Rabu, Juni 18, 2025
24.5 C
Palangkaraya

Rahmadhani Novian Jaya, Hacker Asal Sampit Jadi Top 10 Google Bug Hunters

SAMPIT– Rahmadhani Novian Jaya menembus 10 besar Google Bug Hunter di Indonesia dan meraih peringkat 288 dari 1.732 hacker di dunia.
Dunia hacker bagi sebagian orang dianggap sebagai hal yang negatif.

Banyak serangan peretasan dapat merugikan berbagai pihak, mulai dari pemerintahan hingga perusahaan besar seperti raksasa Google.

Hacker juga acap kali dikaitkan dengan teknologi di negara maju. Namun, hal itu tidak menjadi alasan bagi Rahmadhani Novian Jaya.

Pria berusia 21 tahun ini merupakan pemuda asal Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), yang mampu menembus 10 besar Google Bug Hunter di Indonesia dan meraih peringkat 288 dari 1.732 hacker di dunia.

Ia berhasil menemukan celah keamanan dalam sistem Google, yang kemudian dilaporkan agar bisa segera diperbaiki oleh raksasa mesin pencari tersebut.

Pria yang akrab disapa Dhani ini mengaku mendapat undangan dari Google untuk mencari celah keamanan di sistem klien mereka. Hasilnya, ia berhasil menemukan puluhan celah di sistem tersebut.

“Google itu ada namanya bug hunter program. Jadi kita ditantang oleh Google untuk meretas sistemnya. Kalau bisa kita akan dapat hadiah. Saya berhasil menemukan itu dan mendapat hadiah tujuh ribu dollar,” ujarnya kepada Kalteng Pos, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga :  Terpukau Aksi Terjun Payung, Kedatangan Jokowi Disambut Meriah

Ia menceritakan, awal mula dirinya terjun ke dunia hacking sejak tahun 2017. Kala itu, ia ingin memperbaiki akun game miliknya yang diretas. Dari situ ia terus mendalami dunia keamanan siber.

“Dulu liat hacking itu keren kaya di film-film. Dan itu saat mencari jati diri. Kurang lebih enam tahun di dunia security,” katanya.

Ia menyebut, dirinya bahkan pernah dipanggil guru dan hampir dikeluarkan dari sekolah karena membobol soal ujian sekolah berbasis komputer. Saat itu, ia berhasil mendapatkan akses untuk melihat nilai, soal, bahkan kunci jawaban dari ujian tersebut.

“Waktu itu saya sekolah di SMKN 2 Sampit dan saya bisa mendapatkan jawaban dari jaringan lokal. Dan saya dapat hak akses adminnya. Tapi waktu ada yang melaporkan, jadi ketahuan guru dan dipanggil ke ruang BK,” ucapnya.

Hingga kini, Dhani terus menggeluti dunia keamanan siber. Ia mengaku sudah meretas ratusan situs, mulai dari website pemerintahan hingga swasta. “Kalau goverment ada sekitar 70an. Saat ditemukan langsung dilaporkan ke BSSN,”sebutnya.

Ia melanjutkan, alih-alih menggunakan keahliannya untuk hal negatif, ia memilih memanfaatkannya untuk membantu memperbaiki sistem yang memiliki celah keamanan.

Dhani sempat memperlihatkan hasil retasannya kepada Kalteng Pos terhadap salah satu platform terbesar belanja online di Indonesia.

Baca Juga :  Resep Bumbu Ikan Basamu Didapat Turun Temurun

Ia mampu meretas dan mendapatkan semua data pengguna mulai dari alamat hingga nomor handphone secara detail. Ia bahkan mampu meretas client hanya dalam waktu 10 menit.

“Ada namanya white hat hacking dan black hat hacking. Pilih jadi hacker yang baik atau jahat. Kalau yang jahat lebih berisiko dan itu ilegal. Kalau white hat itu legal dan ada ketentuan dan syaratnya,” jelasnya.

Tak hanya Google, Dhani juga pernah membobol salah satu website milik NASA.

Dari keahliannya itu, ia telah meraih berbagai penghargaan, mulai dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) hingga perusahaan besar seperti Google.

Kini, pria yang menempuh pendidikan tinggi di jurusan Manajemen itu telah bekerja di beberapa perusahaan besar sebagai IT Security Red Team.

Dari kemampuannya itu pula, ia bisa meraup pendapatan hingga ratusan juta rupiah. Ia juga memiliki usaha sendiri di bidang keamanan siber bernama Borneo Secode Digital.

“Kedepan ingin berkarya terus di dunia hacking dan mengharumkan nama Kotim. Karena saya salah satu hacker yang besar di Kotim. Jadi grow terus dan kalau bisa top satu dunia lah,” tandasnya. (mif/ram)

SAMPIT– Rahmadhani Novian Jaya menembus 10 besar Google Bug Hunter di Indonesia dan meraih peringkat 288 dari 1.732 hacker di dunia.
Dunia hacker bagi sebagian orang dianggap sebagai hal yang negatif.

Banyak serangan peretasan dapat merugikan berbagai pihak, mulai dari pemerintahan hingga perusahaan besar seperti raksasa Google.

Hacker juga acap kali dikaitkan dengan teknologi di negara maju. Namun, hal itu tidak menjadi alasan bagi Rahmadhani Novian Jaya.

Pria berusia 21 tahun ini merupakan pemuda asal Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), yang mampu menembus 10 besar Google Bug Hunter di Indonesia dan meraih peringkat 288 dari 1.732 hacker di dunia.

Ia berhasil menemukan celah keamanan dalam sistem Google, yang kemudian dilaporkan agar bisa segera diperbaiki oleh raksasa mesin pencari tersebut.

Pria yang akrab disapa Dhani ini mengaku mendapat undangan dari Google untuk mencari celah keamanan di sistem klien mereka. Hasilnya, ia berhasil menemukan puluhan celah di sistem tersebut.

“Google itu ada namanya bug hunter program. Jadi kita ditantang oleh Google untuk meretas sistemnya. Kalau bisa kita akan dapat hadiah. Saya berhasil menemukan itu dan mendapat hadiah tujuh ribu dollar,” ujarnya kepada Kalteng Pos, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga :  Terpukau Aksi Terjun Payung, Kedatangan Jokowi Disambut Meriah

Ia menceritakan, awal mula dirinya terjun ke dunia hacking sejak tahun 2017. Kala itu, ia ingin memperbaiki akun game miliknya yang diretas. Dari situ ia terus mendalami dunia keamanan siber.

“Dulu liat hacking itu keren kaya di film-film. Dan itu saat mencari jati diri. Kurang lebih enam tahun di dunia security,” katanya.

Ia menyebut, dirinya bahkan pernah dipanggil guru dan hampir dikeluarkan dari sekolah karena membobol soal ujian sekolah berbasis komputer. Saat itu, ia berhasil mendapatkan akses untuk melihat nilai, soal, bahkan kunci jawaban dari ujian tersebut.

“Waktu itu saya sekolah di SMKN 2 Sampit dan saya bisa mendapatkan jawaban dari jaringan lokal. Dan saya dapat hak akses adminnya. Tapi waktu ada yang melaporkan, jadi ketahuan guru dan dipanggil ke ruang BK,” ucapnya.

Hingga kini, Dhani terus menggeluti dunia keamanan siber. Ia mengaku sudah meretas ratusan situs, mulai dari website pemerintahan hingga swasta. “Kalau goverment ada sekitar 70an. Saat ditemukan langsung dilaporkan ke BSSN,”sebutnya.

Ia melanjutkan, alih-alih menggunakan keahliannya untuk hal negatif, ia memilih memanfaatkannya untuk membantu memperbaiki sistem yang memiliki celah keamanan.

Dhani sempat memperlihatkan hasil retasannya kepada Kalteng Pos terhadap salah satu platform terbesar belanja online di Indonesia.

Baca Juga :  Resep Bumbu Ikan Basamu Didapat Turun Temurun

Ia mampu meretas dan mendapatkan semua data pengguna mulai dari alamat hingga nomor handphone secara detail. Ia bahkan mampu meretas client hanya dalam waktu 10 menit.

“Ada namanya white hat hacking dan black hat hacking. Pilih jadi hacker yang baik atau jahat. Kalau yang jahat lebih berisiko dan itu ilegal. Kalau white hat itu legal dan ada ketentuan dan syaratnya,” jelasnya.

Tak hanya Google, Dhani juga pernah membobol salah satu website milik NASA.

Dari keahliannya itu, ia telah meraih berbagai penghargaan, mulai dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) hingga perusahaan besar seperti Google.

Kini, pria yang menempuh pendidikan tinggi di jurusan Manajemen itu telah bekerja di beberapa perusahaan besar sebagai IT Security Red Team.

Dari kemampuannya itu pula, ia bisa meraup pendapatan hingga ratusan juta rupiah. Ia juga memiliki usaha sendiri di bidang keamanan siber bernama Borneo Secode Digital.

“Kedepan ingin berkarya terus di dunia hacking dan mengharumkan nama Kotim. Karena saya salah satu hacker yang besar di Kotim. Jadi grow terus dan kalau bisa top satu dunia lah,” tandasnya. (mif/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/