PALANGKA RAYA – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalteng Brigjen Pol Sumirat Dwiyanto mengatakan tak mudah untuk mengubah Kompleks Ponton yang berstatus sarang narkoba itu menjadi wilayah bercitra positif. Namun upaya untuk mengubah wajah Ponton itu tetap dilakukan. Pemberantasan penyalahgunaan narkoba pada wilayah yang terkenal karena maraknya peredaran narkoba, perlu dukungan semua pihak. Upaya menjadikan Ponton sebagai wilayah bersih dari narkoba tidak bisa hanya semata mengandalkan kerja dan upaya pihak kepolisian.
“Namanya kampung rawan narkoba, di mana-mana ya sama aja. Jadi dalam penanganan kampung rawan narkoba itu, seluruh instansi pemerintah dan komponen masyarakat sebagaimana Inpres Nomor 2 Tahun 2020, harus bersama-sama dan bersatu padu untuk memerangi narkoba. Jadi tidak hanya dikerjakan oleh polisi saja, tapi secara komprehensif oleh semua instansi pemerintah dan masyarakat, harus berkolaborasi dan bersinergi untuk bersama-sama memecahkan masalah yang ada di kampung rawan narkoba,” jelasnya.
Berulang kali pemerintah telah mengupayakan program agar kompleks Ponton kembali memiliki citra positif. Namun upaya tersebut sering kandas, karena sebagian besar masyarakat tidak berani bersuara terkait peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kompleks permukiman yang letaknya di tepi Sungai Kahayan tersebut.
“Kami dari BNN memberikan pelatihan-pelatihan terkait dengan intervensi berbasis masyarakat. Di sinilah peran tokoh agama, tokoh budaya, tokoh adat, dan tokoh lainnya, minimal melaksanakan konseling awal di wilayah atau di lingkungan masing-masing, sehingga mereka bisa ikut menekan penyalahgunaan narkotika,” jelasnya.
Sumirat optimistis ke depannya kompleks Ponton akan benar-benar bersih dari narkoba (Bersinar). Hanya saja, lanjutnya, upaya tersebut harus melibatkan seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan di Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya. Bersama-sama dan bersatu padu memberantas dan mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di wilayah ini.
Dengan adanya komitmen segenap pihak, seperti pimpinan Polda Kalteng, Danrem 102/Pjg, Gubernur, Wali Kota, dan lainnya, diharapkan bisa menjadi pendorong bagi pihaknya untuk bisa bersama-sama memberantas peredaran gelap narkotika di wilayah Ponton. Menurutnya perlu peran tokoh masyarakat dan tokoh agama demi mewujudkan impian menjadikan kompleks Ponton sebagai Kampung Bersinar. “Karena masyarakat itu masing-masing punya semacam kepercayaan, semacam panutan, nah siapa saja panutan mereka. Kalau panutan adalah tokoh agama, berarti akan lebih mudah bagi tokoh agama yang masuk. Kalau panutannya adalah tokoh adat, berarti tokoh adat yang akan dimaksimalkan,” ucapnya.(dan)