Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Tak Terigistrasi, Tak Bisa Beli Elpiji Subsidi

PALANGKA RAYA-Penjualan elpiji tiga kilogram (kg) di Palangka Raya disinyalir masih diecer dan dijual di atas harga eceran tertinggi (HET). Hal ini terungkap berdasarkan pengakuan salah satu warga yang membeli elpiji subsidi pada kegiatan operasi pasar dalam rangka HUT RI ke-78 di Jalan Simpei Karuhei IV, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Sabtu pagi (12/8).

Warga bernama Ardianson menyebut, dirinya kerap membeli elpiji bersubsidi di pangkalan terdekat. Biasanya, lanjut Anderson, harga gas melon yang dibanderol oleh pihak pangkalan mencapai harga Rp25 ribu.

“Biasanya kami beli elpiji tiga kilogram di pangkalan terdekat, kalau beli itu mereka jual ke kami dengan harga Rp25 ribu,” beber Anderson kepada wartawan di sela-sela kegiatan operasi pasar.

Penjualan elpiji tiga kilogram dengan harga Rp25 ribu jelas melebihi HET yang ditetapkan untuk kecamatan setempat, yakni Rp22 ribu.

“Kalau kami tidak jadi masalah membeli dengan harga segitu (melebihi HET, red), karena yang penting ada. Di pangkalan sering juga antre panjang. Kalau tidak ada di pangkalan, mau tidak mau kami harus (beli, red) ke eceran,” ujarnya.

Membeli di warung eceran merupakan pilihan terakhir baginya. Sebab, lanjut pria berusia 53 tahun itu, harga elpiji bersubsidi di eceran jauh lebih mahal dibanding yang dijual di pangkalan. Harganya bahkan bisa dua kali lipat dari HET. “Harga elpiji subsidi pada warung yang ada di lingkungan sini mencapai Rp40 ribuan, itu pun sering terjadi kelangkaan,” ucapnya.

Area Manager Comm, Rel, dan CSR PT Pertamina Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra mengungkapkan, per 1 Maret 2023, pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas (Migas) bersama dengan PT Pertamina telah melakukan registrasi atau pendataan pengguna elpiji 3 kg di seluruh sub-penyalur atau pangkalan ke dalam sistem berbasis website.

Pendataan tersebut akan dihimpun ke dalam suatu sistem aplikasi berbasis website dalam bentuk merchant apps. Ini merupakan langkah tahap awal dari program pendistribusian elpiji tiga kilogram atau elpiji bersubsidi yang tepat sasaran. Sehingga betul-betul menyentuh kelompok-kelompok yang memang membutuhkan.

Baca Juga :  Sehari Siapkan 600 Bungkus Makanan untuk Warga Terdampak Banjir

“Untuk wilayah Kalteng saat ini sudah 100 persen teregistrasi, namun memang untuk implementasi masih menunggu kebijakan lebih lanjut dari Kementerian ESDM. Diharapkan dengan adanya program ini ke depan penyaluran elpiji subsidi akan lebih terukur serta tepat sasaran,”kata Arya Nusa kepada Kalteng Pos dalam rilis yang dikirim salah satu stafnya, Sabtu (12/8).

Saat ini untuk pembelian, lanjutnya, data konsumen hanya akan diinput nomor KTP oleh pihak pangkalan. Jika sudah terdaftar di data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) desil 1 sampai dengan 4, maka bisa langsung dilakukan pembelian seperti biasa.

Namun, jika belum terdaftar di P3KE, sambungnya, masyarakat bisa datang ke pangkalan dengan membawa KTP dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

“Di situ nanti bisa langsung didaftarkan melalui pangkalan dan bisa melakukan pembelian seperti biasa, saat ini proses pembelian masih seperti biasa,” tegasnya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pembelian elpiji 3 kg nantinya hanya akan ditujukan bagi masyarakat yang sudah terdaftar. Oleh sebab itu, pendaftaran ini bersifat wajib bagi pengguna elpiji 3 kg. “Harus registrasi biar sesuai,” kata Tutuka.

Tutuka menyebut bahwa pemerintah bakal memberikan batas waktu hingga 31 Desember 2023 bagi masyarakat yang akan melakukan pendaftaran. Dalam registrasi tersebut, pihaknya akan mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

“Targetnya akhir tahun ini. Takutnya kalau data ini kan pakai P3KE lebih bagus daripada DTKS, tapi kita pakai keduanya. Yang jadi masalah adalah pemutakhiran data itu gak mudah, misal ada orang pindah meninggal itu yang harus kita pakai dua-duanya,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala DPKUKMP Kota Palangka Raya, Samsul Rizal melalui Sekretaris DPKUKMP Hadriansyah mengungkapkan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak PT Pertamina Patra Niaga dan menyimpulkan bahwa tidak ada kelangkaan elpiji bersubsidi di Palangka Raya, tidak seperti fenomena yang terjadi di daerah lainnya, yakni kelangkaan elpiji bersubsidi.

Baca Juga :  1.304 Peserta Mangenta

“Barang subsidi ini kan terbatas, sehingga ada sejumlah orang yang tidak bisa menikmati. Makanya kami coba bekerja sama dengan pihak kelurahan, kecamatan, dan RT untuk menjalankan operasi pasar elpiji bersubsidi,” jelas Hadriansyah kepada wartawan di sela-sela kegiatan pasar murah.

Tak hanya itu, Hadriansyah menyebut pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan PT Pertamina terkait penggunaan aplikasi MyPertamina dalam proses pembelian elpiji bersubsidi.

“Nanti kawan-kawan dari Pertamina akan menyosialisasikan penggunaan aplikasi ini (MyPertamina, red). Kami akan menyosialisasikan hal ini kepada masyarakat, termasuk ke pihak agen dan pangkalan, agar menerapkan sistem pembelian dengan menggunakan aplikasi tersebut,” tuturnya.

Menanggapi keinginan warga yang berharap operasi pasar elpiji bersubsidi bisa dilaksanakan secara kontinyu, Hadriansyah mengaku ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk memikirkan langkah tersebut.

“Tapi, kami juga melihat situasi dan kondisi, rasanya tidak mungkin setiap pekan ada operasi pasar. Karena kasihan pihak pangkalan yang penerimaannya dari lingkungan warga di sini, karena ada hak satu pangkalan yang digeser untuk kegiatan ini,”tandasnya.

Sementara itu, dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia, Pemko Palangka Raya bekerja sama dengan Pertamina menjual elpiji subsidi sesuai dengan HET Rp22 ribu per tabung. Kegiatan itu sangat membantu warga. Pada operasi pasar di halaman Kantor Kelurahan Panarung, Jumat (11/8), sebanyak 250 tabung dijual.

“Sesuai dengan arahan wali kota, gas ini dijual sesuai dengan harga Rp22 ribu per tabungnya. Ini akan berjalan selama tiga hari,” kata Checker Pertamina SBM I Kalteng Tongku Siregar kepada wartawan.

Masyarakat hanya datang dengan membawa atau menunjukkan foto copy KTP atau kartu keluarga, yang diserahkan kepada petugas dan mengisi buku data serta membawa tabung gas yang akan ditukar dengan maksimal satu orang satu tabung.(dan/mut/ram)

 

PALANGKA RAYA-Penjualan elpiji tiga kilogram (kg) di Palangka Raya disinyalir masih diecer dan dijual di atas harga eceran tertinggi (HET). Hal ini terungkap berdasarkan pengakuan salah satu warga yang membeli elpiji subsidi pada kegiatan operasi pasar dalam rangka HUT RI ke-78 di Jalan Simpei Karuhei IV, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Sabtu pagi (12/8).

Warga bernama Ardianson menyebut, dirinya kerap membeli elpiji bersubsidi di pangkalan terdekat. Biasanya, lanjut Anderson, harga gas melon yang dibanderol oleh pihak pangkalan mencapai harga Rp25 ribu.

“Biasanya kami beli elpiji tiga kilogram di pangkalan terdekat, kalau beli itu mereka jual ke kami dengan harga Rp25 ribu,” beber Anderson kepada wartawan di sela-sela kegiatan operasi pasar.

Penjualan elpiji tiga kilogram dengan harga Rp25 ribu jelas melebihi HET yang ditetapkan untuk kecamatan setempat, yakni Rp22 ribu.

“Kalau kami tidak jadi masalah membeli dengan harga segitu (melebihi HET, red), karena yang penting ada. Di pangkalan sering juga antre panjang. Kalau tidak ada di pangkalan, mau tidak mau kami harus (beli, red) ke eceran,” ujarnya.

Membeli di warung eceran merupakan pilihan terakhir baginya. Sebab, lanjut pria berusia 53 tahun itu, harga elpiji bersubsidi di eceran jauh lebih mahal dibanding yang dijual di pangkalan. Harganya bahkan bisa dua kali lipat dari HET. “Harga elpiji subsidi pada warung yang ada di lingkungan sini mencapai Rp40 ribuan, itu pun sering terjadi kelangkaan,” ucapnya.

Area Manager Comm, Rel, dan CSR PT Pertamina Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra mengungkapkan, per 1 Maret 2023, pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas (Migas) bersama dengan PT Pertamina telah melakukan registrasi atau pendataan pengguna elpiji 3 kg di seluruh sub-penyalur atau pangkalan ke dalam sistem berbasis website.

Pendataan tersebut akan dihimpun ke dalam suatu sistem aplikasi berbasis website dalam bentuk merchant apps. Ini merupakan langkah tahap awal dari program pendistribusian elpiji tiga kilogram atau elpiji bersubsidi yang tepat sasaran. Sehingga betul-betul menyentuh kelompok-kelompok yang memang membutuhkan.

Baca Juga :  Sehari Siapkan 600 Bungkus Makanan untuk Warga Terdampak Banjir

“Untuk wilayah Kalteng saat ini sudah 100 persen teregistrasi, namun memang untuk implementasi masih menunggu kebijakan lebih lanjut dari Kementerian ESDM. Diharapkan dengan adanya program ini ke depan penyaluran elpiji subsidi akan lebih terukur serta tepat sasaran,”kata Arya Nusa kepada Kalteng Pos dalam rilis yang dikirim salah satu stafnya, Sabtu (12/8).

Saat ini untuk pembelian, lanjutnya, data konsumen hanya akan diinput nomor KTP oleh pihak pangkalan. Jika sudah terdaftar di data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) desil 1 sampai dengan 4, maka bisa langsung dilakukan pembelian seperti biasa.

Namun, jika belum terdaftar di P3KE, sambungnya, masyarakat bisa datang ke pangkalan dengan membawa KTP dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

“Di situ nanti bisa langsung didaftarkan melalui pangkalan dan bisa melakukan pembelian seperti biasa, saat ini proses pembelian masih seperti biasa,” tegasnya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pembelian elpiji 3 kg nantinya hanya akan ditujukan bagi masyarakat yang sudah terdaftar. Oleh sebab itu, pendaftaran ini bersifat wajib bagi pengguna elpiji 3 kg. “Harus registrasi biar sesuai,” kata Tutuka.

Tutuka menyebut bahwa pemerintah bakal memberikan batas waktu hingga 31 Desember 2023 bagi masyarakat yang akan melakukan pendaftaran. Dalam registrasi tersebut, pihaknya akan mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

“Targetnya akhir tahun ini. Takutnya kalau data ini kan pakai P3KE lebih bagus daripada DTKS, tapi kita pakai keduanya. Yang jadi masalah adalah pemutakhiran data itu gak mudah, misal ada orang pindah meninggal itu yang harus kita pakai dua-duanya,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala DPKUKMP Kota Palangka Raya, Samsul Rizal melalui Sekretaris DPKUKMP Hadriansyah mengungkapkan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak PT Pertamina Patra Niaga dan menyimpulkan bahwa tidak ada kelangkaan elpiji bersubsidi di Palangka Raya, tidak seperti fenomena yang terjadi di daerah lainnya, yakni kelangkaan elpiji bersubsidi.

Baca Juga :  1.304 Peserta Mangenta

“Barang subsidi ini kan terbatas, sehingga ada sejumlah orang yang tidak bisa menikmati. Makanya kami coba bekerja sama dengan pihak kelurahan, kecamatan, dan RT untuk menjalankan operasi pasar elpiji bersubsidi,” jelas Hadriansyah kepada wartawan di sela-sela kegiatan pasar murah.

Tak hanya itu, Hadriansyah menyebut pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan PT Pertamina terkait penggunaan aplikasi MyPertamina dalam proses pembelian elpiji bersubsidi.

“Nanti kawan-kawan dari Pertamina akan menyosialisasikan penggunaan aplikasi ini (MyPertamina, red). Kami akan menyosialisasikan hal ini kepada masyarakat, termasuk ke pihak agen dan pangkalan, agar menerapkan sistem pembelian dengan menggunakan aplikasi tersebut,” tuturnya.

Menanggapi keinginan warga yang berharap operasi pasar elpiji bersubsidi bisa dilaksanakan secara kontinyu, Hadriansyah mengaku ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk memikirkan langkah tersebut.

“Tapi, kami juga melihat situasi dan kondisi, rasanya tidak mungkin setiap pekan ada operasi pasar. Karena kasihan pihak pangkalan yang penerimaannya dari lingkungan warga di sini, karena ada hak satu pangkalan yang digeser untuk kegiatan ini,”tandasnya.

Sementara itu, dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia, Pemko Palangka Raya bekerja sama dengan Pertamina menjual elpiji subsidi sesuai dengan HET Rp22 ribu per tabung. Kegiatan itu sangat membantu warga. Pada operasi pasar di halaman Kantor Kelurahan Panarung, Jumat (11/8), sebanyak 250 tabung dijual.

“Sesuai dengan arahan wali kota, gas ini dijual sesuai dengan harga Rp22 ribu per tabungnya. Ini akan berjalan selama tiga hari,” kata Checker Pertamina SBM I Kalteng Tongku Siregar kepada wartawan.

Masyarakat hanya datang dengan membawa atau menunjukkan foto copy KTP atau kartu keluarga, yang diserahkan kepada petugas dan mengisi buku data serta membawa tabung gas yang akan ditukar dengan maksimal satu orang satu tabung.(dan/mut/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/