Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Optimalkan Program dan Terobosan dalam Menekan Lajunya Infiasi

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta untuk terus berupaya mengoptimalkan berbagai program dan terobosan untuk membantu menekan laju inflasi di daerah ini. Kenaikan sejumlah komoditi kebutuhan pokok di Kota Sampit disinyalir tidak merata. Pasalnya masih ada sejumlah pedagang yang mampu menjual dengan harga rendah dan mengaku tetap mendapatkan keuntungan.

Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotim Darmawati meminta agar Pemerintah Daerah melalui instansi terkait melakukan pemeriksaan ke pasar agar mengetahui penyebab adanya perbedaan harga yang signifikan antara pedagang satu dengan lainnya, jangan sampai ada oknum yang melakukan penimbunan.

“Selain itu optimalisasi juga penting dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman agar ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah dapat dikurangi masuk ke Kabupaten Kotim ini, sehingga dapat menekan lajunya inflasi di daerah ini,” kata Darmawati saat di bincangi di ruang kerjanya, Rabu (31/8).

Baca Juga :  DPRD Minta Pemkab Tingkatkan Dukungan Terhadap UMKM

Menurutnya kalau penimbunan terjadi, maka akan sangat berpengaruh dengan kenaikan harga komoditi, maka pengawasan harus segera dilakukan oleh intansi teknis dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sehingga stoknya tersedia dan harganya dapat stabil sehingga dapat menekan lajunya inflasi di Kabupaten Kotim.

“Kami juga mengimbau kepada semua pelaku usaha untuk tidak menaikkan harga secara sepihak atau menimbun sembako apalagi mengambil kesempatan di tengah-tengah keadaan ekonomi yang masih sulit sekarang ini, jangan sampai mengambil keuntungan sepihak saja,” ujar Darmawati.

Politisi Partai Golkar ini juga mengatakan salah satu penyumbang angka inflasi di Kabupaten Kotim adalah tingginya ketergantungan bahan pangan dari luar daerah. Banyaknya barang yang masuk dari luar daerah menyebabkan harga naik karena ketersediaan barang yang tidak sepadan dengan tingginya permintaan.

Baca Juga :  Momentum HUT RI, Bangkit dari Keterpurukan

“Kita lihat cabe, bawang merah, telur ayam, bawang putih yang masuk ke daerah kita berasal dari pulau Jawa, maka dari itu kami mengajak semua stakeholders terkait untuk mengambil peran, bagaimana daerah kita bisa berperan aktif, sehingga daerah kita tidak lagi ketergantungan dengan daerah lain,” tutupnya. (bah/ans/ko)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta untuk terus berupaya mengoptimalkan berbagai program dan terobosan untuk membantu menekan laju inflasi di daerah ini. Kenaikan sejumlah komoditi kebutuhan pokok di Kota Sampit disinyalir tidak merata. Pasalnya masih ada sejumlah pedagang yang mampu menjual dengan harga rendah dan mengaku tetap mendapatkan keuntungan.

Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotim Darmawati meminta agar Pemerintah Daerah melalui instansi terkait melakukan pemeriksaan ke pasar agar mengetahui penyebab adanya perbedaan harga yang signifikan antara pedagang satu dengan lainnya, jangan sampai ada oknum yang melakukan penimbunan.

“Selain itu optimalisasi juga penting dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman agar ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah dapat dikurangi masuk ke Kabupaten Kotim ini, sehingga dapat menekan lajunya inflasi di daerah ini,” kata Darmawati saat di bincangi di ruang kerjanya, Rabu (31/8).

Baca Juga :  DPRD Minta Pemkab Tingkatkan Dukungan Terhadap UMKM

Menurutnya kalau penimbunan terjadi, maka akan sangat berpengaruh dengan kenaikan harga komoditi, maka pengawasan harus segera dilakukan oleh intansi teknis dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sehingga stoknya tersedia dan harganya dapat stabil sehingga dapat menekan lajunya inflasi di Kabupaten Kotim.

“Kami juga mengimbau kepada semua pelaku usaha untuk tidak menaikkan harga secara sepihak atau menimbun sembako apalagi mengambil kesempatan di tengah-tengah keadaan ekonomi yang masih sulit sekarang ini, jangan sampai mengambil keuntungan sepihak saja,” ujar Darmawati.

Politisi Partai Golkar ini juga mengatakan salah satu penyumbang angka inflasi di Kabupaten Kotim adalah tingginya ketergantungan bahan pangan dari luar daerah. Banyaknya barang yang masuk dari luar daerah menyebabkan harga naik karena ketersediaan barang yang tidak sepadan dengan tingginya permintaan.

Baca Juga :  Momentum HUT RI, Bangkit dari Keterpurukan

“Kita lihat cabe, bawang merah, telur ayam, bawang putih yang masuk ke daerah kita berasal dari pulau Jawa, maka dari itu kami mengajak semua stakeholders terkait untuk mengambil peran, bagaimana daerah kita bisa berperan aktif, sehingga daerah kita tidak lagi ketergantungan dengan daerah lain,” tutupnya. (bah/ans/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/