MENJADI seorang dokter bukanlah tentang profesi yang identik dengan baju putih dan stetoskop yang bergantung di leher, tetapi bagaimana seorang individu yang dipercaya membantu merawat dan menyembuhkan sesama dari penyakit yang diderita. Hal itulah yang tertanam dalam diri dokter muda bernama Karina Agusta Putri. Keinginannya adalah selalu bisa hadir membantu sesama.
LIRA Septari resmi menyandang gelar dokter (dr). Namanya diumumkan sebagai lulusan terbaik keempat pada pelantikan dan pengambilan sumpah dokter angkatan XXI Fakultas Kedokteran UPR, 2 Agustus lalu. Gadis kelahiran Kuala Kurun 13 September 1999 itu tak menyangka akan meraih IPK tinggi dan mendapat predikat sangat memuaskan.
Semangat untuk menjadi seorang dokter ditunjukkan Santa Eliska Br Gurusinga. Meski gagal saat pertama kali mendaftar ke fakultas kedokteran, tak menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang. Kegigihannya itu telah mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Palangka Raya (UPR).
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Palangka Raya (UPR) telah melaksanakan pelantikan dan sumpah dokter angkatan XXV. Pengambilan sumpah tersebut berlangsung di Aula Rahan, Rabu (2/8). Dokter (dr) Satria Saputra menjadi pusat perhatian karena lulus dengan predikat cum laude dan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,76.
Nama panggilannya Lulu. Impiannya menjadi dokter telah terbentuk sejak kecil. Wanita berusia 24 tahun itu termotivasi besar menjadi tenaga medis merupakan cita-cita yang mulia. Wanita yang berulang tahun setiap 31 Oktober itu, selama menempuh studinya, sudah sering memeriksa jenazah (kadaver) hingga sempat membuatnya tertarik mendalami ilmu anatomi.
Fenomena pedikulosis kapitis atau kutu rambut sering ditemukan di masyarakat. Biasanya dialami kaum perempuan, khususnya anak-anak. Kondisi ini memotivasi dr Reza Kurnia Rahmawati melakukan penelitian yang tentunya manfaat bagi anak-anak perempuan di Kota Palangka Raya.
Tidak mudah bagi dokter muda yang harus menyelesaikan ko-asisten (koas) di masa pandemi Covid-19. Baru pertama kali terjun ke lapangan, mental sebagai dokter muda betul-betul diuji. Begini cerita Febianne Pujihu Panji Moetar.
Adelia Hanny Tiara sudah diambil sumpah dokter pada Kamis (19/1), bersama dengan 26 orang dokter muda lain. Ia meraih nilai tertinggi sehingga lulus dengan nilai terbaik. Selain pintar, anak sulung ini sangat suka menjelajah desa-desa untuk memberikan penyuluhan dan mengikuti kegiatan kemanusiaan.