Jumat, September 20, 2024
22.8 C
Palangkaraya

Selamat Jalan Lewis KDR

Lewis KDR Tutup Usia, Kalteng Kehilangan Sosok Toleran

PALANGKA RAYA-Ribuan warga dari berbagai kalangan menghadiri pemakaman tokoh Dayak Kalteng, Lewis KDR. Pemakaman tokoh yang merupakan ketua majelis pertimbangan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini dilaksanakan di kompleks Pemakaman Hindu Kaharingan di Jalan Tjilik Riwut, Palangka Raya, Senin siang (20/2/2023). Prosesi pemakaman dilaksanakan sesuai ritual pemakaman umat Hindu Kaharingan dan dipimpin oleh seorang Basir.

Ritual dimulai sejak peti jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Lele VII, Palangka Raya. Sebelum peti jenazah atau dalam bahasa Dayak disebut raung diangkat oleh anggota keluarga, terlebih dahulu digelar doa bersama memohon kepada Ranying Hatalla Langit atau Tuhan Yang Maha Esa agar seluruh rangkaian prosesi pemakaman bisa berjalan lancar.

Selanjutnya dilakukan upacara memapas raung atau menyucikan peti jenazah oleh Basir. Dilakukan juga ritual memalas yang bermakna agar peti jenazah benar-benar suci saat diberangkatkan menuju tempat pemakaman. Saat peti jenazah digotong oleh puluhan pria keluar dari rumah, dilaksanakan ritual tangkasiang hanyi. Selanjutnya saat peti jenazah telah berada di luar rumah, kendi tempat air penyucian jenazah langsung dipecahkan di depan pintu rumah. Ritual Ini bermakna agar seluruh nasib buruk dan kesialan akibat musibah kematian segera hilang.

Mulai dari peti jenazah disucikan hingga dibawa ke dalam mobil jenazah, diiringi suara lantunan musik gong. Setelah seluruh prosesi tersebut, peti jenazah Lewis KDR kemudian dimasukan ke dalam mobil jenazah dan diberangkatkan menuju lokasi pemakaman. Seluruh ritual saat pemberangkatan peti jenazah dari rumah duka dipimpin oleh rohaniawan Hindu Kaharingan, Basir Rendi.

Ada banyak warga yang sudah menunggu kedatangan jenazah Lewis KDR. Sebelum peti jenazah diturunkan ke liang lahat, digelar ritual Hindu Kaharingan yang dipimpin Basir Upu Rabiadi.

Baca Juga :  Perenang Kalteng Siap Berlaga di Papua

Suasana haru mewarnai proses pemakaman pria yang pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Kalteng ini. Kesedihan keluarga jelas terlihat kala peti jenazah diturunkan ke liang lahat. Isak tangis dan derai air mata anak dan para cucu tak terbendung seiring peti jenazah perlahan diturunkan, lalu ditutup dengan tanah. Raut kesedihan juga terlihat dari wajah para pelayat yang ikut serta dalam acara pemakaman itu.

Saat menyampaikan sambutan mewakili pihak keluarga besar Lewis KDR, Tirta (anak almarhum) menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak atas segala bantuan morel maupun materiel yang diberikan kepada pihak keluarga besar almarhum. Tirta juga menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan dan kesalahan yang mungkin pernah diperbuat almarhum selama masa hidupnya.

“Kami ucapkan terima banyak atas segala bantuan, baik tenaga, pikiran, saran, dan doa sehingga arwah ayah kami tercinta bisa dengan tenang dan damai kembali kepada Ranying Hatalla Langit,” tutur Tirta.

Prosesi pemakaman Lewis KDR dihadiri sejumlah tokoh penting Kalteng. Di antaranya Wakil Ketua DPRD Kalteng H Abdul Razak dan mantan Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia.

H Abdul Razak mengaku turut merasa kehilangan atas meninggalnya Lewis KDR. Dikatakannya, almarhum dikenal sebagai seorang senior yang memiliki sifat yang baik dan toleran, selalu menghargai dan menghormati orang lain.

“Beliau itu sosok yang sangat baik, sangat menghormati toleransi, sangat menghormati pendapat orang lain, dan juga sering memberikan masukan untuk pembangunan daerah,” kata Abdul Razak.

Dengan telah berpulangnya Lewis KDR, lanjutnya, maka makin sedikit tokoh Kalteng yang tahu sekaligus menjadi saksi sejarah berdirinya Provinsi Kalteng dan Kota Palangka Raya.

Baca Juga :  Bangkit Guruku, Maju Indonesiaku

“Sebelum ada Pak Lewis dan Pak Nahson Taway, tapi sekarang tinggal Pak Nahson Taway,” ungkap Abdul Razak.

Rasa kehilangan juga diungkapkan mantan Wali Kota Palangka Raya dua periode, HM Riban Satia.

“Kita kehilangan seorang yang punya kemampuan di bidang ilmu agama Kaharingan yang juga termasuk ahli soal nilai-nilai budaya,” ucap Riban.

Riban berharap akan ada penerus dari pihak keluarga yang dapat menggantikan posisi almarhum Lewis KDR.

“Semoga ada tokoh lain yang bisa mengisi kekosongan dan memiliki ketokohan seperti yang ditunjukkan almarhum, yang memang diperlukan oleh Kalteng,” tutur Riban.

Duka mendalam juga dirasakan keluarga besar Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng. Ketua Dewan Pertimbangan DAD Kalteng sekaligus tokoh adat Dayak yang dituakan masyarakat Kalteng, Lewis KDR tutup usia pada Sabtu (18/2). Ketua DAD Kalteng H Agustiar Sabran menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya tokoh yang sangat berperan dalam kemajuan masyarakat adat Dayak.

“Saya secara pribadi dan sebagai pengurus DAD Kalteng mengucapkan dukacita mendalam atas meninggalnya ayahanda kami, Bapak Lewis KDR,” kata Agustiar.

Di mata Agustiar, semasa hidup almarhum Lewis KDR bukan hanya merupakan tokoh Dayak maupun Ketua Dewan Pertimbangan DAD, tetapi juga sebagai orang tua.

“Kami mendoakan semoga arwah almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,”

Agustiar mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya Lewis KDR. Ada banyak petuah, nasihat, dan masukan yang diberikan oleh almarhum semasa hidup bagi masyarakat Dayak, khususnya pengurus DAD Kalteng.

“Walaupun kini beliau telah tiada, tetapi petuah dan nasihatnya akan selalu kami ingat dan laksanakan untuk kemajuan masyarakat Dayak,” pungkas pria yang menjabat anggota DPR RI itu. (sja/abw/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Ribuan warga dari berbagai kalangan menghadiri pemakaman tokoh Dayak Kalteng, Lewis KDR. Pemakaman tokoh yang merupakan ketua majelis pertimbangan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini dilaksanakan di kompleks Pemakaman Hindu Kaharingan di Jalan Tjilik Riwut, Palangka Raya, Senin siang (20/2/2023). Prosesi pemakaman dilaksanakan sesuai ritual pemakaman umat Hindu Kaharingan dan dipimpin oleh seorang Basir.

Ritual dimulai sejak peti jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Lele VII, Palangka Raya. Sebelum peti jenazah atau dalam bahasa Dayak disebut raung diangkat oleh anggota keluarga, terlebih dahulu digelar doa bersama memohon kepada Ranying Hatalla Langit atau Tuhan Yang Maha Esa agar seluruh rangkaian prosesi pemakaman bisa berjalan lancar.

Selanjutnya dilakukan upacara memapas raung atau menyucikan peti jenazah oleh Basir. Dilakukan juga ritual memalas yang bermakna agar peti jenazah benar-benar suci saat diberangkatkan menuju tempat pemakaman. Saat peti jenazah digotong oleh puluhan pria keluar dari rumah, dilaksanakan ritual tangkasiang hanyi. Selanjutnya saat peti jenazah telah berada di luar rumah, kendi tempat air penyucian jenazah langsung dipecahkan di depan pintu rumah. Ritual Ini bermakna agar seluruh nasib buruk dan kesialan akibat musibah kematian segera hilang.

Mulai dari peti jenazah disucikan hingga dibawa ke dalam mobil jenazah, diiringi suara lantunan musik gong. Setelah seluruh prosesi tersebut, peti jenazah Lewis KDR kemudian dimasukan ke dalam mobil jenazah dan diberangkatkan menuju lokasi pemakaman. Seluruh ritual saat pemberangkatan peti jenazah dari rumah duka dipimpin oleh rohaniawan Hindu Kaharingan, Basir Rendi.

Ada banyak warga yang sudah menunggu kedatangan jenazah Lewis KDR. Sebelum peti jenazah diturunkan ke liang lahat, digelar ritual Hindu Kaharingan yang dipimpin Basir Upu Rabiadi.

Baca Juga :  Perenang Kalteng Siap Berlaga di Papua

Suasana haru mewarnai proses pemakaman pria yang pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Kalteng ini. Kesedihan keluarga jelas terlihat kala peti jenazah diturunkan ke liang lahat. Isak tangis dan derai air mata anak dan para cucu tak terbendung seiring peti jenazah perlahan diturunkan, lalu ditutup dengan tanah. Raut kesedihan juga terlihat dari wajah para pelayat yang ikut serta dalam acara pemakaman itu.

Saat menyampaikan sambutan mewakili pihak keluarga besar Lewis KDR, Tirta (anak almarhum) menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak atas segala bantuan morel maupun materiel yang diberikan kepada pihak keluarga besar almarhum. Tirta juga menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan dan kesalahan yang mungkin pernah diperbuat almarhum selama masa hidupnya.

“Kami ucapkan terima banyak atas segala bantuan, baik tenaga, pikiran, saran, dan doa sehingga arwah ayah kami tercinta bisa dengan tenang dan damai kembali kepada Ranying Hatalla Langit,” tutur Tirta.

Prosesi pemakaman Lewis KDR dihadiri sejumlah tokoh penting Kalteng. Di antaranya Wakil Ketua DPRD Kalteng H Abdul Razak dan mantan Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia.

H Abdul Razak mengaku turut merasa kehilangan atas meninggalnya Lewis KDR. Dikatakannya, almarhum dikenal sebagai seorang senior yang memiliki sifat yang baik dan toleran, selalu menghargai dan menghormati orang lain.

“Beliau itu sosok yang sangat baik, sangat menghormati toleransi, sangat menghormati pendapat orang lain, dan juga sering memberikan masukan untuk pembangunan daerah,” kata Abdul Razak.

Dengan telah berpulangnya Lewis KDR, lanjutnya, maka makin sedikit tokoh Kalteng yang tahu sekaligus menjadi saksi sejarah berdirinya Provinsi Kalteng dan Kota Palangka Raya.

Baca Juga :  Bangkit Guruku, Maju Indonesiaku

“Sebelum ada Pak Lewis dan Pak Nahson Taway, tapi sekarang tinggal Pak Nahson Taway,” ungkap Abdul Razak.

Rasa kehilangan juga diungkapkan mantan Wali Kota Palangka Raya dua periode, HM Riban Satia.

“Kita kehilangan seorang yang punya kemampuan di bidang ilmu agama Kaharingan yang juga termasuk ahli soal nilai-nilai budaya,” ucap Riban.

Riban berharap akan ada penerus dari pihak keluarga yang dapat menggantikan posisi almarhum Lewis KDR.

“Semoga ada tokoh lain yang bisa mengisi kekosongan dan memiliki ketokohan seperti yang ditunjukkan almarhum, yang memang diperlukan oleh Kalteng,” tutur Riban.

Duka mendalam juga dirasakan keluarga besar Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng. Ketua Dewan Pertimbangan DAD Kalteng sekaligus tokoh adat Dayak yang dituakan masyarakat Kalteng, Lewis KDR tutup usia pada Sabtu (18/2). Ketua DAD Kalteng H Agustiar Sabran menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya tokoh yang sangat berperan dalam kemajuan masyarakat adat Dayak.

“Saya secara pribadi dan sebagai pengurus DAD Kalteng mengucapkan dukacita mendalam atas meninggalnya ayahanda kami, Bapak Lewis KDR,” kata Agustiar.

Di mata Agustiar, semasa hidup almarhum Lewis KDR bukan hanya merupakan tokoh Dayak maupun Ketua Dewan Pertimbangan DAD, tetapi juga sebagai orang tua.

“Kami mendoakan semoga arwah almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,”

Agustiar mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya Lewis KDR. Ada banyak petuah, nasihat, dan masukan yang diberikan oleh almarhum semasa hidup bagi masyarakat Dayak, khususnya pengurus DAD Kalteng.

“Walaupun kini beliau telah tiada, tetapi petuah dan nasihatnya akan selalu kami ingat dan laksanakan untuk kemajuan masyarakat Dayak,” pungkas pria yang menjabat anggota DPR RI itu. (sja/abw/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/