capaian ini bagus untuk modal kami mengarungi Liga 1,” tegas pelatih 44 tahun tersebut.

Fullback kiri sekaligus kapten Arema FC Johan Alfarizi tidak dapat menutupi kegembiraannya. Pemain yang pernah dipinjamkan ke Persija Jakarta itu harus bersusah payah merebut Piala Presiden 2022. Sebab, Pesut Etam –julukan Borneo FC– bermain sangat ofensif.

Baca Juga :  Son Heung-min Ingin Korsel Dapat Keajaiban Lawan Brasil

”Alhamdulillah, berkat rezeki dari Tuhan, kerja keras, dan dukungan suporter, kami bisa memenangkan Piala Presiden untuk kali ketiga,” ucap Alfarizi.

Di sisi lain, pelatih Borneo FC Milomir Seslija meminta maaf kepada suporter dan masyarakat Samarinda karena gagal memberikan gelar juara. Borneo FC sudah berusaha maksimal. Menyerang Arema FC dengan bertubi-tubi, tapi pertahanan Singo Edan sangat sulit ditembus.

”Cara mereka bertahan sangat bagus. Padahal, kami tidak henti-hentinya menyerang. Karena itu, kami akan memperbaiki cara bermain kami agar bisa lebih baik saat berkompetisi di Liga 1,” ucap pelatih asal Bosnia dan Herzegovina tersebut.

Meski finis sebagai runner-up Piala Presiden 2022, Milo –sapaan akrab Milomir Seslija– bangga dengan para pemainnya. Menurut dia, Stefano Lilipaly dan kawan-kawan bermain dengan rasa cinta kepada klub. ”Turnamen ini melelahkan. Capek di jalan. Tapi, para pemain menepis rasa lelah untuk berjuang demi Borneo FC,” imbuh Milo. (jpc/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/