Senin, Mei 12, 2025
23.2 C
Palangkaraya

Ini Makanan Fermentasi dari Durian yang Wajib Anda Coba Kalau ke Kalteng

PALANGKA RAYA – Di balik aroma tajam buah durian, tersimpan satu sajian khas yang menggoda selera dan menyimpan cerita panjang tentang tradisi: Tempoyak. Makanan hasil fermentasi daging durian ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan kuliner Kalimantan Tengah.

Proses pembuatannya terbilang sederhana namun sarat makna. Daging durian matang dicampur sedikit garam, lalu disimpan selama beberapa hari dalam wadah tertutup. Seiring waktu, fermentasi pun mengubah rasa manis menjadi asam menyengat, berpadu dengan aroma khas durian yang menggugah selera bagi para penikmatnya.

Tempoyak bisa langsung disantap, namun lebih sering diolah menjadi bumbu masakan yang memperkaya rasa. Salah satu hidangan andalannya adalah ikan baung masak tempoyak—perpaduan sempurna antara gurihnya ikan sungai dan rasa asam khas tempoyak yang menggigit. Tak heran jika menu ini menjadi favorit di warung-warung makan tradisional Kalimantan Tengah.

Baca Juga :  Mentan Kunjungan Kawasan Food Estate, Sebut Proyek Lumbung Pangan Tak Mudah

Tak hanya itu, tempoyak juga nikmat disulap menjadi tumis udang tempoyak atau sambal tempoyak yang ditumis bersama irisan bawang merah, bawang putih, serta tambahan garam dan gula. Rasanya? Pedas, asam, gurih—membangkitkan selera dalam setiap suapan.

Meski tempoyak juga dikenal di daerah lain seperti Sumatera dan Kalimantan Selatan, di tangan masyarakat Kalimantan Tengah, sajian ini menjelma menjadi identitas rasa sekaligus warisan yang terus dijaga. Di balik keunikannya, tempoyak mengajarkan bahwa dari fermentasi sederhana bisa lahir rasa luar biasa yang mengikat memori dan budaya.

Melestarikan tempoyak bukan hanya soal menjaga resep, tetapi juga merawat akar tradisi yang telah hidup puluhan tahun di tengah masyarakat.(ovi)

Baca Juga :  Waspadai Makanan Kedaluwarsa, Dinkes Ingatkan Pelaku Usaha

 

PALANGKA RAYA – Di balik aroma tajam buah durian, tersimpan satu sajian khas yang menggoda selera dan menyimpan cerita panjang tentang tradisi: Tempoyak. Makanan hasil fermentasi daging durian ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan kuliner Kalimantan Tengah.

Proses pembuatannya terbilang sederhana namun sarat makna. Daging durian matang dicampur sedikit garam, lalu disimpan selama beberapa hari dalam wadah tertutup. Seiring waktu, fermentasi pun mengubah rasa manis menjadi asam menyengat, berpadu dengan aroma khas durian yang menggugah selera bagi para penikmatnya.

Tempoyak bisa langsung disantap, namun lebih sering diolah menjadi bumbu masakan yang memperkaya rasa. Salah satu hidangan andalannya adalah ikan baung masak tempoyak—perpaduan sempurna antara gurihnya ikan sungai dan rasa asam khas tempoyak yang menggigit. Tak heran jika menu ini menjadi favorit di warung-warung makan tradisional Kalimantan Tengah.

Baca Juga :  Mentan Kunjungan Kawasan Food Estate, Sebut Proyek Lumbung Pangan Tak Mudah

Tak hanya itu, tempoyak juga nikmat disulap menjadi tumis udang tempoyak atau sambal tempoyak yang ditumis bersama irisan bawang merah, bawang putih, serta tambahan garam dan gula. Rasanya? Pedas, asam, gurih—membangkitkan selera dalam setiap suapan.

Meski tempoyak juga dikenal di daerah lain seperti Sumatera dan Kalimantan Selatan, di tangan masyarakat Kalimantan Tengah, sajian ini menjelma menjadi identitas rasa sekaligus warisan yang terus dijaga. Di balik keunikannya, tempoyak mengajarkan bahwa dari fermentasi sederhana bisa lahir rasa luar biasa yang mengikat memori dan budaya.

Melestarikan tempoyak bukan hanya soal menjaga resep, tetapi juga merawat akar tradisi yang telah hidup puluhan tahun di tengah masyarakat.(ovi)

Baca Juga :  Waspadai Makanan Kedaluwarsa, Dinkes Ingatkan Pelaku Usaha

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/