Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

Banjir Rendam Tiga Desa, Ketinggian Air Mencapai Satu Meter

NANGA BULIK -Hujan yang mengguyur Kabupaten Lamandau, sejak pagi hingga sore hari Rabu (14/7) kemarin, menyebabkan banjir di sejumlah titik, termasuk ruas jalan lintas Trans Kalimantan, Kabupaten Lamandau, Kamis (15/7).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamandau, mencatat sedikitnya ada tiga desa di Kecamatan Lamandau, Kabupaten Lamandau, yang terdampak banjir, diantaranya di Desa Sungai Tuat, Desa Karang Taba, dan Desa Penopa, dengan ketinggian genangan air beragam mulai dari setengah meter hingga satu setengah meter.

Genangan air yang diketahui berasal dari luapan Sungai Lamandau yang ada di daerah hulu tersebut, juga menggenangi jalan lintas yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Barat, akibatnya sejumlah angkutan yang melintasi jalan tersebut sempat terganggu.

Baca Juga :  Barcelona vs Dynamo Kiev, JANGAN KALAH LAGI

Ada dua titik banjir yang menggenangan jalan Trans Kalimantan, sejumlah kendaraan yang hendak melintas terpaksa harus mengeluarkan biaya ekstra dengan menggunakan jasa rakit milik warga setempat. Kendaraan mobil dikenakan biaya sebesar Rp 200 ribu, sedangkan untuk kendaraan roda dua seperti motor dikenakan biaya Rp 50 ribu per sekali angkut menggunakan rakit di satu titik banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Lamandau, Edison Dewel, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamandau, Lukius, mengatakan, banjir diketahui mulai terjadi pada Rabu malam, dan masih berlangsung hingga sore kamis sore. Pihaknya sudah mengirimkan petugas BPBD untuk stanby di lapangan.

“Sejauh ini kita masih terus memantau kondisi banjir, dengan mensiagakan anggota di lapangan, termasuk juga menyiapkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terdampak banjir,” ujar Lukius, Kamis, (15/7).

Baca Juga :  Inggris dan Jerman Menang Mudah

Hingga Kamis sore, BPBD juga menyisir sejumlah desa menggunakan perahu karet untuk membantu mengevakuasi warga setempat. Sejumlah warga diketahui masih bertahan di rumah mereka sambil menyiapkan tempat loteng (tempat tingkat) di rumah masing-masing.

Warga memilih bertahan lantaran memilih menjaga harta benda mereka di rumah. BPBD juga mengimbau masyarakat khususnya warga yang tinggal di bantaran sungai agar mewaspadai banjir kiriman yang bisa datang tiba-tiba.

NANGA BULIK -Hujan yang mengguyur Kabupaten Lamandau, sejak pagi hingga sore hari Rabu (14/7) kemarin, menyebabkan banjir di sejumlah titik, termasuk ruas jalan lintas Trans Kalimantan, Kabupaten Lamandau, Kamis (15/7).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamandau, mencatat sedikitnya ada tiga desa di Kecamatan Lamandau, Kabupaten Lamandau, yang terdampak banjir, diantaranya di Desa Sungai Tuat, Desa Karang Taba, dan Desa Penopa, dengan ketinggian genangan air beragam mulai dari setengah meter hingga satu setengah meter.

Genangan air yang diketahui berasal dari luapan Sungai Lamandau yang ada di daerah hulu tersebut, juga menggenangi jalan lintas yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Barat, akibatnya sejumlah angkutan yang melintasi jalan tersebut sempat terganggu.

Baca Juga :  Barcelona vs Dynamo Kiev, JANGAN KALAH LAGI

Ada dua titik banjir yang menggenangan jalan Trans Kalimantan, sejumlah kendaraan yang hendak melintas terpaksa harus mengeluarkan biaya ekstra dengan menggunakan jasa rakit milik warga setempat. Kendaraan mobil dikenakan biaya sebesar Rp 200 ribu, sedangkan untuk kendaraan roda dua seperti motor dikenakan biaya Rp 50 ribu per sekali angkut menggunakan rakit di satu titik banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Lamandau, Edison Dewel, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamandau, Lukius, mengatakan, banjir diketahui mulai terjadi pada Rabu malam, dan masih berlangsung hingga sore kamis sore. Pihaknya sudah mengirimkan petugas BPBD untuk stanby di lapangan.

“Sejauh ini kita masih terus memantau kondisi banjir, dengan mensiagakan anggota di lapangan, termasuk juga menyiapkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terdampak banjir,” ujar Lukius, Kamis, (15/7).

Baca Juga :  Inggris dan Jerman Menang Mudah

Hingga Kamis sore, BPBD juga menyisir sejumlah desa menggunakan perahu karet untuk membantu mengevakuasi warga setempat. Sejumlah warga diketahui masih bertahan di rumah mereka sambil menyiapkan tempat loteng (tempat tingkat) di rumah masing-masing.

Warga memilih bertahan lantaran memilih menjaga harta benda mereka di rumah. BPBD juga mengimbau masyarakat khususnya warga yang tinggal di bantaran sungai agar mewaspadai banjir kiriman yang bisa datang tiba-tiba.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/