BANDUNG bukan hanya dikenal sebagai kota kreatif dan sejuk, tapi juga sebagai kota yang kaya akan peninggalan arsitektur kolonial.
Di balik rindangnya pepohonan yang membingkai jalan-jalan utama, berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang Kota Kembang.
Jika kamu berencana menjelajah Bandung, deretan bangunan bergaya Belanda ini tak boleh dilewatkan.
Selain memiliki nilai sejarah tinggi, beberapa di antaranya menyimpan cerita mistis yang bikin merinding.
Berikut delapan bangunan bergaya kolonial yang wajib kamu kunjungi:
1. Hotel Grand Savoy Homann Bidakara
Jl. Asia Afrika No. 112
Di antara gemerlap kawasan Asia Afrika dan pesona jalan Braga, berdiri megah Hotel Grand Savoy Homann. Dibangun pada 1888 oleh seorang imigran Jerman, hotel ini mengalami renovasi besar pada 1930-an dengan sentuhan desain Art Deco dari arsitek Albert Aalbers.
Tak hanya memikat dari segi arsitektur, hotel ini juga berperan penting dalam sejarah bangsa—pernah menjadi tempat menginap delegasi Konferensi Asia Afrika 1955.
Bahkan Presiden Soekarno dan komedian legendaris Charlie Chaplin pernah bermalam di sini. Estetik dan sarat nilai historis, hotel ini benar-benar ikon Kota Bandung.
2. Gedung Sate
Jl. Diponegoro No. 22
Siapa tak kenal Gedung Sate? Bangunan ikonik ini menjadi simbol Jawa Barat sekaligus kantor gubernur.
Dibangun pada 1920 dengan arsitektur bergaya New Indies, gedung ini mendapatkan namanya dari ornamen berbentuk tusuk sate di puncak menara.
Kini, Gedung Sate tak hanya berfungsi sebagai kantor pemerintahan, tapi juga menyimpan Museum Gedung Sate yang dilengkapi teknologi augmented reality dan bioskop mini.
Untuk bisa berkunjung, kamu cukup melakukan reservasi di situs resmi museum.
3. Gereja Katedral Santo Petrus
Jl. Merdeka No. 14
Dibangun pada 1921, Katedral Santo Petrus memancarkan keindahan arsitektur neo-gothic dengan menara lonceng yang menjulang tinggi.
Berada di persimpangan Jalan Merdeka dan Jalan Jawa, gereja ini dulunya dibangun untuk menggantikan Gereja St. Franciscus Regis yang tak mampu lagi menampung umat.
Di balik keanggunannya, terdapat organ pipa tua yang masih digunakan hingga kini. Untuk masuk ke dalam, pengunjung hanya perlu berpakaian sopan dan menjaga ketenangan.
4. Gedung Merdeka / Museum Konferensi Asia Afrika
Jl. Asia Afrika No. 65
Gedung Merdeka tak hanya cantik dari luar, tapi juga menyimpan sejarah penting Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Awalnya, bangunan ini bernama Societeit Concordia dan menjadi tempat elite Belanda menggelar pesta dansa.
Desain Art Deco hasil renovasi pada 1921 membuatnya tetap tampak elegan hingga kini. Kini, gedung ini menjadi Museum Konferensi Asia Afrika yang bisa dikunjungi secara gratis.
Konon, lorong bawah tanahnya menyimpan misteri dan aura mistis yang masih jadi perbincangan.
5. Villa Isola (Kampus UPI)
Jl. Setiabudhi No. 229
Di kawasan atas Bandung yang sejuk, berdiri Villa Isola—sekarang menjadi gedung rektorat Universitas Pendidikan Indonesia.
Dibangun pada 1933 oleh konglomerat Italia, Dominique Willem Berretty, vila ini bergaya Art Deco dan dilengkapi fasilitas mewah seperti taman luas, kolam renang, dan danau buatan.
Sayangnya, sang pemilik tewas dalam kecelakaan pesawat, meninggalkan cerita-cerita seram seputar bayangan pasangan dansa dan kisah bunuh diri tragis di kolam depan vila.
6. SMA Negeri 5 Bandung
Jl. Belitung No. 8
Didirikan pada 1916 sebagai Hogereburgerschool, bangunan ini kemudian menjadi SMA Negeri 5 Bandung pada 1951.
Sekolah ini terkenal tidak hanya karena prestasi akademisnya, tapi juga karena cerita mistis tentang hantu Nancy, sosok gadis Belanda yang diyakini muncul di jendela tertentu setelah bangunan diputari tiga kali.
Terlepas dari kisah horor itu, bangunan sekolah ini memancarkan keindahan khas Eropa yang elegan dan klasik.
7. Museum Pos Indonesia
Jl. Cilaki No. 73
Berada tak jauh dari Gedung Sate, Museum Pos Indonesia menawarkan arsitektur bergaya Eropa yang megah.
Dibangun pada 1933, museum ini dulunya bernama Museum Pos Telegrap Telepon. Meskipun pernah terbengkalai di masa pendudukan Jepang, kini museum ini menjadi destinasi edukatif.
Namun, ruang bawah tanahnya masih menyisakan kesan menyeramkan, dengan manekin yang seolah memperhatikan setiap langkah pengunjung. Berani coba?
8. Gedung Indonesia Menggugat
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5
Bangunan sederhana ini menyimpan kisah luar biasa dalam sejarah perlawanan bangsa.
Didirikan pada 1917 sebagai gedung pengadilan kolonial, tempat ini menjadi lokasi pengadilan Bung Karno dan tokoh pergerakan lain pada 1930.
Kini, Gedung Indonesia Menggugat difungsikan sebagai museum dan ruang diskusi publik.
Meski tak semegah bangunan lainnya, aura perjuangan dan nilai sejarahnya menjadikannya salah satu tempat yang layak dikunjungi.
Dari hotel mewah hingga sekolah tua, dari gedung pemerintahan hingga tempat ibadah—semua bangunan ini menawarkan lebih dari sekadar keindahan visual.
Mereka adalah saksi bisu perjalanan panjang Bandung dan Indonesia. Jadi, kapan kamu jalan-jalan ke masa lalu?