Senin, November 25, 2024
31.8 C
Palangkaraya

Renovasi Tidak Mengubah Ciri Khas Budaya Dayak

Menjelang Pertemuan G-20, Huma Betang Anjungan Kalteng TMII Dipercantik

Dalam rangka persiapan pertemuan negara-negara G-20 di Jakarta, Pemprov Kalteng menyelenggarakan rapat koordinasi rejuvenasi anjungan Kalteng di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (20/7).

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SETELAH rapat yang dilaksanakan di Huma Betang Anjungan Kalteng TMII Jakarta, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran beserta jajaran meninjau langsung lokasi anjungan Kalteng yang berada di TMII Jakarta. Sugianto mengimbau agar pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng segera melakukan rejuvenasi, revitalisasi, dan renovasi terhadap sarana dan prasarana yang ada di anjungan Kalteng, baik yang rusak ringan maupun yang rusak berat.

Gubernur juga menginstruksikan agar dilakukan peremajaan semua aset-aset budaya Kalteng yang ada. “Semua aset-aset budaya yang tidak layak, diganti dengan yang baru, yang rusak dibenahi, harus selesai sebelum acara G-20,” katanya di sela-sela peninjauan.

Baca Juga :   Mayoritas Warga Flamboyan Bawah Setuju Direlokasi ke Tempat Aman

Dalam kesempatan itu gubernur menuturkan, rejuvenasi dilakukan tanpa mengubah ciri khas budaya Dayak Kalteng. Harus tetap terpelihara dan dirawat dengan baik.

“Kekayaan seni dan budaya kita dapat tergambar dari anjungan ini, untuk itu perlu keseriusan dalam menangani. Pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota harus merasa bagian dari anjungan ini,” tegasnya.

Orang nomor satu di Kalteng itu berharap kegiatan rejuvenasi, revitalisasi, dan renovasi bisa diselesaikan paling lambat akhir September, karena pertemuan G-20 yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober 2022.

Sementara itu, Sekda Kalteng Nuryakin menambahkan, dalam rapat koordinasi terkait rejuvenasi anjungan telah dibuat beberapa kesepakatan. Pertama, pemprov dan pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng sepakat melaksanakan rehabilitasi, revitalisasi, dan rejuvenasi anjungan Kalteng di TMII, Jakarta, dengan menggunakan anggaran tahun 2022 dan 2023.

“Kedua, pembiayaan dilakukan bersama-sama oleh pemprov dan pemkab/pemko dengan persentase pemprov 30 persen dan pamkab/pemko se-Kalteng 70 persen, dibagi sama rata dari total biaya yang diperlukan,” ucapnya.

Baca Juga :  Kerajaan Punya Versi Tersendiri tentang Kiprah sang Kiai

Ketiga, untuk penataan dan pengisian diorama seperti pakaian adat, senjata khas, aksesori lain, dan dekorasi ruangan, pembiayaannya dibebankan kepada tiap pemkab/pemko se-Kalteng.

“Anjungan ini merupakan wajah Kalteng yang di dalamnya ada 13 kabupaten/kota, maka rejuvinasi ini dilaksanakan secara bersama-sama antara pemprov dan pemkab/pemko dengan,” ujarnya.

Ditegaskannya, hal yang paling mendesak saat ini adalah bagaimana mempercantik wajah Kalteng ini dalam rangka menyambut pertemuan negara-negara G-20 yang akan digelar Oktober mendatang. Prakegiatan pun sudah mulai berlangsung mulai Agustus mendatang.

“Kami akan lakukan revitalisasi, rehabilitasi, dan rejuvenasi hal-hal yang mendesak dahulu sebelum Oktober 2022, agar tampilan anjungan betul-betul menggambarkan miniatur Kalteng,” pungkasnya. (*/mmc/ce/ala/ko)

Menjelang Pertemuan G-20, Huma Betang Anjungan Kalteng TMII Dipercantik

Dalam rangka persiapan pertemuan negara-negara G-20 di Jakarta, Pemprov Kalteng menyelenggarakan rapat koordinasi rejuvenasi anjungan Kalteng di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (20/7).

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SETELAH rapat yang dilaksanakan di Huma Betang Anjungan Kalteng TMII Jakarta, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran beserta jajaran meninjau langsung lokasi anjungan Kalteng yang berada di TMII Jakarta. Sugianto mengimbau agar pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng segera melakukan rejuvenasi, revitalisasi, dan renovasi terhadap sarana dan prasarana yang ada di anjungan Kalteng, baik yang rusak ringan maupun yang rusak berat.

Gubernur juga menginstruksikan agar dilakukan peremajaan semua aset-aset budaya Kalteng yang ada. “Semua aset-aset budaya yang tidak layak, diganti dengan yang baru, yang rusak dibenahi, harus selesai sebelum acara G-20,” katanya di sela-sela peninjauan.

Baca Juga :   Mayoritas Warga Flamboyan Bawah Setuju Direlokasi ke Tempat Aman

Dalam kesempatan itu gubernur menuturkan, rejuvenasi dilakukan tanpa mengubah ciri khas budaya Dayak Kalteng. Harus tetap terpelihara dan dirawat dengan baik.

“Kekayaan seni dan budaya kita dapat tergambar dari anjungan ini, untuk itu perlu keseriusan dalam menangani. Pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota harus merasa bagian dari anjungan ini,” tegasnya.

Orang nomor satu di Kalteng itu berharap kegiatan rejuvenasi, revitalisasi, dan renovasi bisa diselesaikan paling lambat akhir September, karena pertemuan G-20 yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober 2022.

Sementara itu, Sekda Kalteng Nuryakin menambahkan, dalam rapat koordinasi terkait rejuvenasi anjungan telah dibuat beberapa kesepakatan. Pertama, pemprov dan pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng sepakat melaksanakan rehabilitasi, revitalisasi, dan rejuvenasi anjungan Kalteng di TMII, Jakarta, dengan menggunakan anggaran tahun 2022 dan 2023.

“Kedua, pembiayaan dilakukan bersama-sama oleh pemprov dan pemkab/pemko dengan persentase pemprov 30 persen dan pamkab/pemko se-Kalteng 70 persen, dibagi sama rata dari total biaya yang diperlukan,” ucapnya.

Baca Juga :  Kerajaan Punya Versi Tersendiri tentang Kiprah sang Kiai

Ketiga, untuk penataan dan pengisian diorama seperti pakaian adat, senjata khas, aksesori lain, dan dekorasi ruangan, pembiayaannya dibebankan kepada tiap pemkab/pemko se-Kalteng.

“Anjungan ini merupakan wajah Kalteng yang di dalamnya ada 13 kabupaten/kota, maka rejuvinasi ini dilaksanakan secara bersama-sama antara pemprov dan pemkab/pemko dengan,” ujarnya.

Ditegaskannya, hal yang paling mendesak saat ini adalah bagaimana mempercantik wajah Kalteng ini dalam rangka menyambut pertemuan negara-negara G-20 yang akan digelar Oktober mendatang. Prakegiatan pun sudah mulai berlangsung mulai Agustus mendatang.

“Kami akan lakukan revitalisasi, rehabilitasi, dan rejuvenasi hal-hal yang mendesak dahulu sebelum Oktober 2022, agar tampilan anjungan betul-betul menggambarkan miniatur Kalteng,” pungkasnya. (*/mmc/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/