Senin, November 25, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Ivo Ajak Masyarakat Berperan Mencegah Stunting

Perlu Komitmen Tangani Stunting

PALANGKA RAYA-Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas hidup masyarakat, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Anak yang mengalami stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, melainkan juga anak mudah terkena penyakit dan terganggu perkembangan otaknya. Masalah kesehatan ini akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang balita diakibatkan oleh kekurangan gizi mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan. Ditandai dengan tumbuh badan tidak sesuai dengan usia, untuk itu kunci pencegahan dan penanganan stunting dimulai dari 1.000 hari pertama,” kata Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran saat memberikan sambutan dalam seminar hasil kajian survei percepatan penurunan stunting tahun 2023 di Provinsi Kalteng, Selasa (27/6).

Baca Juga :  Pelaksanaan APBD Harus Berkeadilan

Perempuan yang biasa di sapa Ivo itu mengatakan pencegahan dan penanganan stunting memerlukan perhatian, mulai dari ibu hamil dan balita melalui intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif. Selain itu dibutuhkan keterlibatan semua pihak dan komitmen menangani stunting.

“Penanganan stunting merupakan program prioritas nasional yang harus didukung oleh daerah. Sebagai mitra pemerintah, TP PKK harus terlibat dalam penanganan kasus stunting,” ujarnya.

Ivo menyebut, pihaknya bekerja sama dengan sektor terkait dan masyarakat dalam upaya menanggulangi dan mencegah terjadinya kasus stunting. Di antaranya melakukan koordinasi lintas sektor, kerja sama pihak terkait, pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan bahan pangan lokal untuk pemenuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, anak balita.

Baca Juga :  Perempuan Punya Peran Wujudkan Keluarga Antikorupsi

“Termasuk menggerakkan kader kelompok dasawisma melalui kunjungan rumah dan membantu tenaga kesehatan dengan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak,” jelas Ivo.

Meskipun kolaborasi multistakeholder diperlukan untuk menyukseskan percepatan penurunan stunting di Kalteng, keluarga turut memiliki peran krusial untuk pencegahan dan penanganan stunting. Oleh karena itu upaya pemberdayaan keluarga sangat diperlukan.

“Keluarga adalah bagian dari masyarakat, merupakan faktor penentu bagaimana kita berusaha melakukan pencegahan dan penanganan stunting. Keluarga berperan penting mencegah stunting pada setiap fase kehidupan. Mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, menikah, hamil, dan seterusnya,” tandasnya. (dan/abw)

PALANGKA RAYA-Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas hidup masyarakat, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Anak yang mengalami stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, melainkan juga anak mudah terkena penyakit dan terganggu perkembangan otaknya. Masalah kesehatan ini akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang balita diakibatkan oleh kekurangan gizi mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan. Ditandai dengan tumbuh badan tidak sesuai dengan usia, untuk itu kunci pencegahan dan penanganan stunting dimulai dari 1.000 hari pertama,” kata Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran saat memberikan sambutan dalam seminar hasil kajian survei percepatan penurunan stunting tahun 2023 di Provinsi Kalteng, Selasa (27/6).

Baca Juga :  Pelaksanaan APBD Harus Berkeadilan

Perempuan yang biasa di sapa Ivo itu mengatakan pencegahan dan penanganan stunting memerlukan perhatian, mulai dari ibu hamil dan balita melalui intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif. Selain itu dibutuhkan keterlibatan semua pihak dan komitmen menangani stunting.

“Penanganan stunting merupakan program prioritas nasional yang harus didukung oleh daerah. Sebagai mitra pemerintah, TP PKK harus terlibat dalam penanganan kasus stunting,” ujarnya.

Ivo menyebut, pihaknya bekerja sama dengan sektor terkait dan masyarakat dalam upaya menanggulangi dan mencegah terjadinya kasus stunting. Di antaranya melakukan koordinasi lintas sektor, kerja sama pihak terkait, pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan bahan pangan lokal untuk pemenuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, anak balita.

Baca Juga :  Perempuan Punya Peran Wujudkan Keluarga Antikorupsi

“Termasuk menggerakkan kader kelompok dasawisma melalui kunjungan rumah dan membantu tenaga kesehatan dengan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak,” jelas Ivo.

Meskipun kolaborasi multistakeholder diperlukan untuk menyukseskan percepatan penurunan stunting di Kalteng, keluarga turut memiliki peran krusial untuk pencegahan dan penanganan stunting. Oleh karena itu upaya pemberdayaan keluarga sangat diperlukan.

“Keluarga adalah bagian dari masyarakat, merupakan faktor penentu bagaimana kita berusaha melakukan pencegahan dan penanganan stunting. Keluarga berperan penting mencegah stunting pada setiap fase kehidupan. Mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, menikah, hamil, dan seterusnya,” tandasnya. (dan/abw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/