PARIS – Nasib tragis menimpa Timnas Uzbekistan U-23 di ajang sepak bola Olimpiade 2024 Paris. Tim yang pernah melukai hati Timnas Indonesia U-23 di semifinal Piala Asia U-23 2024 ini harus menelan pil pahit menjadi tim pertama yang tersingkir di fase grup. Mimpi indah yang sempat dibangun di Qatar kini berakhir tragis di tanah Eropa.
Perjalanan Uzbekistan di Olimpiade 2024 dimulai dengan langkah yang penuh harapan. Berada di Grup C bersama Spanyol, Mesir, dan Republik Dominika, mereka diharapkan dapat menunjukkan performa terbaiknya seperti di Piala Asia U-23.
Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Pada pertandingan pertama Rabu 24 Juli 2024, Uzbekistan harus mengakui keunggulan Spanyol dengan skor tipis 1-2. Kekalahan ini tentu menjadi beban psikologis bagi para pemain.
Harapan untuk bangkit di pertandingan kedua melawan Mesir juga pupus. Pertandingan yang berlangsung hingga dini hari Minggu 28 Juli 2024, itu berakhir dengan kekalahan 0-1 untuk Uzbekistan. Dengan dua kali kekalahan, Uzbekistan dipastikan tersingkir dari fase grup meski masih menyisakan satu pertandingan lagi melawan Republik Dominika. Poin yang mereka kumpulkan nol, dan hasil laga terakhir tidak akan cukup untuk mengantarkan mereka ke babak perempat final.
Tragedi ini semakin ironis jika mengingat perjalanan Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Pada turnamen yang berlangsung di Qatar, Uzbekistan tampil gemilang dan berhasil mencapai final. Dalam perjalanan menuju final, mereka berhasil menaklukkan Timnas Indonesia U-23 dengan skor 2-0 di semifinal.
Pertandingan tersebut meninggalkan luka mendalam bagi Timnas Indonesia, terutama bagi sang kapten, Rizky Ridho, yang mendapatkan
kartu merah setelah dinilai melakukan pelanggaran keras pada menit ke-84. Meski insiden tersebut dinilai kontroversial, hasil akhir tetap tidak menguntungkan bagi Indonesia.
Tragedi Uzbekistan di Olimpiade Paris 2024 menjadi bukti betapa kerasnya persaingan di dunia sepak bola. Meskipun mereka berhasil menaklukkan Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia, perjalanan mereka di Paris berakhir dengan kepahitan. Ini adalah cerita tentang keberanian, kegigihan, dan akhirnya, tentang realitas yang sering kali tidak sesuai dengan harapan.
Namun, setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Bagi Uzbekistan, ini adalah kesempatan untuk belajar dan bangkit kembali. Bagi Indonesia, ini adalah motivasi untuk terus berjuang dan mencapai impian yang lebih tinggi di masa depan. (jpc)