Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Jaga Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi

PALANGKA RAYA-Dinamika perkembangan zaman menjadi perhatian tokoh adat Palangka Raya. Pasalnya, menjaga kearifan lokal di tengah globalisasi dan arus modernisasi menjadi kewajiban bagi semua orang.

Damang Jekan Raya Palangka Raya Kardinal Tarung menegaskan, tugas para tokoh adat suku Dayak yang tergabung dalam Dewan Adat Dayak, Majelis Adat Dayak, termasuk para damang terus berkomitmen merawat budaya asli leluhur. Dengan demikian, nilai kearifan lokal warisan nenek moyang tidak luntur dan tetap bersatu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Dengan dijaga bersama, tidak akan terpecah-belah meski di tengah modernisasi dan globalisasi.

“Salah satu tugas damang adalah membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan setiap keresahan maupun permasalahan di tengah masyarakat, baik terkait pidana adat maupun perdata adat, melalui mekanisme yang berlaku dalam lingkungan kedamangan,” kata Kardinal Tarung dalam rilisnya, kemarin (17/12).

Baca Juga :  Tulus dan Totalitas Melayani Rakyat

Sebagai damang, Kardinal menyadari bahwa dinamika perkembangan zaman menjadi tantangan serius terhadap kelestarian budaya suku Dayak maupun suku-suku lain di Indonesia.

“Arus modernisasi dan globalisasi yang tidak bisa terbendung dapat melemahkan katakter khas budaya suku Dayak. Untuk itu, tokoh adat mesti membantu pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya nenek moyang kita,” imbuhnya.

Menurut Kardinal, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ada dan merdeka atas kekuatan dan ikatan kebersamaan yang kuat dari suku-suku bangsa dari Aceh sampai Papua. Sehingga lahirlah Indonesia yang berdiri kokok sampai sekarang ini. Semua itu berkat ikatan kebersamaan yang kuat dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan ideologi Pancasila.

Baca Juga :  Disdik Akan Lakukan USBK SMA dan SMK di Kotim

Demikian juga dengan suku bangsa yang berdiam dan beraktivitas di Pulau Kalimantan, khususnya Provinsi Kalimantan Tengah. Suku bangsa asli Pulau Kalimantan adalah suku Dayak. Namun suku Dayak ini juga masih terbagi lagi dalam sejumlah suku yang tersebar di Pulau Kalimantan.

“Suku Dayak di Kalimantan dan khususnya di Kalimantan Tengah sadar menjadi bagian dari Bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga atas kesadaran tersebut, ada tanggungjawab besar untuk tetap memelihara, melestarikan, dan mempertahankan nilai-nilai positif budaya yang dimiliki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya. (s/ce/ram)

PALANGKA RAYA-Dinamika perkembangan zaman menjadi perhatian tokoh adat Palangka Raya. Pasalnya, menjaga kearifan lokal di tengah globalisasi dan arus modernisasi menjadi kewajiban bagi semua orang.

Damang Jekan Raya Palangka Raya Kardinal Tarung menegaskan, tugas para tokoh adat suku Dayak yang tergabung dalam Dewan Adat Dayak, Majelis Adat Dayak, termasuk para damang terus berkomitmen merawat budaya asli leluhur. Dengan demikian, nilai kearifan lokal warisan nenek moyang tidak luntur dan tetap bersatu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Dengan dijaga bersama, tidak akan terpecah-belah meski di tengah modernisasi dan globalisasi.

“Salah satu tugas damang adalah membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan setiap keresahan maupun permasalahan di tengah masyarakat, baik terkait pidana adat maupun perdata adat, melalui mekanisme yang berlaku dalam lingkungan kedamangan,” kata Kardinal Tarung dalam rilisnya, kemarin (17/12).

Baca Juga :  Tulus dan Totalitas Melayani Rakyat

Sebagai damang, Kardinal menyadari bahwa dinamika perkembangan zaman menjadi tantangan serius terhadap kelestarian budaya suku Dayak maupun suku-suku lain di Indonesia.

“Arus modernisasi dan globalisasi yang tidak bisa terbendung dapat melemahkan katakter khas budaya suku Dayak. Untuk itu, tokoh adat mesti membantu pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya nenek moyang kita,” imbuhnya.

Menurut Kardinal, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ada dan merdeka atas kekuatan dan ikatan kebersamaan yang kuat dari suku-suku bangsa dari Aceh sampai Papua. Sehingga lahirlah Indonesia yang berdiri kokok sampai sekarang ini. Semua itu berkat ikatan kebersamaan yang kuat dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan ideologi Pancasila.

Baca Juga :  Disdik Akan Lakukan USBK SMA dan SMK di Kotim

Demikian juga dengan suku bangsa yang berdiam dan beraktivitas di Pulau Kalimantan, khususnya Provinsi Kalimantan Tengah. Suku bangsa asli Pulau Kalimantan adalah suku Dayak. Namun suku Dayak ini juga masih terbagi lagi dalam sejumlah suku yang tersebar di Pulau Kalimantan.

“Suku Dayak di Kalimantan dan khususnya di Kalimantan Tengah sadar menjadi bagian dari Bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga atas kesadaran tersebut, ada tanggungjawab besar untuk tetap memelihara, melestarikan, dan mempertahankan nilai-nilai positif budaya yang dimiliki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya. (s/ce/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/