Kamis, Juni 5, 2025
29.5 C
Palangkaraya

Kritik Keras Pembinaan Sepak Bola, Ini Kriteria Pemain Idaman Simon Tahamata

PSSI sudah menunjuk Simon Tahamata sebagai kepala pemandu bakat timnas Indonesia. Saat ditemui media di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (2/6/2025), ia membeberkan kriteria pemain yang diinginkannya untuk memperkuat skuad Garuda.

Pria yang akrab dipanggil Om Simon ini lebih menyukai pemain yang kedua kakinya aktif.

“Saya ingin memilih pemain yang bisa menggunakan kedua kaki, teknis sangat bagus, mental, harus menjadi pemenang,” kata Simon Tahamata, dilansir dari BolaSport.com.

“Semuanya yang diperlukan oleh pemain profesional,” lanjut eks pemain Ajax itu.

Pemain Indonesia memang kalah tinggi jika dibandingkan pemain-pemain asal Eropa.

Pria yang pernah bekerja di Akademi Ajax itu mencontohkan dirinya yang memiliki postur kecil tapi bisa bersaing di Eropa.

Meski begitu, menurutnya postur kecil bisa diakali dengan strategi yan cerdik.

Baca Juga :  Barito Putera Terancam Degradasi, Tapi Laga Terakhir Bisa Jadi Penyelamat!

“Saya kecil, tetapi setelah bermain dengan orang-orang yang tinggi-tinggi, saya harus pakai cara lain, harus pintar,” ucapnya.

Terkait pemain-pemain yang akan dibidik sebagai talenta timnas Indonesia, Simon mengutamakan pemain lokal ketimbang keturunan.

“Mungkin kalau kita hanya memakai anak-anak dari luar Indonesia, tidak. Saya tidak mau,” ucap Simon, dilansir dari CNN Indonesia.

Sejak 22 Mei 2025, Simon mengemban tugas mencari bakat-bakat baru bagi timnas Indonesia. Pemain-pemain ini bakal dicari Simon, baik dari dalam negeri maupun di luar negeri.

Ia menilai pembinaan usai muda di Indonesia saat ini terlambat jika dibandingkan dengan Belanda.

Di Belanda, pembinaan sudah dimulai dari usia di bawah delapan tahun.

Sementara di Indonesia pembinaan baru dimulai di atas usia tersebut.

Baca Juga :  Lanjutan Kompetisi Liga 1 Masih Misteri

“Mulai dari (pembinaan), kami di Belanda mulai dari di bawah 8 tahun, di sini di bawah 13, 15 anak, itu sudah terlambat,” kata pria kelahiran Vught itu.

Dilansir dari Wilkipedia, Simon Melkianus Tahamata merupakan mantan pemain sepak bola Belanda yang pernah bermain untuk klub Belanda dan Belgia.

Dia telah bermain 22 kali untuk tim nasional Belanda dan mencetak dua gol. Tahamata lahir di Belanda, tetapi mengambil kewarganegaraan Belgia pada tahun 1990.

Karena segudang prestasi yang dimiliki serta darah keturunan Indonesia yang mengalir di tubuhnya, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir mempercayakan Simon mengemban tugas memantau talenta-talenta potensial yang bisa direkrut untuk memperkuat timnas Indonesia. (psn)

 

 

PSSI sudah menunjuk Simon Tahamata sebagai kepala pemandu bakat timnas Indonesia. Saat ditemui media di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (2/6/2025), ia membeberkan kriteria pemain yang diinginkannya untuk memperkuat skuad Garuda.

Pria yang akrab dipanggil Om Simon ini lebih menyukai pemain yang kedua kakinya aktif.

“Saya ingin memilih pemain yang bisa menggunakan kedua kaki, teknis sangat bagus, mental, harus menjadi pemenang,” kata Simon Tahamata, dilansir dari BolaSport.com.

“Semuanya yang diperlukan oleh pemain profesional,” lanjut eks pemain Ajax itu.

Pemain Indonesia memang kalah tinggi jika dibandingkan pemain-pemain asal Eropa.

Pria yang pernah bekerja di Akademi Ajax itu mencontohkan dirinya yang memiliki postur kecil tapi bisa bersaing di Eropa.

Meski begitu, menurutnya postur kecil bisa diakali dengan strategi yan cerdik.

Baca Juga :  Barito Putera Terancam Degradasi, Tapi Laga Terakhir Bisa Jadi Penyelamat!

“Saya kecil, tetapi setelah bermain dengan orang-orang yang tinggi-tinggi, saya harus pakai cara lain, harus pintar,” ucapnya.

Terkait pemain-pemain yang akan dibidik sebagai talenta timnas Indonesia, Simon mengutamakan pemain lokal ketimbang keturunan.

“Mungkin kalau kita hanya memakai anak-anak dari luar Indonesia, tidak. Saya tidak mau,” ucap Simon, dilansir dari CNN Indonesia.

Sejak 22 Mei 2025, Simon mengemban tugas mencari bakat-bakat baru bagi timnas Indonesia. Pemain-pemain ini bakal dicari Simon, baik dari dalam negeri maupun di luar negeri.

Ia menilai pembinaan usai muda di Indonesia saat ini terlambat jika dibandingkan dengan Belanda.

Di Belanda, pembinaan sudah dimulai dari usia di bawah delapan tahun.

Sementara di Indonesia pembinaan baru dimulai di atas usia tersebut.

Baca Juga :  Lanjutan Kompetisi Liga 1 Masih Misteri

“Mulai dari (pembinaan), kami di Belanda mulai dari di bawah 8 tahun, di sini di bawah 13, 15 anak, itu sudah terlambat,” kata pria kelahiran Vught itu.

Dilansir dari Wilkipedia, Simon Melkianus Tahamata merupakan mantan pemain sepak bola Belanda yang pernah bermain untuk klub Belanda dan Belgia.

Dia telah bermain 22 kali untuk tim nasional Belanda dan mencetak dua gol. Tahamata lahir di Belanda, tetapi mengambil kewarganegaraan Belgia pada tahun 1990.

Karena segudang prestasi yang dimiliki serta darah keturunan Indonesia yang mengalir di tubuhnya, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir mempercayakan Simon mengemban tugas memantau talenta-talenta potensial yang bisa direkrut untuk memperkuat timnas Indonesia. (psn)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/