Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Target 8 Besar, Tapi Dapat Perunggu

Tak Diunggulkan di Olimpiade 2020, Lifter Muda Indonesia Raih Medali

TOKYO – Keajaiban datang dari cabang olahraga angkat besi kelas 73 kilogram. Lifter muda Indonesia Rahmat Erwin Abdullah yang datang sebagai debutan dan hanya ditarget masuk delapan besar, secara mengejutkan meraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020.

Dalam kualifikasi, Erwin hanya berada di ranking 11 dunia dan cuma lolos berdasarkan IWF Absolute Continental Ranking wakil dari Asia. Erwin tidak masuk dalam delapan besar IWF Absolute World Ranking yang dirilis federasi angkat besi dunia, IWF.

Hanya 14 lifter terbaik yang berhak berlaga di Olimpiade. Dan akhirnya, Erwin berhasil mewakili benua Asia tetapi harus puas bertarung di Grup B.

Erwin memang sangat tidak dijagokan meraih medali. Tetapi dia berlaga dengan sangat mantap di kelas B. Erwin mencatat angkatan terbaik pada snatch dengan 152kg. Sedangkan pada clean and jerk dia mampu mencatat angkatan terbaik 190kg. Total, Erwin membukukan angkatan 342kg.

Baca Juga :  Siap Menyambut Messi, PSG Sewa Menara Eiffel

Ini sangat luar biasa. Angkatan itu sangat jauh dibandingkan dengan total angkatan 335kg yang dia catat pada Kejuaraan Dunia 2021 di Tashkent, Uzbekistan.

“Cukup puas dengan angkatan hari ini. Kini tinggal menunggu Grup A dan semoga saya bisa mendapatkan medali,” kata Erwin dalam siaran pers NOC Indonesia.

Pemuda 20 tahun asal Makassar tersebut menjelaskan, bahwa dia sempat mengalami kendala genting saat pertandingan. Hamstring paha kanannya cedera ketika melakukan pemanasan clean and jerk.

Hal ini pula yang menyebabkan Erwin tidak bisa melakukan angkatan maksimal. Termasuk saat tak berhasil melakukan angkatan clean and jerk 190kg di percobaan kedua.

“Saya juga tidak tahu mengapa paha belakang saya cedera. Tidak pernah sebelumnya seperti ini. Kalau dalam kondisi normal, saya mungkin bisa mengangkat 200kg clean and jerk. Padahal waktu angkatan snatch sudah enak banget, powernya juga sudah dapat,” kata Erwin.

Baca Juga :  Sinergi Mempercepat Pembangunan

Ternyata harapan Erwin untuk meraih medali terealisasi. Dia unggul hanya 1kg saja dari lifter Albania Briken Calja yang mencatat total angkatan 341kg. Calja yang bertarung di Grup A akhirnya berada di posisi keempat.

Peraih emas kelas 73kg adalah lifter Tiongkok Shi Zhiyong. Dia mencatat total angkatan 364kg. Itu adalah rekor dunia sekaligus rekor Olimpiade baru kelas 73kg. Sementara itu, lifter Venezuela meraih perak dengan total angkatan 346kg.

Sekali lagi, keberhasilan Erwin ini adalah sebuah kejutan luar biasa. Sebab, empat lifter Grup B yang bertarung langsung dengan Erwin, menempati posisi empat terbawah yakni posisi 11 sampai 14.

Dengan tambahan perunggu dari Erwin, Indonesia mengumpulkan tiga medali pada Tokyo 2020. Dua medali sebelumnya juga berasal dari angkat besi. Yakni perunggu lewat Windy Cantika Aisah pada kelas 49kg putri dan Eko Yuli Irawan yang meraih perak 61kg. (jpc)

Tak Diunggulkan di Olimpiade 2020, Lifter Muda Indonesia Raih Medali

TOKYO – Keajaiban datang dari cabang olahraga angkat besi kelas 73 kilogram. Lifter muda Indonesia Rahmat Erwin Abdullah yang datang sebagai debutan dan hanya ditarget masuk delapan besar, secara mengejutkan meraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020.

Dalam kualifikasi, Erwin hanya berada di ranking 11 dunia dan cuma lolos berdasarkan IWF Absolute Continental Ranking wakil dari Asia. Erwin tidak masuk dalam delapan besar IWF Absolute World Ranking yang dirilis federasi angkat besi dunia, IWF.

Hanya 14 lifter terbaik yang berhak berlaga di Olimpiade. Dan akhirnya, Erwin berhasil mewakili benua Asia tetapi harus puas bertarung di Grup B.

Erwin memang sangat tidak dijagokan meraih medali. Tetapi dia berlaga dengan sangat mantap di kelas B. Erwin mencatat angkatan terbaik pada snatch dengan 152kg. Sedangkan pada clean and jerk dia mampu mencatat angkatan terbaik 190kg. Total, Erwin membukukan angkatan 342kg.

Baca Juga :  Siap Menyambut Messi, PSG Sewa Menara Eiffel

Ini sangat luar biasa. Angkatan itu sangat jauh dibandingkan dengan total angkatan 335kg yang dia catat pada Kejuaraan Dunia 2021 di Tashkent, Uzbekistan.

“Cukup puas dengan angkatan hari ini. Kini tinggal menunggu Grup A dan semoga saya bisa mendapatkan medali,” kata Erwin dalam siaran pers NOC Indonesia.

Pemuda 20 tahun asal Makassar tersebut menjelaskan, bahwa dia sempat mengalami kendala genting saat pertandingan. Hamstring paha kanannya cedera ketika melakukan pemanasan clean and jerk.

Hal ini pula yang menyebabkan Erwin tidak bisa melakukan angkatan maksimal. Termasuk saat tak berhasil melakukan angkatan clean and jerk 190kg di percobaan kedua.

“Saya juga tidak tahu mengapa paha belakang saya cedera. Tidak pernah sebelumnya seperti ini. Kalau dalam kondisi normal, saya mungkin bisa mengangkat 200kg clean and jerk. Padahal waktu angkatan snatch sudah enak banget, powernya juga sudah dapat,” kata Erwin.

Baca Juga :  Sinergi Mempercepat Pembangunan

Ternyata harapan Erwin untuk meraih medali terealisasi. Dia unggul hanya 1kg saja dari lifter Albania Briken Calja yang mencatat total angkatan 341kg. Calja yang bertarung di Grup A akhirnya berada di posisi keempat.

Peraih emas kelas 73kg adalah lifter Tiongkok Shi Zhiyong. Dia mencatat total angkatan 364kg. Itu adalah rekor dunia sekaligus rekor Olimpiade baru kelas 73kg. Sementara itu, lifter Venezuela meraih perak dengan total angkatan 346kg.

Sekali lagi, keberhasilan Erwin ini adalah sebuah kejutan luar biasa. Sebab, empat lifter Grup B yang bertarung langsung dengan Erwin, menempati posisi empat terbawah yakni posisi 11 sampai 14.

Dengan tambahan perunggu dari Erwin, Indonesia mengumpulkan tiga medali pada Tokyo 2020. Dua medali sebelumnya juga berasal dari angkat besi. Yakni perunggu lewat Windy Cantika Aisah pada kelas 49kg putri dan Eko Yuli Irawan yang meraih perak 61kg. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/