Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Pemerintah Perlu Membantu Pengusaha Walet

PALANGKA RAYA–Anggota Komisi I DPRD Kalteng, Hj Rusita Irma, menilai, saat ini banyak bangunan sarang burung walet yang berdiri di berbagai tempat. Hal tersebut msyarakat lakukan, karena harga jual sarang burung walet yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan usaha karet dan rotan.

“Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengingat sulitnya saat ini mencari pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sejak pandemi Covid-19 melanda semua sendi kehidupan,”ucap Rusita, Senin (8/3).

Srikandi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kalteng ini berharap dengan adanya sarang burung walet, perekonomian masyarakat dapat meningkat. Untuk itu ia meminta pemerintah agar dapat memberikan perhatian ke depannya kepada para pelaku usaha sarang walet, sehingga apa yang dihasilkan sesuai harapan.

Baca Juga :  Ketua Bhayangkari Kalteng Resmikan Pondok Baca Ditpolairud

“Pasalnya masyarakat menilai, usaha sarang burung walet  merupakan usaha alternatif sebagai pengganti usaha lain seperti karet, rotan, kayu, tani dan tambang. Berkaitan dengan regulasi atau peraturan daerah (Perda) mengatur soal perizinan restribusi, masing-masing daerah sudah memiliki aturan tersendiri,”jelas wakil rakyat asal Dapil V Kalteng meliputi Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau tersebut.

Sebelumnya, Ketua Komisi II membidangi sumber daya alam (SDA)  DPRD Kalteng Lohing Simon mendorong pemerintah agar membantu masyarakat menjadikan usaha sarang burung walet dapat memberikan dampak positif kedepannya bagi masyarakat.

Dengan adanya usaha burung walet Lohing menilai, dapat menjadi salah satu lapangan usaha, lapangan kerja serta mendorong meningkatkan peningkatan pendapatan Asli Daerah (PAD).

Baca Juga :  Perdie: PBS Harus Berdayakan Masyarakat

“Kalteng adalah provinsi paling besar penghasil sarang burung walet, hanya saja harganya masih bisa dipermainkan oleh para pengepul dari luar pulau. Kami berharap kedepan Kalteng memiliki industri sendiri, sehingga panen yang dihasilkan tidak perlu dibawa keluar,” tutup Lohing. (pra/uni/pk)

PALANGKA RAYA–Anggota Komisi I DPRD Kalteng, Hj Rusita Irma, menilai, saat ini banyak bangunan sarang burung walet yang berdiri di berbagai tempat. Hal tersebut msyarakat lakukan, karena harga jual sarang burung walet yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan usaha karet dan rotan.

“Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengingat sulitnya saat ini mencari pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sejak pandemi Covid-19 melanda semua sendi kehidupan,”ucap Rusita, Senin (8/3).

Srikandi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kalteng ini berharap dengan adanya sarang burung walet, perekonomian masyarakat dapat meningkat. Untuk itu ia meminta pemerintah agar dapat memberikan perhatian ke depannya kepada para pelaku usaha sarang walet, sehingga apa yang dihasilkan sesuai harapan.

Baca Juga :  Ketua Bhayangkari Kalteng Resmikan Pondok Baca Ditpolairud

“Pasalnya masyarakat menilai, usaha sarang burung walet  merupakan usaha alternatif sebagai pengganti usaha lain seperti karet, rotan, kayu, tani dan tambang. Berkaitan dengan regulasi atau peraturan daerah (Perda) mengatur soal perizinan restribusi, masing-masing daerah sudah memiliki aturan tersendiri,”jelas wakil rakyat asal Dapil V Kalteng meliputi Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau tersebut.

Sebelumnya, Ketua Komisi II membidangi sumber daya alam (SDA)  DPRD Kalteng Lohing Simon mendorong pemerintah agar membantu masyarakat menjadikan usaha sarang burung walet dapat memberikan dampak positif kedepannya bagi masyarakat.

Dengan adanya usaha burung walet Lohing menilai, dapat menjadi salah satu lapangan usaha, lapangan kerja serta mendorong meningkatkan peningkatan pendapatan Asli Daerah (PAD).

Baca Juga :  Perdie: PBS Harus Berdayakan Masyarakat

“Kalteng adalah provinsi paling besar penghasil sarang burung walet, hanya saja harganya masih bisa dipermainkan oleh para pengepul dari luar pulau. Kami berharap kedepan Kalteng memiliki industri sendiri, sehingga panen yang dihasilkan tidak perlu dibawa keluar,” tutup Lohing. (pra/uni/pk)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/