Rabu, September 25, 2024
23.6 C
Palangkaraya

Waduh, Prestasi Kalteng pada PON Kali Ini Merosot, Siapa Bertanggung Jawab?

PALANGKA RAYA-Pencapaian kontingen Kalimantan Tengah (Kalteng) pada ajang PON XXI Aceh-Sumatera Utara terbilang belum memuaskan. Prestasi yang diraih kali ini merosot dari PON edisi sebelumnya.

Pada pesta olaraga nasional empat tahunan ini, Kalteng hanya mengoleksi 13 medali, terdiri dari 1 emas, 9 perak, dan 3 perunggu.

Pengamat olahraga Hatir Sata Tarigan juga mengungkapkan rasa prihatin terhadap pencapaian tersebut. Menurutnya Kalteng perlu meningkatkan peringkat pada tiap periode PON.

“Saat ini kita perlu prihatin dengan prestasi perwakilan kita. Dari sisi pendanaan, KONI Kalteng sebenarnya telah mendapatkan alokasi terbesar,” kata Hatir Sata Tarigan.

Ia juga menekankan pentingnya evaluasi usai perhelatan ini, untuk mengetahui kendala yang dihadapi para atlet hingga mengalami penurunan prestasi.

Hatir berharap cabang olahraga (cabor) yang berhasil meraih medali dapat dikembangkan lebih lanjut, agar dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasinya di masa mendatang.

Baca Juga :  Arema Juara karena Kompak Bertahan

“Contohnya cabor dayung, seharusnya bisa mempertahankan prestasi. Jika pada PON Papua meraih emas, maka di PON Sumut-Aceh minimal harus bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan raihan medali. Begitu juga dengan cabor drumband yang kali ini meraih emas, seharusnya prestasi tersebut dapat ditingkatkan, bukan justru menurun,” ujarnya.

Hatir menekankan persiapan atlet harus dilakukan dalam jangka panjang, agar hasil yang didapatkan optimal. Ia menambahkan, siapa pun pemimpin masa depan, harus memperhatikan perkembangan para atlet Kalteng.

“Pemimpin yang akan datang harus mampu memperhatikan para atlet dan menempatkan orang-orang yang kompeten untuk mengurus mereka dengan baik,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kalteng melalui Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Subandi S Musan, mengaku cukup puas dengan pencapaian cabor dayung Kalteng pada PON tahun ini, dengan meraih 4 medali perak.

Menurut Subandi, perolehan tersebut sebanding dengan persiapan yang dilakukan oleh para atlet, yang dimulai bulan Mei 2024.

Baca Juga :  Kemenangan di Depan Mata Ambyar, Lini Belakang Kurang Konsentrasi

“Lawan yang kami hadapi di PON kali ini adalah atlet dengan persiapan matang, terutama perwakilan Jawa Barat dan Jawa Timur. Meski begitu, kami berhasil meraih empat perak yang terasa seperti emas, karena itu hasil dari perjuangan keras kami,” ujar Subandi.

Meski demikian, pencapaian ini dikatakannya menurun dibandingkan perolehan pada PON sebelumnya di Papua, yang mana cabor dayung berhasil membawa pulang medali emas.

Subandi mengakui bahwa salah satu penyebabnya adalah persiapan yang terbilang singkat. Ia berharap pada PON berikutnya, para atlet Kalteng memiliki persiapan yang lebih matang.

“Kami berharap pemerintah daerah maupun para pemangku kepentingan dapat memberikan waktu latihan yang lebih lama. Jika ingin mencapai target yang lebih tinggi, idealnya persiapan harus dilakukan setidaknya selama satu tahun,” tutup Subandi. (irj/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Pencapaian kontingen Kalimantan Tengah (Kalteng) pada ajang PON XXI Aceh-Sumatera Utara terbilang belum memuaskan. Prestasi yang diraih kali ini merosot dari PON edisi sebelumnya.

Pada pesta olaraga nasional empat tahunan ini, Kalteng hanya mengoleksi 13 medali, terdiri dari 1 emas, 9 perak, dan 3 perunggu.

Pengamat olahraga Hatir Sata Tarigan juga mengungkapkan rasa prihatin terhadap pencapaian tersebut. Menurutnya Kalteng perlu meningkatkan peringkat pada tiap periode PON.

“Saat ini kita perlu prihatin dengan prestasi perwakilan kita. Dari sisi pendanaan, KONI Kalteng sebenarnya telah mendapatkan alokasi terbesar,” kata Hatir Sata Tarigan.

Ia juga menekankan pentingnya evaluasi usai perhelatan ini, untuk mengetahui kendala yang dihadapi para atlet hingga mengalami penurunan prestasi.

Hatir berharap cabang olahraga (cabor) yang berhasil meraih medali dapat dikembangkan lebih lanjut, agar dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasinya di masa mendatang.

Baca Juga :  Arema Juara karena Kompak Bertahan

“Contohnya cabor dayung, seharusnya bisa mempertahankan prestasi. Jika pada PON Papua meraih emas, maka di PON Sumut-Aceh minimal harus bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan raihan medali. Begitu juga dengan cabor drumband yang kali ini meraih emas, seharusnya prestasi tersebut dapat ditingkatkan, bukan justru menurun,” ujarnya.

Hatir menekankan persiapan atlet harus dilakukan dalam jangka panjang, agar hasil yang didapatkan optimal. Ia menambahkan, siapa pun pemimpin masa depan, harus memperhatikan perkembangan para atlet Kalteng.

“Pemimpin yang akan datang harus mampu memperhatikan para atlet dan menempatkan orang-orang yang kompeten untuk mengurus mereka dengan baik,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kalteng melalui Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Subandi S Musan, mengaku cukup puas dengan pencapaian cabor dayung Kalteng pada PON tahun ini, dengan meraih 4 medali perak.

Menurut Subandi, perolehan tersebut sebanding dengan persiapan yang dilakukan oleh para atlet, yang dimulai bulan Mei 2024.

Baca Juga :  Kemenangan di Depan Mata Ambyar, Lini Belakang Kurang Konsentrasi

“Lawan yang kami hadapi di PON kali ini adalah atlet dengan persiapan matang, terutama perwakilan Jawa Barat dan Jawa Timur. Meski begitu, kami berhasil meraih empat perak yang terasa seperti emas, karena itu hasil dari perjuangan keras kami,” ujar Subandi.

Meski demikian, pencapaian ini dikatakannya menurun dibandingkan perolehan pada PON sebelumnya di Papua, yang mana cabor dayung berhasil membawa pulang medali emas.

Subandi mengakui bahwa salah satu penyebabnya adalah persiapan yang terbilang singkat. Ia berharap pada PON berikutnya, para atlet Kalteng memiliki persiapan yang lebih matang.

“Kami berharap pemerintah daerah maupun para pemangku kepentingan dapat memberikan waktu latihan yang lebih lama. Jika ingin mencapai target yang lebih tinggi, idealnya persiapan harus dilakukan setidaknya selama satu tahun,” tutup Subandi. (irj/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/