Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

ANGKA KASUS LIMA KABUPATEN TINGGI, KOTA PALANGKA RAYA TERENDAH

Gawat! Ribuan Anak Kalteng Kena Stunting

PALANGKA RAYA-Angka anak yang mengalami stunting di Kalteng secara nasional atau di Kalimantan memang masih rendah. Meski demikian, permasalahan kesehatan ini tetap harus menjadi perhatian serius. Pasalnya berdasarkan data yang tercatat, ada ribuan anak di Kalteng yang mengalami stunting, tersebar di 14 kabupaten/kota.

Berdasarkan data monitoring pelaksaaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintgrasi Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), di Kalteng terdapat lima kabupaten yang angka stunting masih tinggi. Sedangkan Kota Palangka Raya tercatat sebagai daerah terendah kasus stunting (data lengkap lihat di tabel).

Masih banyaknya anak di Kalteng yang mengalami stunting mendorong pemerintah mengalihkan fokus untuk mencegah permasalahan kesehatan bagi anak ini. Pemerintah pusat telah menargetkan penurunan kasus stunting di Indonesia sebesar 14 persen pada 2024 mendatang. Untuk itu tiap daerah didesak mengejar target itu, tak terkecuali Kalteng.

Berbagai program dilakukan dalam upaya menekan kasus stunting. Salah satunya adalah dengan terus melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang erat kaitan dengan penyebab terjadinya stunting. Salah satunya ibu hamil.

Sebagaimana yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng melalui seminar kesehata pencegahan stunting. Kegiatan tersebut diikuti ibu hamil di Kota Palangka Raya. Para ibu hamil diberi edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan semasa kehamilan, agar keturunan yang lahir lepas dari potensi stunting. Pembicara kunci dalam seminar tersebut adalah Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalteng sekaligus Bunda PAUD Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran. Seminar diadakan di Swiss-Belhotel Danum, Jumat (11/11/2022).

Dalam kesempatan itu, Ivo menekankan mengenai pentingnya mencegah stunting sedini mungkin melalui peran para ibu hamil. Pasalnya, saat ini tingginya angka stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di tingkat nasional maupun daerah. Ivo mengatakan, mencegah stunting lewat peran ibu hamil bisa dilakukan selama masa mengandung atau 1.000 hari pertama kehidupan.

“Peran ibu hamil untuk mencegah stunting bisa dimulai sejak masa kehamilan, pada 1.000 hari pertama kehidupan, bukan saat bayi itu sudah lahir, jadi sangat penting menjaga asupan gizi bagi anak-anak kita selama masa kehamilan,” ujar Ivo.

Istri dari Gubernur Kalteng ini mengatakan, stunting menyebabkan pertumbuhan anak jadi tidak optimal. Ketika anak mengalami stunting, meski sudah berusia satu atau dua tahun, tubuhnya tidak dapat tumbuh normal. Ada berbagai faktor yang memengaruhi stunting. Salah satunya ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis akibat kurangnya asupan makanan bergizi. “Maka dari itu penting untuk makan makanan yang bergizi semasa hamil,” ucapnya.

Baca Juga :  Gubernur Terima Penghargaan Kategori Pembangunan 3T

Terkait makanan bergizi, lanjut Ivo, tidak perlu susah-susah membeli makanan seperti salmon dan brokoli yang sulit didapatkan di Kalteng. Ivo menyarankan untuk menafaatkan makanan lokal yang tak kalah kandungan gizinya. Ivo mengajak para ibu hamil memanfaatkan sayur-sayuran dan ikan-ikan lokal.

“Kita sebagaimana orang Indonesia itu sudah kaya. Apalagi Kalteng ini kaya sekali dengan sumber alam lokalnya. Tidak perlu terpengaruh dengan influencer yang mencontohkan memasak salmon dan brokoli sebagai makanan bergizi. Tidak perlu jauh-jauh, di Kalteng ini juga ada ikan yang gizinya itu bahkan melebihi salmon, kalau tidak salah ada ikan gambung. Untuk jenis sayur-sayuran, kelakai kaya akan zat besi, jadi tidak perlu susah-susah cari salmon dan brokoli, manfaatkan potensi alam yang ada di Kalteng,” tutur perempuan yang berulang tahun tiap 26 Juli itu.

Ivo juga mengingatkan soal pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi. Pemberian ASI segera setelah bayi lahir oleh ibu hamil pada bayi usia nol hingga enam bulan. Bayi usia nol sampai enam bulan, jika tidak diberikan ASI eksklusif, bisa menjadi faktor pemicu stunting. Dalam ASI terdapat kandungan gizi yang sangat baik untuk tumbuh kembang anak.

“Selain mengandung sumber gizi dan sumber makanan yang sangat baik untuk tubuh anak, kandungan ASI juga bisa membentuk imunitas atau kekebalan tubuh anak, jadi betapa pentingnya ASI ini untuk anak kita,” tegasnya.

Para ibu hamil diingatkan untuk rutin melakukan pengecekan bayi atau balita ke posyandu atau fasilitas kesehatan (faskes) terdekat sehingga bisa mencegah stunting lebih dini.

“Ini penting ya ibu-ibu, bayi mesti rutin dibawa ke posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat, karena bisa dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak, seperti lingkar kepala, berat badan, dan tinggi badan. Kalau ibu-ibu tidak rajin bawa anak ke posyandu atau faskes terdekat, kalau tumbuh kembang anaknya tidak sesuai usia, ibu tidak akan tahu,” jelasnya.

Baca Juga :  Terima Kasih Warga Palangka Raya

 

Sementara itu, Kepala Dinkes Kalteng dr Suyuti Syamsul mengakui angka stunting di Kalteng masih berada di atas rata-rata nasional. Meskipun terjadi penurunan dari 34 persen ke 27 persen, tetap saja masih berada di atas target nasional. Menurut Suyuti, pihaknya menargetkan penurunan angka stunting di Kalteng sebesar 16 persen pada 2024 mendatang.

“Kami menargetkan minimal tahun 2024 itu kita sudah capai angka 16 persen ya, memang itu masih di bawah target nasional 14 persen, tapi itulah target yang sangat optimis. Artinya harus kerja keras supaya bisa capai angka 16 persen,” bebernya kepada awak media usai menghadiri pembukaan seminar kesehatan bertema Cegah Stunting Itu Penting.

Suyuti mengatakan, masalah stunting tidak bisa diatasi jika sudah berada di atas 1.000 hari kehidupan anak. Maka dari itu, intervensi yang dilakukan harus dimulai sejak kondisi hamil, sehingga dapat mencegah terciptanya potensi stunting pada sang bayi.

“Sejak orang hamil kita mulai lakukan intervensi, sehingga mereka paham bagaimana mencegah stunting,” tuturnya.

Upaya menurunkan stunting tak lepas dari asupan gizi. Salah satu hal penting dalam memenuhi kelengkapan gizi adalah ketersediaan pangan yang sehat dan bergizi.

“Kami berusaha memotong kebiasaan yang selama ini keliru, misalnya memberikan anak mi instan, kemudian menggunakan kue-kue dan jajanan yang tidak sehat,” tuturnya.

Suyuti menyebut ada dua macam bentuk intervensi pencegahan stunting. Pertama, intervensi spesifik yang dilakukan oleh dinas kesehatan. Misalnya, pengobatan kondisi sakit dan kekurangan makanan akut dapat diintervensi dengan makanan tambahan. Kedua, intervensi sensitif di luar bidang dinas kesehatan, seperti pemenuhan kebutuhan air bersih, ketersediaan pangan di rumah tangga, dan pola asuh.

“Kalau hanya kami ngobati terus yang sakit, tapi ketersediaan pangan tidak ada, pola asuh enggak betul, seberapa lama sanggup kita intervensi? Padahal setiap sakit itu pasti terjadi reduksi pertumbuhan, untuk mengejarnya itu kan butuh waktu lagi. Kalau dia sakit, maka kami bertugas mengobati. Namun bagaimana mencegah orang agar tidak sakit, itu tugasnya banyak pihak,” pungkasnya. (dan/ce/ala)

 

 

 

PALANGKA RAYA-Angka anak yang mengalami stunting di Kalteng secara nasional atau di Kalimantan memang masih rendah. Meski demikian, permasalahan kesehatan ini tetap harus menjadi perhatian serius. Pasalnya berdasarkan data yang tercatat, ada ribuan anak di Kalteng yang mengalami stunting, tersebar di 14 kabupaten/kota.

Berdasarkan data monitoring pelaksaaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintgrasi Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), di Kalteng terdapat lima kabupaten yang angka stunting masih tinggi. Sedangkan Kota Palangka Raya tercatat sebagai daerah terendah kasus stunting (data lengkap lihat di tabel).

Masih banyaknya anak di Kalteng yang mengalami stunting mendorong pemerintah mengalihkan fokus untuk mencegah permasalahan kesehatan bagi anak ini. Pemerintah pusat telah menargetkan penurunan kasus stunting di Indonesia sebesar 14 persen pada 2024 mendatang. Untuk itu tiap daerah didesak mengejar target itu, tak terkecuali Kalteng.

Berbagai program dilakukan dalam upaya menekan kasus stunting. Salah satunya adalah dengan terus melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang erat kaitan dengan penyebab terjadinya stunting. Salah satunya ibu hamil.

Sebagaimana yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng melalui seminar kesehata pencegahan stunting. Kegiatan tersebut diikuti ibu hamil di Kota Palangka Raya. Para ibu hamil diberi edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan semasa kehamilan, agar keturunan yang lahir lepas dari potensi stunting. Pembicara kunci dalam seminar tersebut adalah Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalteng sekaligus Bunda PAUD Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran. Seminar diadakan di Swiss-Belhotel Danum, Jumat (11/11/2022).

Dalam kesempatan itu, Ivo menekankan mengenai pentingnya mencegah stunting sedini mungkin melalui peran para ibu hamil. Pasalnya, saat ini tingginya angka stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di tingkat nasional maupun daerah. Ivo mengatakan, mencegah stunting lewat peran ibu hamil bisa dilakukan selama masa mengandung atau 1.000 hari pertama kehidupan.

“Peran ibu hamil untuk mencegah stunting bisa dimulai sejak masa kehamilan, pada 1.000 hari pertama kehidupan, bukan saat bayi itu sudah lahir, jadi sangat penting menjaga asupan gizi bagi anak-anak kita selama masa kehamilan,” ujar Ivo.

Istri dari Gubernur Kalteng ini mengatakan, stunting menyebabkan pertumbuhan anak jadi tidak optimal. Ketika anak mengalami stunting, meski sudah berusia satu atau dua tahun, tubuhnya tidak dapat tumbuh normal. Ada berbagai faktor yang memengaruhi stunting. Salah satunya ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis akibat kurangnya asupan makanan bergizi. “Maka dari itu penting untuk makan makanan yang bergizi semasa hamil,” ucapnya.

Baca Juga :  Gubernur Terima Penghargaan Kategori Pembangunan 3T

Terkait makanan bergizi, lanjut Ivo, tidak perlu susah-susah membeli makanan seperti salmon dan brokoli yang sulit didapatkan di Kalteng. Ivo menyarankan untuk menafaatkan makanan lokal yang tak kalah kandungan gizinya. Ivo mengajak para ibu hamil memanfaatkan sayur-sayuran dan ikan-ikan lokal.

“Kita sebagaimana orang Indonesia itu sudah kaya. Apalagi Kalteng ini kaya sekali dengan sumber alam lokalnya. Tidak perlu terpengaruh dengan influencer yang mencontohkan memasak salmon dan brokoli sebagai makanan bergizi. Tidak perlu jauh-jauh, di Kalteng ini juga ada ikan yang gizinya itu bahkan melebihi salmon, kalau tidak salah ada ikan gambung. Untuk jenis sayur-sayuran, kelakai kaya akan zat besi, jadi tidak perlu susah-susah cari salmon dan brokoli, manfaatkan potensi alam yang ada di Kalteng,” tutur perempuan yang berulang tahun tiap 26 Juli itu.

Ivo juga mengingatkan soal pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi. Pemberian ASI segera setelah bayi lahir oleh ibu hamil pada bayi usia nol hingga enam bulan. Bayi usia nol sampai enam bulan, jika tidak diberikan ASI eksklusif, bisa menjadi faktor pemicu stunting. Dalam ASI terdapat kandungan gizi yang sangat baik untuk tumbuh kembang anak.

“Selain mengandung sumber gizi dan sumber makanan yang sangat baik untuk tubuh anak, kandungan ASI juga bisa membentuk imunitas atau kekebalan tubuh anak, jadi betapa pentingnya ASI ini untuk anak kita,” tegasnya.

Para ibu hamil diingatkan untuk rutin melakukan pengecekan bayi atau balita ke posyandu atau fasilitas kesehatan (faskes) terdekat sehingga bisa mencegah stunting lebih dini.

“Ini penting ya ibu-ibu, bayi mesti rutin dibawa ke posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat, karena bisa dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak, seperti lingkar kepala, berat badan, dan tinggi badan. Kalau ibu-ibu tidak rajin bawa anak ke posyandu atau faskes terdekat, kalau tumbuh kembang anaknya tidak sesuai usia, ibu tidak akan tahu,” jelasnya.

Baca Juga :  Terima Kasih Warga Palangka Raya

 

Sementara itu, Kepala Dinkes Kalteng dr Suyuti Syamsul mengakui angka stunting di Kalteng masih berada di atas rata-rata nasional. Meskipun terjadi penurunan dari 34 persen ke 27 persen, tetap saja masih berada di atas target nasional. Menurut Suyuti, pihaknya menargetkan penurunan angka stunting di Kalteng sebesar 16 persen pada 2024 mendatang.

“Kami menargetkan minimal tahun 2024 itu kita sudah capai angka 16 persen ya, memang itu masih di bawah target nasional 14 persen, tapi itulah target yang sangat optimis. Artinya harus kerja keras supaya bisa capai angka 16 persen,” bebernya kepada awak media usai menghadiri pembukaan seminar kesehatan bertema Cegah Stunting Itu Penting.

Suyuti mengatakan, masalah stunting tidak bisa diatasi jika sudah berada di atas 1.000 hari kehidupan anak. Maka dari itu, intervensi yang dilakukan harus dimulai sejak kondisi hamil, sehingga dapat mencegah terciptanya potensi stunting pada sang bayi.

“Sejak orang hamil kita mulai lakukan intervensi, sehingga mereka paham bagaimana mencegah stunting,” tuturnya.

Upaya menurunkan stunting tak lepas dari asupan gizi. Salah satu hal penting dalam memenuhi kelengkapan gizi adalah ketersediaan pangan yang sehat dan bergizi.

“Kami berusaha memotong kebiasaan yang selama ini keliru, misalnya memberikan anak mi instan, kemudian menggunakan kue-kue dan jajanan yang tidak sehat,” tuturnya.

Suyuti menyebut ada dua macam bentuk intervensi pencegahan stunting. Pertama, intervensi spesifik yang dilakukan oleh dinas kesehatan. Misalnya, pengobatan kondisi sakit dan kekurangan makanan akut dapat diintervensi dengan makanan tambahan. Kedua, intervensi sensitif di luar bidang dinas kesehatan, seperti pemenuhan kebutuhan air bersih, ketersediaan pangan di rumah tangga, dan pola asuh.

“Kalau hanya kami ngobati terus yang sakit, tapi ketersediaan pangan tidak ada, pola asuh enggak betul, seberapa lama sanggup kita intervensi? Padahal setiap sakit itu pasti terjadi reduksi pertumbuhan, untuk mengejarnya itu kan butuh waktu lagi. Kalau dia sakit, maka kami bertugas mengobati. Namun bagaimana mencegah orang agar tidak sakit, itu tugasnya banyak pihak,” pungkasnya. (dan/ce/ala)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/