Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Antisipasi, RSDS Sudah Rekrut Relawan

drg Yayu Indriaty SpKGA

PALANGKA RAYA – Mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 RSUD yang tren terus meningkat, RSUD dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya telah melakukan langkah antisipasi. Selain sarana dan prasarana, mereka juga sudah merekrut dan melatih relawan, jika sewaktu-waktu diperlukan.

“Melihat profil kesehatan masyarakat saat ini, ada lonjakan kasus dibandingkan dua minggu lalu. Dilihat dari data untuk se-Kalteng, rata-rata kasusnya sampai 150 per hari. Sedangkan di RS Doris sendiri bisa terdeteksi 70-80 kasus,”ujar Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, drg Yayu Indriaty saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/2). Kasus yang ditemukan ini berasal dari warga yang merasa ada gejala kemudian memeriksakan diri. Kemudian ada juga yang periksa antigen di luar hasilnya positif, kemudian sesuai prosuder harus pemeriksaan swab PCR. Ada juga yang datang periksa untuk syarat penerbangan.

Menurutnya ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi kepanikan seperti tahun lalu. Karena itu, RSDS sejak awal tahun sudah mulai menyiapkan keperluan obatan-obatan, logistik. Sudah minta obat antivirus sesuai saran dari Kementerian Kesehatan.

Baca Juga :  Rektor UPR Terima Penghargaan Kwarnas Gerakan Pramuka

“Ruang awat dan tempat tidur sudah kami tambah. Saat ini ada 40 tempat tidur untuk merawat pasien Covid-10. Saat ini ada 34 orang yang kami rawat. Jika ada lonjakan, kami akan buka lagi ruang rawat yang lain,” ujar drg Yayu.

Sejak pertama terjadi Covid tahun 2020, RSDS telah membuka ruang rawat sesuai dengan standar pasien infeksius. Jika dibuka kembali karena penambahan pasien, ruang itu bisa langsung menyesuaikan.

Peralatan kesehatan  menurut drg Yayu tetap menggunakan yang ada. Sedangkan terkait ketersediaan oksigen, saat rumah sakit pendidikan telah memiliki generator yang bisa memenuhi kebutuhan rumah sakit.

“Kami juga sudah antisipasi, yang dulu hanya memiliki 100 tabung, saat ini sudah sudah ada 200 tabung. Oksigen tabung ini untuk support oksigen central,” ujarnya.

Sedangkan untuk tenaga, saat ini menurut drg Yayu pihaknya telah merekrut 30 orang relawan. Mereka sedang menjalani pelatihan. Jika diperlukan nanti mereka  akan siap. Sedangkan tenaga organik RSDS, akan diarahkan untuk ruang lain yang memerlukan.

Baca Juga :  Refleksi Kebangkitan PPNI Kota Palangka Raya

Sementara ini belum ada kenaikan pemakaian oksigen, gejala yang ada lebih ke organ pernafasan bagian atas. Memang ada yang parah karena ada penyakit penyerta, sehingga dirawat di ruang intensif.

“Tingkat kematian, sejak dua minggu lalu, ada tiga kasus. Dua pasien berasal dari rujukan,” ujarnya.

Ia mengajak semua masyarakat  untuk tetap waspada. Tetap mematuhi protokol kesehatan. Membatasi pergerakan. Mengikuti anjuran pemerintah. “Ayo kita hijaukan lagi Kalteng,” ujarnya.

Saat ditanya profil pasien, menurut data, kata drg Yayu pasien Covid-19 yang telah vaksin lengkap rata-rata gejalanya ringan, dan melakukan rawat jalan. Sedangkan pasien yang belum vaksin karena tidak memenuhi syarat, kondisinya harus dirawat. Ada juga pasien yang sudah divaksin, namun kondisinya parah, karena ada penyakit penyerta lain. (sma)

drg Yayu Indriaty SpKGA

PALANGKA RAYA – Mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 RSUD yang tren terus meningkat, RSUD dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya telah melakukan langkah antisipasi. Selain sarana dan prasarana, mereka juga sudah merekrut dan melatih relawan, jika sewaktu-waktu diperlukan.

“Melihat profil kesehatan masyarakat saat ini, ada lonjakan kasus dibandingkan dua minggu lalu. Dilihat dari data untuk se-Kalteng, rata-rata kasusnya sampai 150 per hari. Sedangkan di RS Doris sendiri bisa terdeteksi 70-80 kasus,”ujar Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, drg Yayu Indriaty saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/2). Kasus yang ditemukan ini berasal dari warga yang merasa ada gejala kemudian memeriksakan diri. Kemudian ada juga yang periksa antigen di luar hasilnya positif, kemudian sesuai prosuder harus pemeriksaan swab PCR. Ada juga yang datang periksa untuk syarat penerbangan.

Menurutnya ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi kepanikan seperti tahun lalu. Karena itu, RSDS sejak awal tahun sudah mulai menyiapkan keperluan obatan-obatan, logistik. Sudah minta obat antivirus sesuai saran dari Kementerian Kesehatan.

Baca Juga :  Rektor UPR Terima Penghargaan Kwarnas Gerakan Pramuka

“Ruang awat dan tempat tidur sudah kami tambah. Saat ini ada 40 tempat tidur untuk merawat pasien Covid-10. Saat ini ada 34 orang yang kami rawat. Jika ada lonjakan, kami akan buka lagi ruang rawat yang lain,” ujar drg Yayu.

Sejak pertama terjadi Covid tahun 2020, RSDS telah membuka ruang rawat sesuai dengan standar pasien infeksius. Jika dibuka kembali karena penambahan pasien, ruang itu bisa langsung menyesuaikan.

Peralatan kesehatan  menurut drg Yayu tetap menggunakan yang ada. Sedangkan terkait ketersediaan oksigen, saat rumah sakit pendidikan telah memiliki generator yang bisa memenuhi kebutuhan rumah sakit.

“Kami juga sudah antisipasi, yang dulu hanya memiliki 100 tabung, saat ini sudah sudah ada 200 tabung. Oksigen tabung ini untuk support oksigen central,” ujarnya.

Sedangkan untuk tenaga, saat ini menurut drg Yayu pihaknya telah merekrut 30 orang relawan. Mereka sedang menjalani pelatihan. Jika diperlukan nanti mereka  akan siap. Sedangkan tenaga organik RSDS, akan diarahkan untuk ruang lain yang memerlukan.

Baca Juga :  Refleksi Kebangkitan PPNI Kota Palangka Raya

Sementara ini belum ada kenaikan pemakaian oksigen, gejala yang ada lebih ke organ pernafasan bagian atas. Memang ada yang parah karena ada penyakit penyerta, sehingga dirawat di ruang intensif.

“Tingkat kematian, sejak dua minggu lalu, ada tiga kasus. Dua pasien berasal dari rujukan,” ujarnya.

Ia mengajak semua masyarakat  untuk tetap waspada. Tetap mematuhi protokol kesehatan. Membatasi pergerakan. Mengikuti anjuran pemerintah. “Ayo kita hijaukan lagi Kalteng,” ujarnya.

Saat ditanya profil pasien, menurut data, kata drg Yayu pasien Covid-19 yang telah vaksin lengkap rata-rata gejalanya ringan, dan melakukan rawat jalan. Sedangkan pasien yang belum vaksin karena tidak memenuhi syarat, kondisinya harus dirawat. Ada juga pasien yang sudah divaksin, namun kondisinya parah, karena ada penyakit penyerta lain. (sma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/