Kamis, November 21, 2024
24.5 C
Palangkaraya

Kinerja Industri Jasa Keuangan Masih Terjaga

PALANGKA RAYA – Tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia dengan berbagai tekanan dan isu global yang terjadi. Namun  tahun 2022 juga merupakan salah satu momentum dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, karena pandemi Covid-19 sudah mulai mereda sehingga roda perekonomian dapat berjalan.

“Percepatan tersebut tentunya tidak terlepas dari peran Lembaga Jasa Keuangan sebagai lembaga intermediasi. Hal tersebut ditandai dari dengan kinerja Industri Jasa Keuangan yang masih terjaga di tahun 2022,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng Otto Fitriandy saat diskusi bersama insan pers di Palangka Raya, Kamis (16/2).

Otto menjelaskan, pada industri Perbankan, kinerja Bank Umum baik konvensional dan syariah mengalami pertumbuhan yang tinggi, Aset Bank Umum di Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 16,13%, (yoy) Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 6,77% dan kredit sebesar 16,65% dengan tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan) sebesar 1,15%.

Baca Juga :  Cegah Stunting Sedini Mungkin

Kemudian, lanjut dia, kredit bank umum juga didominasi oleh sektor produktif yang memiliki porsi sebesar 60,77% dengan 3 sektor ekonomi terbesar yaitu pertanian, perburuan dan kehutanan, pemilikan alat rumah tangga, dan perdagangan besar dan eceran dengan Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi 3 kabupaten/kota terbesar pada Kredit di Kalimantan Tengah. Sedangkan untuk Perbankan Syariah masih memiliki porsi yang kecil yaitu sebesar 2,93% dari total Aset perbankan.

“Hal ini tentunya menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan juga perekonomian syariah di Kalimantan Tengah. Namun demikian, pertumbuhan bank umum syariah tergolong baik, dengan aset tumbuh sebesar 13,01% (yoy) Dana Pihak Ketiga meningkat 10,19% dan Pembiayaan sebesar 14,59% (yoy) dengan tingkat Non Performing Financing sebesar 1,06%,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Peran UMKM dalam Perekonomian

Menurut Otto, untuk sektor industri keuangan non bank juga masih tergolong baik dengan piutang pembiyaaan tumbuh sebesar 33,57% dengan NPF sebesar 1,01%, pada sektor asuransi, premi pada Desember 2022 sebesar Rp847 miliar atau tumbuh sebesar 27% dengan total klaim Rp912 miliar.

Sementara pada sektor pasar modal menunjukkan kinerja yang sangat baik, dengan jumlah investor selalu meningkat dari tahun ke tahun, untuk tahun 2022 meningkat sebesar 42,2% dengan jumlah investor sebanyak 80.605.

“Sedangkan jumlah transaksi yang terjadi sebesar RpRp496,52 miliar atau tumbuh sebesar 15,11%. Kotawaringin Barat memiliki jumlah transaksi terbanyak dengan porsi 52% dari total transaksi yang terjadi, disusul Kota Palangka Raya 33% dan Kotawaringin Timur 9% dari total transaksi di Kalimantan Tengah,” tandasnya. (uut/aza)

PALANGKA RAYA – Tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia dengan berbagai tekanan dan isu global yang terjadi. Namun  tahun 2022 juga merupakan salah satu momentum dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, karena pandemi Covid-19 sudah mulai mereda sehingga roda perekonomian dapat berjalan.

“Percepatan tersebut tentunya tidak terlepas dari peran Lembaga Jasa Keuangan sebagai lembaga intermediasi. Hal tersebut ditandai dari dengan kinerja Industri Jasa Keuangan yang masih terjaga di tahun 2022,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng Otto Fitriandy saat diskusi bersama insan pers di Palangka Raya, Kamis (16/2).

Otto menjelaskan, pada industri Perbankan, kinerja Bank Umum baik konvensional dan syariah mengalami pertumbuhan yang tinggi, Aset Bank Umum di Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 16,13%, (yoy) Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 6,77% dan kredit sebesar 16,65% dengan tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan) sebesar 1,15%.

Baca Juga :  Cegah Stunting Sedini Mungkin

Kemudian, lanjut dia, kredit bank umum juga didominasi oleh sektor produktif yang memiliki porsi sebesar 60,77% dengan 3 sektor ekonomi terbesar yaitu pertanian, perburuan dan kehutanan, pemilikan alat rumah tangga, dan perdagangan besar dan eceran dengan Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi 3 kabupaten/kota terbesar pada Kredit di Kalimantan Tengah. Sedangkan untuk Perbankan Syariah masih memiliki porsi yang kecil yaitu sebesar 2,93% dari total Aset perbankan.

“Hal ini tentunya menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan juga perekonomian syariah di Kalimantan Tengah. Namun demikian, pertumbuhan bank umum syariah tergolong baik, dengan aset tumbuh sebesar 13,01% (yoy) Dana Pihak Ketiga meningkat 10,19% dan Pembiayaan sebesar 14,59% (yoy) dengan tingkat Non Performing Financing sebesar 1,06%,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Peran UMKM dalam Perekonomian

Menurut Otto, untuk sektor industri keuangan non bank juga masih tergolong baik dengan piutang pembiyaaan tumbuh sebesar 33,57% dengan NPF sebesar 1,01%, pada sektor asuransi, premi pada Desember 2022 sebesar Rp847 miliar atau tumbuh sebesar 27% dengan total klaim Rp912 miliar.

Sementara pada sektor pasar modal menunjukkan kinerja yang sangat baik, dengan jumlah investor selalu meningkat dari tahun ke tahun, untuk tahun 2022 meningkat sebesar 42,2% dengan jumlah investor sebanyak 80.605.

“Sedangkan jumlah transaksi yang terjadi sebesar RpRp496,52 miliar atau tumbuh sebesar 15,11%. Kotawaringin Barat memiliki jumlah transaksi terbanyak dengan porsi 52% dari total transaksi yang terjadi, disusul Kota Palangka Raya 33% dan Kotawaringin Timur 9% dari total transaksi di Kalimantan Tengah,” tandasnya. (uut/aza)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/