Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Anggota DPR RI, Tokoh Pemuda, BKKBN dan Pemda Bersama Cegah Stunting

PALANGKA RAYA –  Dalam rangka memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat tentang membangun keluarga yang berkualitas, DPR RI bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja, di Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (1/11/2021).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi IX H Alifudin SE MM, Direktur Bina  Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat, Mukhtar Bakti SH. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Irzal SE ME, Tokoh Pemuda Kalteng H Heru Hidayat ST, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan pemberdayaan masyarakat Kota Palangka Raya Drs H  Sahdin Hasan

Pada kesempatan tersebut H Alifudin SE MM mengatakan pihaknya bersama BKKBN akan membangun konsep keluarga yang berkualitas dan penuh dengan perencanaan. Selain itu, pihaknya juga akan fokus menuntaskan persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita di Indonesia. Dimana Pandemi Covid-19, juga berdampak pada keluarga di Indonesia, sehingga berpengaruh pada tingginya angka stunting. 

Baca Juga :  Balapan Liar, Remaja yang Viral Free Style Turut Diamankan

“Kita berharap masyarakat bisa support terhadap visi dari BKKBN ini, untuk membangun keluarga-keluarga yang berkualitas. Karena keluarga yang berkualitas ini sangat penting sekali perannya, apalagi ditengah pandemi Covid-19 ini,” katanya.

Pandemi ini sangat berdampak pada keluarga Indonesia, baik dampak terhadap ketahanan sosialnya, ketahanan ekonominya, dan ketahanan pangannya. “Nah ketahanan pangan ini sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting, supaya gizi anak tetap terjaga,” kata Alifudin

Lebih lanjut Alifudin juga mengimbau kepada masyarakat, untuk berkolaborasi bersama-sama  mewujudkan keluarga yang berkualitas. Nantinya, keluarga Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lain, jika memiliki SDM yang berkualitas.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN Mukhtar Bakti, SH menegaskan bahwa tahun ini pihaknya akan melakukan upaya ekstra untuk menekan angka stunting, yang akan dimulai dari level paling bawah atau tingkat Rukun Warga (RW). Dimana mulai dari pendampingan pada calon pengantin, ibu hamil, ibu habis melahirkan, termasuk anak balita dibawah dua tahun (Baduta).

Baca Juga :  Gara-Gara Fee Rp 200, Komisaris PT SMK Jadi Terdakwa

“Terutama kalau anak baduta itu stunting, kurang gizi. Stunting itu masalahnya bukan hanya kurang gizi, tapi kecerdasannya juga terancam. Kasihan anaknya ga bisa sekolah dengan maksimal, gangguan kesehatan jadi mudah sakit, sampai tuanya juga bisa mudah sakit,” ujarnya.

Tokoh Pemuda Kalteng, H. Heru Hidayat menyampaikan apresiasi dan mendukung upaya bersama melakukan pencegahan stunting dengan cara mengenali risiko dan berharap kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan secara masif di masyarakat dengan memanfaatkan berbagai media dan partisipatif masyarakat.(sma/sos/b5)

PALANGKA RAYA –  Dalam rangka memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat tentang membangun keluarga yang berkualitas, DPR RI bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja, di Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (1/11/2021).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi IX H Alifudin SE MM, Direktur Bina  Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat, Mukhtar Bakti SH. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Irzal SE ME, Tokoh Pemuda Kalteng H Heru Hidayat ST, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan pemberdayaan masyarakat Kota Palangka Raya Drs H  Sahdin Hasan

Pada kesempatan tersebut H Alifudin SE MM mengatakan pihaknya bersama BKKBN akan membangun konsep keluarga yang berkualitas dan penuh dengan perencanaan. Selain itu, pihaknya juga akan fokus menuntaskan persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita di Indonesia. Dimana Pandemi Covid-19, juga berdampak pada keluarga di Indonesia, sehingga berpengaruh pada tingginya angka stunting. 

Baca Juga :  Balapan Liar, Remaja yang Viral Free Style Turut Diamankan

“Kita berharap masyarakat bisa support terhadap visi dari BKKBN ini, untuk membangun keluarga-keluarga yang berkualitas. Karena keluarga yang berkualitas ini sangat penting sekali perannya, apalagi ditengah pandemi Covid-19 ini,” katanya.

Pandemi ini sangat berdampak pada keluarga Indonesia, baik dampak terhadap ketahanan sosialnya, ketahanan ekonominya, dan ketahanan pangannya. “Nah ketahanan pangan ini sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting, supaya gizi anak tetap terjaga,” kata Alifudin

Lebih lanjut Alifudin juga mengimbau kepada masyarakat, untuk berkolaborasi bersama-sama  mewujudkan keluarga yang berkualitas. Nantinya, keluarga Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lain, jika memiliki SDM yang berkualitas.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN Mukhtar Bakti, SH menegaskan bahwa tahun ini pihaknya akan melakukan upaya ekstra untuk menekan angka stunting, yang akan dimulai dari level paling bawah atau tingkat Rukun Warga (RW). Dimana mulai dari pendampingan pada calon pengantin, ibu hamil, ibu habis melahirkan, termasuk anak balita dibawah dua tahun (Baduta).

Baca Juga :  Gara-Gara Fee Rp 200, Komisaris PT SMK Jadi Terdakwa

“Terutama kalau anak baduta itu stunting, kurang gizi. Stunting itu masalahnya bukan hanya kurang gizi, tapi kecerdasannya juga terancam. Kasihan anaknya ga bisa sekolah dengan maksimal, gangguan kesehatan jadi mudah sakit, sampai tuanya juga bisa mudah sakit,” ujarnya.

Tokoh Pemuda Kalteng, H. Heru Hidayat menyampaikan apresiasi dan mendukung upaya bersama melakukan pencegahan stunting dengan cara mengenali risiko dan berharap kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan secara masif di masyarakat dengan memanfaatkan berbagai media dan partisipatif masyarakat.(sma/sos/b5)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/