Sabtu, Mei 31, 2025
32 C
Palangkaraya

Tak Hanya Batang Pohon, Ini Koleksi Menarik Lainnya di Museum Kayu Sampit

SAMPIT-Jalan-jalan ke Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Museum Kayu Sampit.

Museum yang diresmikan tahun 2004 silam menyimpan sejarah kejayaan industri kayu kala itu. Saking terkenalnya, konon industri kayu di Kota Sampit sempat masuk kedalam salah koran di Negara Belansa.

Museum Kayu Sampit menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, budaya, dan industri kayu di Kalimantan Tengah.

Menyimpan lebih dari 80 koleksi bersejarah, museum ini tidak hanya menampilkan alat-alat tradisional dan modern pengolahan kayu, tapi juga benda-benda peninggalan budaya dan kehidupan masyarakat masa lampau.

Selain itu, Museum Kayu Sampit bukan sekadar tempat menyimpan benda-benda lama, melainkan ruang untuk belajar dan mengenali kembali sejarah panjang serta kekayaan alam dan budaya Kalimantan Tengah.

Berdiri di kawasan bekas pelabuhan log sampit, museum ini mengoleksi lebih dari 80 benda bersejarah yang sebagian besar berasal dari era kejayaan industri kayu pada 1970-an hingga 1990-an.

Berikut adalah beberapa koleksi ikonik yang menjadi daya tarik utama:

1. Mesin Bansaw.

Mesin ini merupakan gergaji pita berukuran besar yang digunakan untuk memotong kayu gelondongan menjadi papan.

Diproduksi di Taiwan dan digunakan oleh PT Inhutani II, mesin ini beroperasi sejak awal 1970-an dan menjadi simbol penting dalam masa kejayaan industri pengolahan kayu di Sampit. Suara denting mata pisaunya dulunya menjadi irama khas di kawasan industri log.

2. Mesin Moulder.

Alat berat ini digunakan untuk membentuk profil kayu sesuai kebutuhan, seperti untuk lis plafon atau parket lantai.

Milik PT Indo Balambit dan dibuat tahun 1987, mesin ini mencerminkan tingginya permintaan ekspor terhadap produk kayu olahan asal Kalimantan. Di masanya, moulder menjadi simbol kemajuan teknologi di sektor kehutanan.

3. Wantilan.

Gergaji besar ini dioperasikan secara manual oleh dua orang, satu dari atas dan satu lagi dari bawah. Wantilan menjadi alat utama sebelum adanya mesin-mesin modern.

Bukan hanya alat, wantilan juga menyiratkan kerja sama dan kekompakan, karena memerlukan koordinasi dan kekuatan fisik tinggi untuk memotong batang kayu yang besar.

4. Kuda-kuda Penarik Kayu.

Terbuat dari kayu keras seperti Enaw, alat ini digunakan untuk menarik batang kayu dari dalam hutan ke lokasi pengumpulan, biasanya menggunakan tenaga hewan atau manusia. Fungsinya mirip dengan kereta dorong, namun lebih kuat dan tahan banting, menyesuaikan dengan medan berat di dalam hutan Kalimantan.

5. Loko (Lokomotif Kayu).

Mini lokomotif ini beroperasi di jalur rel sempit milik PT Inhutani III pada era 1980-an. Mesin ini menggunakan bahan bakar uap untuk menarik gerbong berisi kayu gelondongan dari hutan ke pabrik pengolahan.

Baca Juga :  Geopark Meratur Kalsel Resmi Bergabung dalam Jaringan UNESCO Global Geoparks

Loko ini menjadi saksi bisu betapa pentingnya transportasi kayu dalam mendukung roda ekonomi daerah.

6. Kayu-Kayu Khas Kalimantan.

Koleksi ini menampilkan berbagai jenis kayu seperti ulin, keruing, meranti merah, ramin, dan benuas dalam bentuk balok kecil. Setiap potongan kayu dilengkapi label dan penjelasan mengenai kekuatan, kegunaan, hingga ciri khas seratnya. Pameran ini menjadi pengingat bahwa Kalimantan dulu dikenal dunia sebagai “paru-paru kayu tropis”.

7. Produk Olahan Kayu.

Koleksi berupa meja, kursi, dan ukiran khas rumah adat Dayak yang dibuat dari kayu berkualitas tinggi. Produk ini menunjukkan kemampuan tinggi pengrajin lokal dalam mengolah kayu bukan hanya untuk fungsi, tapi juga keindahan dan nilai seni.

8. Guci Balanga.

Merupakan guci besar yang menjadi simbol kekayaan dan status dalam masyarakat Dayak. Guci ini umumnya digunakan dalam upacara adat, seperti pernikahan atau kematian. Beberapa dipercaya memiliki kekuatan magis dan diwariskan dari generasi ke generasi.

9. Guci Beteran.

Guci ini memiliki bentuk yang lebih ramping dibanding Balanga dan biasanya digunakan untuk menyimpan air atau bahan upacara. Motif-motif pada permukaannya menceritakan legenda atau makna spiritual tertentu dalam budaya Dayak.

10. Piring Melawen.

Terbuat dari kayu Melawen yang ringan namun kuat, piring ini digunakan dalam aktivitas rumah tangga masyarakat Dayak pedalaman. Bentuknya pipih dan bulat, dan biasanya digunakan untuk menyajikan makanan saat acara adat.

11. Kerajinan Rotan dan Teko Sungkai

Merupakan hasil pemanfaatan sumber daya non-kayu yang melimpah di Kalimantan. Rotan dianyam menjadi keranjang, tikar, dan wadah serbaguna, sedangkan teko dari kayu sungkai digunakan untuk menyajikan air dan teh dengan cara tradisional.

12. Getah Damar dan Jelutung.

Dua komoditas non-kayu yang pernah menjadi primadona ekspor. Getah damar digunakan dalam industri vernis dan cat, sementara jelutung dimanfaatkan untuk bahan permen karet. Koleksi ini menggambarkan bagaimana masyarakat memanfaatkan hutan secara berkelanjutan.

13. Relief Perjuangan Rakyat Samuda.

Ukiran kayu jati ini menggambarkan peristiwa pengibaran bendera merah putih pertama di Samuda, 29 November 1945.

Sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah, relief ini menjadi kebanggaan masyarakat Kotawaringin Timur dan pengingat pentingnya nilai kemerdekaan.

14. Alat Suntik dari RS Murjani.

Sebuah alat suntik logam besar yang digunakan pada masa 1970-an di RSUD Murjani. Benda ini memberi gambaran perkembangan alat kesehatan dan sekaligus menimbulkan nostalgia bagi para mantan tenaga medis dan pasien di era itu.

Baca Juga :  Menjadi Pusat Rehabilitasi Orang Utan, Ada Apa Aja Ya di TN Tanjung Puting?

15. Pedang Jepang.

Ditemukan dari koleksi pribadi masyarakat dan diduga merupakan peninggalan tentara Jepang saat Perang Dunia II. Pedang ini menjadi saksi kehadiran Jepang di wilayah Kalimantan dan merupakan artefak bersejarah bernilai tinggi.

16. Jukung (Perahu Tradisional).

Perahu kecil ini merupakan moda transportasi utama di wilayah perairan seperti sungai Mentaya. Dibuat dari kayu utuh yang dipahat, jukung mencerminkan ketergantungan masyarakat pada sungai untuk aktivitas ekonomi dan sosial.

 

17. Pengayuh Jukung.

Dibuat dari kayu ringan, pengayuh ini dirancang dengan bentuk lengkung ergonomis yang memudahkan saat mengayuh di arus sungai. Selain fungsional, pengayuh sering dihias dengan ukiran yang menggambarkan identitas pemiliknya.

18. Foto Pasar Sampit Tahun 1970-2000-an

Kumpulan foto ini memperlihatkan wajah Pasar PPM dan sekitarnya dari masa ke masa, memperlihatkan dinamika perdagangan dan perubahan arsitektur kota. Sebuah catatan visual yang kuat akan perkembangan ekonomi lokal.

19. Foto Para Bupati Kotawaringin Timur.

Deretan potret resmi bupati dari masa ke masa, mulai dari pemimpin awal hingga era modern. Koleksi ini menunjukkan kesinambungan kepemimpinan serta perkembangan birokrasi pemerintahan daerah.

20. Lukisan dan Ukiran Rumah Adat.

Karya seni ini dibuat oleh pengrajin lokal untuk menggambarkan keindahan arsitektur rumah adat Dayak lengkap dengan motif ukiran khas. Menjadi simbol warisan budaya yang masih dijaga dan dilestarikan.

21. Mobil Pertama Tjilik Riwut.

Mobil jip tua berwarna hijau ini merupakan kendaraan yang pernah digunakan oleh Tjilik Riwut, Gubernur Kalimantan pertama.

Meski tak lagi menyala, mobil ini menyimpan jejak sejarah perjuangan dan mobilitas pemimpin legendaris Kalimantan Tengah. Catnya yang mulai pudar justru memperkuat kesan otentik dan historis.

22. Kerangka Ikan Paus.

Kerangka besar ini menjadi salah satu koleksi paling unik karena tidak biasa ditemukan di museum berbasis kehutanan.

Ikan paus ini ditemukan terdampar di pesisir pantai Ujung Pandaran. Keberadaannya menunjukkan bahwa Kalimantan juga memiliki kisah kelautan yang tak kalah menarik.

Kepala UPTD Muesum Kayu Sampit, Dwi Astuti Warnani, mengatakan ada lebih dari empat ratus koleksi yang ada di Museum Kayu Sampit.

Koleksi yang menjadi andalan adalah kerangka ikan paus yang panjangnya lebih dari 20 meter.

“Total koleksi kami ada 459 item. Itu sudah termasuk barang bersejarah maupun barang replika. Tulang ikan paus menjadi salah satu koleksi andalan kami,” katanya. (mif/ram)

SAMPIT-Jalan-jalan ke Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Museum Kayu Sampit.

Museum yang diresmikan tahun 2004 silam menyimpan sejarah kejayaan industri kayu kala itu. Saking terkenalnya, konon industri kayu di Kota Sampit sempat masuk kedalam salah koran di Negara Belansa.

Museum Kayu Sampit menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, budaya, dan industri kayu di Kalimantan Tengah.

Menyimpan lebih dari 80 koleksi bersejarah, museum ini tidak hanya menampilkan alat-alat tradisional dan modern pengolahan kayu, tapi juga benda-benda peninggalan budaya dan kehidupan masyarakat masa lampau.

Selain itu, Museum Kayu Sampit bukan sekadar tempat menyimpan benda-benda lama, melainkan ruang untuk belajar dan mengenali kembali sejarah panjang serta kekayaan alam dan budaya Kalimantan Tengah.

Berdiri di kawasan bekas pelabuhan log sampit, museum ini mengoleksi lebih dari 80 benda bersejarah yang sebagian besar berasal dari era kejayaan industri kayu pada 1970-an hingga 1990-an.

Berikut adalah beberapa koleksi ikonik yang menjadi daya tarik utama:

1. Mesin Bansaw.

Mesin ini merupakan gergaji pita berukuran besar yang digunakan untuk memotong kayu gelondongan menjadi papan.

Diproduksi di Taiwan dan digunakan oleh PT Inhutani II, mesin ini beroperasi sejak awal 1970-an dan menjadi simbol penting dalam masa kejayaan industri pengolahan kayu di Sampit. Suara denting mata pisaunya dulunya menjadi irama khas di kawasan industri log.

2. Mesin Moulder.

Alat berat ini digunakan untuk membentuk profil kayu sesuai kebutuhan, seperti untuk lis plafon atau parket lantai.

Milik PT Indo Balambit dan dibuat tahun 1987, mesin ini mencerminkan tingginya permintaan ekspor terhadap produk kayu olahan asal Kalimantan. Di masanya, moulder menjadi simbol kemajuan teknologi di sektor kehutanan.

3. Wantilan.

Gergaji besar ini dioperasikan secara manual oleh dua orang, satu dari atas dan satu lagi dari bawah. Wantilan menjadi alat utama sebelum adanya mesin-mesin modern.

Bukan hanya alat, wantilan juga menyiratkan kerja sama dan kekompakan, karena memerlukan koordinasi dan kekuatan fisik tinggi untuk memotong batang kayu yang besar.

4. Kuda-kuda Penarik Kayu.

Terbuat dari kayu keras seperti Enaw, alat ini digunakan untuk menarik batang kayu dari dalam hutan ke lokasi pengumpulan, biasanya menggunakan tenaga hewan atau manusia. Fungsinya mirip dengan kereta dorong, namun lebih kuat dan tahan banting, menyesuaikan dengan medan berat di dalam hutan Kalimantan.

5. Loko (Lokomotif Kayu).

Mini lokomotif ini beroperasi di jalur rel sempit milik PT Inhutani III pada era 1980-an. Mesin ini menggunakan bahan bakar uap untuk menarik gerbong berisi kayu gelondongan dari hutan ke pabrik pengolahan.

Baca Juga :  Geopark Meratur Kalsel Resmi Bergabung dalam Jaringan UNESCO Global Geoparks

Loko ini menjadi saksi bisu betapa pentingnya transportasi kayu dalam mendukung roda ekonomi daerah.

6. Kayu-Kayu Khas Kalimantan.

Koleksi ini menampilkan berbagai jenis kayu seperti ulin, keruing, meranti merah, ramin, dan benuas dalam bentuk balok kecil. Setiap potongan kayu dilengkapi label dan penjelasan mengenai kekuatan, kegunaan, hingga ciri khas seratnya. Pameran ini menjadi pengingat bahwa Kalimantan dulu dikenal dunia sebagai “paru-paru kayu tropis”.

7. Produk Olahan Kayu.

Koleksi berupa meja, kursi, dan ukiran khas rumah adat Dayak yang dibuat dari kayu berkualitas tinggi. Produk ini menunjukkan kemampuan tinggi pengrajin lokal dalam mengolah kayu bukan hanya untuk fungsi, tapi juga keindahan dan nilai seni.

8. Guci Balanga.

Merupakan guci besar yang menjadi simbol kekayaan dan status dalam masyarakat Dayak. Guci ini umumnya digunakan dalam upacara adat, seperti pernikahan atau kematian. Beberapa dipercaya memiliki kekuatan magis dan diwariskan dari generasi ke generasi.

9. Guci Beteran.

Guci ini memiliki bentuk yang lebih ramping dibanding Balanga dan biasanya digunakan untuk menyimpan air atau bahan upacara. Motif-motif pada permukaannya menceritakan legenda atau makna spiritual tertentu dalam budaya Dayak.

10. Piring Melawen.

Terbuat dari kayu Melawen yang ringan namun kuat, piring ini digunakan dalam aktivitas rumah tangga masyarakat Dayak pedalaman. Bentuknya pipih dan bulat, dan biasanya digunakan untuk menyajikan makanan saat acara adat.

11. Kerajinan Rotan dan Teko Sungkai

Merupakan hasil pemanfaatan sumber daya non-kayu yang melimpah di Kalimantan. Rotan dianyam menjadi keranjang, tikar, dan wadah serbaguna, sedangkan teko dari kayu sungkai digunakan untuk menyajikan air dan teh dengan cara tradisional.

12. Getah Damar dan Jelutung.

Dua komoditas non-kayu yang pernah menjadi primadona ekspor. Getah damar digunakan dalam industri vernis dan cat, sementara jelutung dimanfaatkan untuk bahan permen karet. Koleksi ini menggambarkan bagaimana masyarakat memanfaatkan hutan secara berkelanjutan.

13. Relief Perjuangan Rakyat Samuda.

Ukiran kayu jati ini menggambarkan peristiwa pengibaran bendera merah putih pertama di Samuda, 29 November 1945.

Sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah, relief ini menjadi kebanggaan masyarakat Kotawaringin Timur dan pengingat pentingnya nilai kemerdekaan.

14. Alat Suntik dari RS Murjani.

Sebuah alat suntik logam besar yang digunakan pada masa 1970-an di RSUD Murjani. Benda ini memberi gambaran perkembangan alat kesehatan dan sekaligus menimbulkan nostalgia bagi para mantan tenaga medis dan pasien di era itu.

Baca Juga :  Menjadi Pusat Rehabilitasi Orang Utan, Ada Apa Aja Ya di TN Tanjung Puting?

15. Pedang Jepang.

Ditemukan dari koleksi pribadi masyarakat dan diduga merupakan peninggalan tentara Jepang saat Perang Dunia II. Pedang ini menjadi saksi kehadiran Jepang di wilayah Kalimantan dan merupakan artefak bersejarah bernilai tinggi.

16. Jukung (Perahu Tradisional).

Perahu kecil ini merupakan moda transportasi utama di wilayah perairan seperti sungai Mentaya. Dibuat dari kayu utuh yang dipahat, jukung mencerminkan ketergantungan masyarakat pada sungai untuk aktivitas ekonomi dan sosial.

 

17. Pengayuh Jukung.

Dibuat dari kayu ringan, pengayuh ini dirancang dengan bentuk lengkung ergonomis yang memudahkan saat mengayuh di arus sungai. Selain fungsional, pengayuh sering dihias dengan ukiran yang menggambarkan identitas pemiliknya.

18. Foto Pasar Sampit Tahun 1970-2000-an

Kumpulan foto ini memperlihatkan wajah Pasar PPM dan sekitarnya dari masa ke masa, memperlihatkan dinamika perdagangan dan perubahan arsitektur kota. Sebuah catatan visual yang kuat akan perkembangan ekonomi lokal.

19. Foto Para Bupati Kotawaringin Timur.

Deretan potret resmi bupati dari masa ke masa, mulai dari pemimpin awal hingga era modern. Koleksi ini menunjukkan kesinambungan kepemimpinan serta perkembangan birokrasi pemerintahan daerah.

20. Lukisan dan Ukiran Rumah Adat.

Karya seni ini dibuat oleh pengrajin lokal untuk menggambarkan keindahan arsitektur rumah adat Dayak lengkap dengan motif ukiran khas. Menjadi simbol warisan budaya yang masih dijaga dan dilestarikan.

21. Mobil Pertama Tjilik Riwut.

Mobil jip tua berwarna hijau ini merupakan kendaraan yang pernah digunakan oleh Tjilik Riwut, Gubernur Kalimantan pertama.

Meski tak lagi menyala, mobil ini menyimpan jejak sejarah perjuangan dan mobilitas pemimpin legendaris Kalimantan Tengah. Catnya yang mulai pudar justru memperkuat kesan otentik dan historis.

22. Kerangka Ikan Paus.

Kerangka besar ini menjadi salah satu koleksi paling unik karena tidak biasa ditemukan di museum berbasis kehutanan.

Ikan paus ini ditemukan terdampar di pesisir pantai Ujung Pandaran. Keberadaannya menunjukkan bahwa Kalimantan juga memiliki kisah kelautan yang tak kalah menarik.

Kepala UPTD Muesum Kayu Sampit, Dwi Astuti Warnani, mengatakan ada lebih dari empat ratus koleksi yang ada di Museum Kayu Sampit.

Koleksi yang menjadi andalan adalah kerangka ikan paus yang panjangnya lebih dari 20 meter.

“Total koleksi kami ada 459 item. Itu sudah termasuk barang bersejarah maupun barang replika. Tulang ikan paus menjadi salah satu koleksi andalan kami,” katanya. (mif/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/