Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Kemendikbudristek Dorong Percepatan PTM Penuh

JAKARTA – Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek), Jumeri mendorong berbagai pihak untuk melakukan percepatan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) penuh.

“Kita mendorong berbagai pihak untuk melakukan percepatan penyelenggaraan PTM, bukan terbatas tetapi penuh,” kata dia dalam Konferensi Pers Virtual “Kolaborasi Gerakan Sosial Ayo Tunjuk Tangan”, Kamis.

Hal ini, menurut Jumeri sebagai upaya menghindari dampak penurunan hasil belajar atau ketertinggalan anak-anak akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

Dia menuturkan, selain penurunan hasil belajar, pandemi juga mengakibatkan ancaman putus sekolah, pernikahan dini, kekerasan anak dalam rumah tangga dan penurunan daya saing anak-anak.

Jumeri juga mencatat, saat ini banyak anak yang putus sekolah, jumlah peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurun akibat banyak orang tua menunda atau tidak menyekolahkan anaknya di jenjang PAUD.

Tak hanya masalah pada penurunan hasil belajar, pandemi juga menyebabkan kejenuhan pada anak-anak. Menurut Jumeri, perlu ada upaya untuk mengatasi kejenuhan ini. Dia menyarankan anak-anak diajak berolahraga demi menyehatkan kesehatan fisik dan mental mereka.

“Di masa pandemi, kita harus lebih memperhatikan kesehatan anak baik secara fisik maupun mental. Salah satu kegiatan yang mampu mengatasi kejenuhan ini dengan berolahraga yang dapat memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan mental anak,” tutur Jumeri.

Selain olahraga, anak juga memerlukan asupan nutrisi yang cukup untuk memperoleh manfaat yakni meningkatkan energi, kinerja otak, suasana hati (mood), mencegah berbagai penyakit dan penurunan berat badan.

“Jenis makanan sehat yang bisa kita sajikan pada anak antara lain sayuran, daging, telur, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian dan makanan laut serta susu. Susu jadi kebutuhan vital anak untuk tumbuh kembang yang optimal,” ujar Jumeri.

Di sisi lain, penerapan protokol kesehatan juga tetap dijalankan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas serta interaksi. (ant/lia/ida)

Baca Juga :  Akhmad Dakhoir Profesor Termuda di IAIN Palangka Raya

JAKARTA – Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek), Jumeri mendorong berbagai pihak untuk melakukan percepatan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) penuh.

“Kita mendorong berbagai pihak untuk melakukan percepatan penyelenggaraan PTM, bukan terbatas tetapi penuh,” kata dia dalam Konferensi Pers Virtual “Kolaborasi Gerakan Sosial Ayo Tunjuk Tangan”, Kamis.

Hal ini, menurut Jumeri sebagai upaya menghindari dampak penurunan hasil belajar atau ketertinggalan anak-anak akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

Dia menuturkan, selain penurunan hasil belajar, pandemi juga mengakibatkan ancaman putus sekolah, pernikahan dini, kekerasan anak dalam rumah tangga dan penurunan daya saing anak-anak.

Jumeri juga mencatat, saat ini banyak anak yang putus sekolah, jumlah peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurun akibat banyak orang tua menunda atau tidak menyekolahkan anaknya di jenjang PAUD.

Tak hanya masalah pada penurunan hasil belajar, pandemi juga menyebabkan kejenuhan pada anak-anak. Menurut Jumeri, perlu ada upaya untuk mengatasi kejenuhan ini. Dia menyarankan anak-anak diajak berolahraga demi menyehatkan kesehatan fisik dan mental mereka.

“Di masa pandemi, kita harus lebih memperhatikan kesehatan anak baik secara fisik maupun mental. Salah satu kegiatan yang mampu mengatasi kejenuhan ini dengan berolahraga yang dapat memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan mental anak,” tutur Jumeri.

Selain olahraga, anak juga memerlukan asupan nutrisi yang cukup untuk memperoleh manfaat yakni meningkatkan energi, kinerja otak, suasana hati (mood), mencegah berbagai penyakit dan penurunan berat badan.

“Jenis makanan sehat yang bisa kita sajikan pada anak antara lain sayuran, daging, telur, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian dan makanan laut serta susu. Susu jadi kebutuhan vital anak untuk tumbuh kembang yang optimal,” ujar Jumeri.

Di sisi lain, penerapan protokol kesehatan juga tetap dijalankan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas serta interaksi. (ant/lia/ida)

Baca Juga :  Akhmad Dakhoir Profesor Termuda di IAIN Palangka Raya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/