Menyibukkan Diri dengan Kegiatan Positif agar Tak Tergoda Lagi
Merantau sejak usia remaja, Zeni Romantika terjerumus ke dunia hitam saat berada di Surabaya. Berulang kali melakukan tindak kriminal membuatnya dibui hingga sembilan kali. Kini dia memilih tobat, kembali ke kampung halaman dan bermasyarakat kembali.
“Saya dari keluarga broken,” ujar Zeni Romantika memulai cerita masa lalunya. Sejak kecil, lelaki yang tubuhnya dipenuhi tato itu tinggal bersama neneknya. Kedua orang tuanya yang bercerai memilih meninggalkannya sejak balita.
Hidup tanpa belaian orang tua membuat pendidikannya keteteran. Pria yang kini berusia 39 tahun itu hanya menamatkan pendidikan di sekolah dasar (SD). Saat ingin melanjutkan ke tingkat berikutnya, tidak ada sekolah yang mau menerima. Alasannya, pria yang akrab disapa Zeni Jemblung itu ndablek.
Semasa menempuh pendidikan di Desa Krenceng, Kepung, dia sering bolos. Saat tak datang ke sekolah, Zeni kecil memilih menghabiskan waktu untuk bermain.
Saat beranjak dewasa, dia nekat merantau. Kota Surabaya jadi pilihannya. Di sana, ia bertemu dengan banyak teman yang juga sam-sama perantau. Klop. “Saya terpengaruh dengan lingkungan,” lanjutnya.
Pergaulan yang keliru itu memberi pengaruh negatif. Awalnya, dia dikenalkan dengan narkoba. Selanjutnya “naik kelas” melakukan pencurian motor (curanmor). Akibat kenekatannya itu, dia pun ditangkap polisi.