Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Rakor Karhutla, Kalteng Masuk 6 Provinsi Prioritas

PALANGKA RAYA– Kalimantan Tengah masuk dalam 6 provinsi di Indonesia yang potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi di negeri ini. Hal itu dikarenakan luas hutan yang masih membentang. Termasuk kejadian yang pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat mengundang 6 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah untuk rapat koordinasi (rakor) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jakarta.

Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo langsung mengikuti rapat koordinasi sehubungan dengan antisipasi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang berlangsung di Aula Dr Sutopo Graha PNBP di Jakarta, Rabu (6/4).

“Rapat ini untuk melihat kesiapan masing-masing provinsi, termasuk anggaran, sarana dan prasarana, personel untuk menghadapi karhutla nanti,” kata Edy Pratowo kepada Kalteng Pos, Rabu (6/4).

Baca Juga :  Tingkatkan Sinergitas dan Inovasi Membangun Daerah

Dalam rapat saat itu, disampaikan terkait dukungan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, jika terjadi karhutla dengan melakukan koordinasi sesegera mungkin guna mengambil langkah antisipasi secara baik.

“Ketika daerah memasuki siaga darurat, maka mereka akan segera membantu seperti teknologi modi-Ȁ kasi cuaca, dukungan helikopter water bombing lainnya,” ungkapnya.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah menjaga mitigasi pencegahan dini. Artinya ketika terpantau ada api kecil, maka harus segera dipadamkan, agar tidak mudah menjalar ke daerah lainnya yang dapat menyebabkan kabut asap.

Dengan demikian, Kalteng siap untuk berkoordinasi, karena dari Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi (DBHDR) sebagai bagian daerah yang berasal dari penerimaan sumber daya alam kehutanan dana reboisasi telah disiapkan senilai Rp 53 miliar.

Baca Juga :  Harus Bijak Bermedia Sosial

“Selanjutnya dari dana APBD provinsi juga dianggarkan senilai Rp 250 miliar yang akan digunakan untuk penanganan karhutla ke depan di Bumi Tambuj Bungai,” tegasnya.

Wakil gubernur juga berharap, agar sosialisasi dan edukasi terkait bahaya karhutla, melibatkan dan keikutsertaan semua pihak. Termasuk korporasi juga harus memberikan dukungan maksimal. Sebab berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat bahwa pada Juli akan terjadi musim kemarau.

“Kendati pun perhitungannya bahwa kemarau kali ini juga masih sering terjadinya hujan. Sehingga harapannya agar upaya-upaya pencegahan harus terus dilakukan ke depan bersama pemerintah, TNI, Polri, korporasi dan juga masyarakat Kalteng,” katanya. (nue/ens/ko)

PALANGKA RAYA– Kalimantan Tengah masuk dalam 6 provinsi di Indonesia yang potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi di negeri ini. Hal itu dikarenakan luas hutan yang masih membentang. Termasuk kejadian yang pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat mengundang 6 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah untuk rapat koordinasi (rakor) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jakarta.

Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo langsung mengikuti rapat koordinasi sehubungan dengan antisipasi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang berlangsung di Aula Dr Sutopo Graha PNBP di Jakarta, Rabu (6/4).

“Rapat ini untuk melihat kesiapan masing-masing provinsi, termasuk anggaran, sarana dan prasarana, personel untuk menghadapi karhutla nanti,” kata Edy Pratowo kepada Kalteng Pos, Rabu (6/4).

Baca Juga :  Tingkatkan Sinergitas dan Inovasi Membangun Daerah

Dalam rapat saat itu, disampaikan terkait dukungan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, jika terjadi karhutla dengan melakukan koordinasi sesegera mungkin guna mengambil langkah antisipasi secara baik.

“Ketika daerah memasuki siaga darurat, maka mereka akan segera membantu seperti teknologi modi-Ȁ kasi cuaca, dukungan helikopter water bombing lainnya,” ungkapnya.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah menjaga mitigasi pencegahan dini. Artinya ketika terpantau ada api kecil, maka harus segera dipadamkan, agar tidak mudah menjalar ke daerah lainnya yang dapat menyebabkan kabut asap.

Dengan demikian, Kalteng siap untuk berkoordinasi, karena dari Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi (DBHDR) sebagai bagian daerah yang berasal dari penerimaan sumber daya alam kehutanan dana reboisasi telah disiapkan senilai Rp 53 miliar.

Baca Juga :  Harus Bijak Bermedia Sosial

“Selanjutnya dari dana APBD provinsi juga dianggarkan senilai Rp 250 miliar yang akan digunakan untuk penanganan karhutla ke depan di Bumi Tambuj Bungai,” tegasnya.

Wakil gubernur juga berharap, agar sosialisasi dan edukasi terkait bahaya karhutla, melibatkan dan keikutsertaan semua pihak. Termasuk korporasi juga harus memberikan dukungan maksimal. Sebab berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat bahwa pada Juli akan terjadi musim kemarau.

“Kendati pun perhitungannya bahwa kemarau kali ini juga masih sering terjadinya hujan. Sehingga harapannya agar upaya-upaya pencegahan harus terus dilakukan ke depan bersama pemerintah, TNI, Polri, korporasi dan juga masyarakat Kalteng,” katanya. (nue/ens/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/