KALTENG POS-Kabar mengejutkan mengguncang jagat sepak bola Prancis. Olympique Lyonnais (Lyon), salah satu klub legendaris dan raksasa Ligue 1, secara resmi terdegradasi ke Ligue 2 mulai musim depan. Keputusan drastis ini bukan karena performa buruk di lapangan, melainkan akibat krisis finansial parah yang membelit klub.
Lyon, dengan tujuh gelar Ligue 1 dan sejarah gemilang hingga semifinal Liga Champions, harus menerima kenyataan pahit ini setelah keputusan Otoritas Sepak Bola Prancis pada Selasa (24/6) waktu setempat. Meskipun finis di posisi keenam musim lalu, pencapaian yang semestinya mengamankan posisi mereka di kasta tertinggi, masalah keuangan dan administrasi menjadi batu sandungan utama.
Kronologi Krisis Keuangan Lyon
Dilansir dari Sporting News, degradasi Lyon ke divisi dua Liga Prancis musim 2025/2026 menjadi sorotan. Badan otoritas sepak bola Prancis, melalui Direktorat Nasional Kontrol Manajemen (DNCG), telah memberikan peringatan kepada Lyon sejak November lalu terkait masalah keuangan. DNCG meragukan upaya klub untuk membalikkan situasi finansial mereka yang terus memburuk.
Menurut L’Equipe, banding terakhir yang diajukan oleh Presiden Lyon, John Textor, dan Direktur Sepak Bola, Michael Gerlinger, pada Selasa lalu tidak berhasil meyakinkan DNCG. Padahal, Textor sebelumnya telah mengambil langkah signifikan dengan menjual 45 persen sahamnya di Crystal Palace senilai 200 juta euro dan mendapatkan 42 juta euro dari penjualan penyerang bintang Rayan Cherki ke Manchester City di awal musim panas.
“Kami telah melakukan berbagai langkah investasi dalam beberapa pekan terakhir,” ujar Textor kepada L’Equipe beberapa hari sebelum keputusan, seraya menambahkan, “Semuanya baik secara finansial.” Namun, pernyataan tersebut tampaknya tidak cukup untuk meredakan kekhawatiran DNCG.
Musim gugur lalu, Lyon melaporkan utang sekitar 505 juta euro, termasuk 161,7 juta euro dalam bentuk utang jangka pendek, meningkat 61 juta euro dari tahun sebelumnya. Untuk mengatasi masalah ini, klub bahkan telah menjual klub NWSL, OL Reign (sekarang Reign FC), serta saham di stadion mereka, OL Vallee Arena (juga dikenal sebagai Groupama Stadium). L’Equipe berspekulasi bahwa dana yang didapat dari langkah-langkah ini mungkin tidak datang tepat waktu untuk meyakinkan DNCG.
Lyon memiliki kesempatan untuk mengajukan banding atas keputusan degradasi ini, dan dipastikan akan melakukannya. Jika banding tersebut gagal, maka Lyon akan berkompetisi di Ligue 2 musim depan. Klub dihadapkan pada tantangan besar untuk menyeimbangkan skuad agar mampu bersaing memperebutkan promosi kembali ke Ligue 1, sekaligus menyeimbangkan pembukuan untuk memulihkan keuangan mereka.
Penjualan Cherki memberikan sedikit kelonggaran finansial, namun juga melemahkan tim secara signifikan. Klub mungkin perlu mempertimbangkan penjualan pemain dengan gaji tertinggi lainnya seperti Alexandre Lacazette, Nemanja Matic, dan Corentin Tolisso untuk meringankan beban keuangan.
Selain itu, kualifikasi Lyon ke Liga Europa melalui posisi akhir mereka di liga musim lalu juga terancam. Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA masih akan meninjau situasi mereka, dan keputusannya akan menentukan apakah Lyon akan mempertahankan tempat mereka di kompetisi Eropa atau jika Strasbourg yang akan menggantikan mereka. ***