Jumat, September 20, 2024
38.1 C
Palangkaraya

Kualitas Udara Kian Memburuk, Kasus ISPA Melonjak

Kabut Asap Ganggu Penerbangan

PALANGKA RAYA-Bencana kabut asap akhirnya tidak bisa dihindarkan lagi. Sepekan terakhir kabut yang merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu telah menyelimuti beberapa daerah di Kalteng. Parahnya lagi, bencana tersebut mulai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Tiga jadwal penerbangan pada Rabu pagi (27/9) mengalami penundaan alias delay.

Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II (Persero) Ardha Wulanigara selaku kepala pengelola Bandara Tjilik Riwut melalui Manajer Operasional Maulid Sakti membenarkan ada tiga jadwal penerbangan yang ditunda kemarin pagi.

“Kabut asap berdampak pada tertundanya tiga penerbangan pesawat tujuan Jakarta dan Surabaya,” terang Maulid kepada Kalteng Pos, kemarin.

Tiga penerbangan yang ditunda itu yakni penerbangan Batik Air dengan nomor flight ID 6201 tujuan Jakarta, pesawat Lion Air dengan nomor flight JT 683 tujuan Surabaya, dan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor flight GA 555 tujuan Jakarta. Ketiga pesawat itu seharusnya berangkat sekitar pukul 07.00 WIB, tetapi mengalami penundaan sekitar satu setengah jam dari jadwal awal.

Penundaan penerbangan tiga pesawat itu, kata Maulid, disebabkan kabut asap yang menyelimuti landasan pacu, sehingga menghalangi  jarak pandang sang pilot.

Ditambahkannya, berdasarkan informasi yang diterima dari BMKG, jarak  pandang (visibility) di sekitar bandara pukul 07.00 WIB-09.15 WIB hanya berkisar  400-500 meter. Itu dianggap tidak memenuhi syarat untuk keamanan penerbangan pesawat, baik yang akan lepas landas maupun yang mendarat.

“Jarak minimal untuk visibility (jarak pandang pilot) adalah 800 meter,” tuturnya.

Akibat kondisi itu, 499 penumpang mengalami penundaan keberangkatan. Namun ketiga pesawat tersebut akhirnya bisa lepas landas setelah kabut asap di sekitar bandara mulai berkurang.

“Semua pesawat akhirnya bisa terbang sekitar pukul 09.00 WIB,” terang Maulid.

Maulid mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak BMKG dan satgas penanganan karhutla. Juga berkolaborasi dengan maskapai penerbangan untuk menginformasikan kepada para calon penumpang terkait jadwal penerbangan pesawat selama adanya bencana kabut asap.

Ia menambagkan, sampai saat ini pihaknya belum punya rencana untuk menghentikan aktivitas kegiatan penerbangan karena kabut asap yang melanda Kalteng saat ini.

“Penerbangan itu tergantung visibility pilot, kebetulan pagi tadi BMKG mengumumkan kalau visibility turun, cuman 500 meter karena ada ketebalan kabut (asap), sehingga dianggap tidak aman untuk penerbangan, tetapi setelah itu kondisi normal lagi,” ujarnya.

Dikatakannya, pihak bandara selalu berpegang pada aturan yang dikeluarkan pemerintah terkait SOP layanan keamanan dan keselamatan penumpang pesawat.

“Kami berpegang pada prosedur pelayanan di bandara, bila dinyatakan tidak ada kendala, berarti kegiatan penerbangan di bandara tidak bermasalah dan aman,” ucapnya.

Maulid mengatakan bahwa ketebalan kabut asap di wilayah bandara selalu berubah tiap waktu. Sebab, kabut asap yang menyelimuti landasan pacu merupakan asap kiriman dari daerah lain.

“Untuk area di sekitar bandara masih cukup aman. Berdasarkan informasi, belum ada kejadian kebakaran,” katanya.

Kabut asap dari karhutla juga memengaruhi kualitas udara. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng dr Suyuti Samsul mengatakan, jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada bulan Agustus 2023 mengalami peningkatan.

“Jumlah kasus ISPA bulan Agustus  yakni 17.870, meningkat dibanding bulan Juli yang jumlahnya 10.870 kasus. Untuk data bulan September belum sepenuhnya direkap,” ucapnya pada Kalteng Pos, Rabu (27/9).

Namun pihaknya tidak bisa membedakan kasus ISPA yang disebabkan oleh bencana kabut asap dan lainnya. “Penyebab ISPA banyak, salah satu adalah asap. Butuh penelitian khusus untuk memastikan antara kenaikan jumlah ISPA dengan bencana kabut asap,” jelasnya sembari menyebut sulit memilah kasus ISPA yang disebabkan oleh asap atau lainnya.

“Daerah dengan kasus ISPA terbanyak, berdasarkan data bulan Agustus, ada di Palangka Raya dengan jumlah 2.414, menyusul Kotawaringin Barat 2.407 kasus, Kotim 2.185 kasus, dan Kapuas 2.047 kasus,” ungkapnya.

Adanya kabut asap ini menurutnya anak-anak tidak harus dilarang bermain di luar rumah atau bersekolah. “Menurut kami sih imbauan saja. Kecuali kita yakin rumah kita kedap asap. Kalau melihat model ventilasi rumah yang ada, asap tetap masuklah meskipun belum tentu sebanyak di luar rumah,” katanya. Yang terpenting menurutnya, kurangi aktivitas di luar rumah. Jika tidak berkepentingan maka alangkah lebih baiknya untuk di rumah saja.

Baca Juga :  Capain Vaksinasi Rendah, Bupati/Wali Kota Diminta Lakukan Pemetaan

“Jangan merokok karena makin menambah polusi udara dan tetap makan makanan dengan gizi yang seimbang,” tegasnya. Karena di saat seperti ini tentunya menjaga kestabilan sangatlah penting. Fluktuasi udara yang tidak sehat cenderung akan memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan.

Berdasarkan ISPU pada Rabu (27/9) pukul 09.00 WIB Kota Sampit alami kualitas udara sangat tidak sehat dan Buntok serta Palangka Raya dalam kondisi udara tidak sehat. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng melalui Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Merty Ilona.

“Berdasarkan data ISPU yg tersaji di web KLHK dari 4 stasiun AQMS Buntok, Sampit, Pangkalanbun, dan Palangka Raya, hanya Pangkalanbun yang kondisi udaranya berwarna hijau, yakni baik,” terangnya. Yang mana ISPU (Nilai parameter pencemar kritis) untuk Sampit 221 (PM 2,5), Palangka Raya 195 (PM 2,5), Buntok 107 (PM 2,5) dan Pangkalanbun 26 (Hidrokarbon).

“Kualitas udara yang buruk ini dapat berdampak serius pada kesehatan manusia,” ucapnya.

Terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan. Paparan terus-menerus terhadap polutan udara dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan, kardiovaskular, bahkan berpotensi merusak sistem kekebalan tubuh.

Adanya fenomena ini menjadi salah satu atensi serius pihak terkait. Surat edaran dari Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo juga sudah di edarkan. Dimana pada edaran tersebut berisi langkah-langkah yang seharusnya dilakukan sebagai antisipasi jika terjadinya penurunan kualitas udara ISPU menjadi tidak sehat. Mulai dari imbauan mengurangi aktivitas di luar rumah hingga pemantapan fasilitas kesehatan.

“Mengimbau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi aktivitas di luar rumah atau gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pemafasan,” ujarnya.

Melengkapi sekolah ataupun fasilitas pendidikan, terutama untuk PAUD, TK dan SD dengan fasilitas pembersih udara. Serta sarana pendukung lainnya untuk menjaga kebersihan udara dalam ruang belajar dan bermain.

“Memantapkan kesiapan fasilitas kesehatan untuk antisipasi penanganan penyakit yang dipicu oleh asap akibat kebakaran hutan dan lahan,” tutupnya.

Jika kualitas udara menjadi sangat tidak sehat selama 2 hari berturut-turut dan jika memang perlu maka dapat dilakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukamara, M Fakhmy Rizali, mengungkapkan bahwa kabut asap menyelimuti Kota Sukamara kurang hampir satu bulan yakni di bulan September.

“Kalau untuk kabut asap meyelimuti Kota Sukamara kiranya bulan September ini. Adapun untuk pengukuran kualitas udara yang bisa membaca kondisi baik atau buruk, Sukamara belum mempunyai alat pengukur tersebut. Namun kita bisa lihat dengan secara visual dengan adanya asap pagi dan sore setelah kebakaran terjadi,” kata Fakhmy.

Fakhmy menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, untuk mengurangi sumber yang menjadi asap.

“Untuk menjaga kesehatan kita bersama, saya mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar dan memakai masker apabila keluar rumah,” tandasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengimbau masyarakat untuk melakukan kegiatan diruang saja, dan mengurangi kegiatan di luar ruangan.

“Kita memerlukan pantauan tiap hari, tiap pagi bisa melakukan pantauan melalui ISPU.net salah satunya, yang artinya begitu kita melihat, misalnya kondisi hari ini udara kurang baik, berarti kita bisa merencanakan kegiatan-kegiatan kita, seperti meminimalisir kegiatan-kegiatan di luar,” ucap Andjar.

Untuk bulan september kasus ISPA di Kota Palangka Raya ada 2.675 kasus, dan untuk kasus pada Agustus 1.740 kasus. Dengan banyaknya titik kebakaran yang terjadi, serta adanya asap yang dibawa oleh angin dari wilayah lain hal ini tentu membuat kasus ISPA meningkatkan.

Dengan adanya perubahan peningkatan ini tentunya harus ada upaya pencegahan agar angka kasus ISPA tidak semakin banyak. Seperti mengimbau ke sekolah-sekolah untuk tidak melakukan kegiatan di luar gedung sekolah, terapi didalam. Lalu seluruh masyarakat sekolah harus memakaian masker, terutama oada saat seperti ini. Dinkes Kota Palangka Raya menyarankan  untuk menggunakan masker terkhususnya jika harus beraktivitas di luar ruangan.

Baca Juga :  PPKM Efektif Mengendalikan Pandemi

“Kita harus memperhatikan kepada kelompok-kelompok rentan, seperti untuk usia lanjut dan kelompok balita, mereka ini harus mendapatkan perhatian, agar kegiatan mereka dihindarkan di luar ruangan, lalu yang tak kalah pentingnya dari sisi pertahan tubuh kita,” lanjutnya.

Sementara itu, kabut asap di Kotim juga membuat kualitas udara khususnya di kota Sampit masuk kategori dapat meningkatkan resiko kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi mengatakan berdasarkan parameter Indeks Pencemaran Udara (ISPU) Rabu (27/9) terbaca telah mencapai 221PM2,5. angka tersebut masuk kategori dapat meningkatkan resiko pada kesehatan.

“ISPU itukan merupakan nilai rata-rata dari gabungan CO, PM 10, SO2, NO2 dan O3 yang masing -masing unsur menurut kadarnya dan terhitung nilai standarnya, dan kita lihat sendiri hari ini ISPU di Kabupaten Kotim mencapai 221 PM2,5 dan tertinggi seluruh Indonesia,” kata Umar Kaderi, kemarin.

Dirinya juga mengatakan kasus ISPA kembali meningkat di Kotim berdasarkan data dari dinas kesehatan ada 2.320 orang terinfeksi pada September 2023. Sebelumnya pada bulan Agustus kemarin sudah ada tercatat sebanyak 2.708 orang yang menderita ISPA September bertambah lagi.

“Meningkatnya kasus ISPA ini karena kondisi udara yang tidak sehat di sebagian wilayah tersebut, dikarena aktivitas pembakaran lahan masih saja terus terjadi, dan Kabupaten Kotim sempat diguyur hujan belum lama ini, akibatnya kasus ISPA di wilayah ini kembali meningkat,” ujar Umar Kaderi.

Menurutnya peningkatan kasus ISPA tersebut tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim pada minggu pertama hingga ke tiga bulan September tahun 2003 sebanyak 2.320 orang, dengan rincian minggu pertama September atau Minggu ke-36 tahun 2023 sebanyak 834 orang, minggu kedua bulan September ada 667 orang dan minggu ketiganya ada 819 orang.

“Rata-rata katagori usia terinfeksi itu dewasa karena mereka lebih banyak beraktivitas di luar rumah dan tidak menggunakan masker makanya kami imbau masyarakat Kabupaten Kotim untuk tetap menggunakan masker, dan jika ada masyarakat yang merasa tidak sehat segera periksa ke Puskesmas terdekat,” ujarnya.

 

Pj Bupati Kapuas Imbau Gunakan Masker dan Kurangi Aktivitas Luar Ruangan

Kabut asap pekat yang mulai terjadi di Kabupaten Kapuas mendapatkan perhatian dari Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi ST, MT, dan langsung mengeluarkan Surat Edaran Rabu (27/9). Dalam Surat Edaran Nomor : 100.3.4.2/1186/DINKES.2023 Tentang himbauan memakai masker dan membatasi kegiatan luar gedung serta pelarangan pembakaran sampah.

Menurut Pj Bupati Kapuas, surat edaran tersebut, sehubungan dengan maraknya kabut asap dalam beberapa minggu terakhir di wilayah Kabupaten Kapuas pada khususnya, serta berdasarkan laporan kunjungan sakit terdampak kabut asap di Puskesmas se-Kabupaten Kapuas.

“Menunjukan adanya peningkatan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) yang dilihat sejak bulan Januari 2023 hingga saat ini,” ucap Erlin Hardi.

Erlin menerangkan dalam mengantisipasi kasus dimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kapuas, agar menghindari dan mengurangi aktifitas diluar ruangan terutama kelompok rentan (bayi, balita, ibu hamil dan lansia). Apabila keluar rumah diimbau untuk memakai masker.

Minum air putih lebih banyak dan lebih sering. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, banyak makan bergizi dan istirahat yang cukup. Selanjutnya menutup sumber air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti sumur, bak penampungan dan lain-lain agar tidak tercemar debu asap.

“Tidak membakar sampah rumah tangga. Segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat bila ada gangguan kesehatan,” tegasnya.

Pj Bupati juga mengimbau kepada masyarakat dapat berperan dalam mencegah Karhutla, karena dampaknya akan sangat luas. “Kita harapkan Karhutla dapat dikendalikan, dan tugas bersama untuk mewujudkannya,” pungkasnya. (sja/zia/mut/nhz/bah/alh/ala)

PALANGKA RAYA-Bencana kabut asap akhirnya tidak bisa dihindarkan lagi. Sepekan terakhir kabut yang merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu telah menyelimuti beberapa daerah di Kalteng. Parahnya lagi, bencana tersebut mulai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Tiga jadwal penerbangan pada Rabu pagi (27/9) mengalami penundaan alias delay.

Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II (Persero) Ardha Wulanigara selaku kepala pengelola Bandara Tjilik Riwut melalui Manajer Operasional Maulid Sakti membenarkan ada tiga jadwal penerbangan yang ditunda kemarin pagi.

“Kabut asap berdampak pada tertundanya tiga penerbangan pesawat tujuan Jakarta dan Surabaya,” terang Maulid kepada Kalteng Pos, kemarin.

Tiga penerbangan yang ditunda itu yakni penerbangan Batik Air dengan nomor flight ID 6201 tujuan Jakarta, pesawat Lion Air dengan nomor flight JT 683 tujuan Surabaya, dan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor flight GA 555 tujuan Jakarta. Ketiga pesawat itu seharusnya berangkat sekitar pukul 07.00 WIB, tetapi mengalami penundaan sekitar satu setengah jam dari jadwal awal.

Penundaan penerbangan tiga pesawat itu, kata Maulid, disebabkan kabut asap yang menyelimuti landasan pacu, sehingga menghalangi  jarak pandang sang pilot.

Ditambahkannya, berdasarkan informasi yang diterima dari BMKG, jarak  pandang (visibility) di sekitar bandara pukul 07.00 WIB-09.15 WIB hanya berkisar  400-500 meter. Itu dianggap tidak memenuhi syarat untuk keamanan penerbangan pesawat, baik yang akan lepas landas maupun yang mendarat.

“Jarak minimal untuk visibility (jarak pandang pilot) adalah 800 meter,” tuturnya.

Akibat kondisi itu, 499 penumpang mengalami penundaan keberangkatan. Namun ketiga pesawat tersebut akhirnya bisa lepas landas setelah kabut asap di sekitar bandara mulai berkurang.

“Semua pesawat akhirnya bisa terbang sekitar pukul 09.00 WIB,” terang Maulid.

Maulid mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak BMKG dan satgas penanganan karhutla. Juga berkolaborasi dengan maskapai penerbangan untuk menginformasikan kepada para calon penumpang terkait jadwal penerbangan pesawat selama adanya bencana kabut asap.

Ia menambagkan, sampai saat ini pihaknya belum punya rencana untuk menghentikan aktivitas kegiatan penerbangan karena kabut asap yang melanda Kalteng saat ini.

“Penerbangan itu tergantung visibility pilot, kebetulan pagi tadi BMKG mengumumkan kalau visibility turun, cuman 500 meter karena ada ketebalan kabut (asap), sehingga dianggap tidak aman untuk penerbangan, tetapi setelah itu kondisi normal lagi,” ujarnya.

Dikatakannya, pihak bandara selalu berpegang pada aturan yang dikeluarkan pemerintah terkait SOP layanan keamanan dan keselamatan penumpang pesawat.

“Kami berpegang pada prosedur pelayanan di bandara, bila dinyatakan tidak ada kendala, berarti kegiatan penerbangan di bandara tidak bermasalah dan aman,” ucapnya.

Maulid mengatakan bahwa ketebalan kabut asap di wilayah bandara selalu berubah tiap waktu. Sebab, kabut asap yang menyelimuti landasan pacu merupakan asap kiriman dari daerah lain.

“Untuk area di sekitar bandara masih cukup aman. Berdasarkan informasi, belum ada kejadian kebakaran,” katanya.

Kabut asap dari karhutla juga memengaruhi kualitas udara. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng dr Suyuti Samsul mengatakan, jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada bulan Agustus 2023 mengalami peningkatan.

“Jumlah kasus ISPA bulan Agustus  yakni 17.870, meningkat dibanding bulan Juli yang jumlahnya 10.870 kasus. Untuk data bulan September belum sepenuhnya direkap,” ucapnya pada Kalteng Pos, Rabu (27/9).

Namun pihaknya tidak bisa membedakan kasus ISPA yang disebabkan oleh bencana kabut asap dan lainnya. “Penyebab ISPA banyak, salah satu adalah asap. Butuh penelitian khusus untuk memastikan antara kenaikan jumlah ISPA dengan bencana kabut asap,” jelasnya sembari menyebut sulit memilah kasus ISPA yang disebabkan oleh asap atau lainnya.

“Daerah dengan kasus ISPA terbanyak, berdasarkan data bulan Agustus, ada di Palangka Raya dengan jumlah 2.414, menyusul Kotawaringin Barat 2.407 kasus, Kotim 2.185 kasus, dan Kapuas 2.047 kasus,” ungkapnya.

Adanya kabut asap ini menurutnya anak-anak tidak harus dilarang bermain di luar rumah atau bersekolah. “Menurut kami sih imbauan saja. Kecuali kita yakin rumah kita kedap asap. Kalau melihat model ventilasi rumah yang ada, asap tetap masuklah meskipun belum tentu sebanyak di luar rumah,” katanya. Yang terpenting menurutnya, kurangi aktivitas di luar rumah. Jika tidak berkepentingan maka alangkah lebih baiknya untuk di rumah saja.

Baca Juga :  Capain Vaksinasi Rendah, Bupati/Wali Kota Diminta Lakukan Pemetaan

“Jangan merokok karena makin menambah polusi udara dan tetap makan makanan dengan gizi yang seimbang,” tegasnya. Karena di saat seperti ini tentunya menjaga kestabilan sangatlah penting. Fluktuasi udara yang tidak sehat cenderung akan memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan.

Berdasarkan ISPU pada Rabu (27/9) pukul 09.00 WIB Kota Sampit alami kualitas udara sangat tidak sehat dan Buntok serta Palangka Raya dalam kondisi udara tidak sehat. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng melalui Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Merty Ilona.

“Berdasarkan data ISPU yg tersaji di web KLHK dari 4 stasiun AQMS Buntok, Sampit, Pangkalanbun, dan Palangka Raya, hanya Pangkalanbun yang kondisi udaranya berwarna hijau, yakni baik,” terangnya. Yang mana ISPU (Nilai parameter pencemar kritis) untuk Sampit 221 (PM 2,5), Palangka Raya 195 (PM 2,5), Buntok 107 (PM 2,5) dan Pangkalanbun 26 (Hidrokarbon).

“Kualitas udara yang buruk ini dapat berdampak serius pada kesehatan manusia,” ucapnya.

Terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan. Paparan terus-menerus terhadap polutan udara dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan, kardiovaskular, bahkan berpotensi merusak sistem kekebalan tubuh.

Adanya fenomena ini menjadi salah satu atensi serius pihak terkait. Surat edaran dari Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo juga sudah di edarkan. Dimana pada edaran tersebut berisi langkah-langkah yang seharusnya dilakukan sebagai antisipasi jika terjadinya penurunan kualitas udara ISPU menjadi tidak sehat. Mulai dari imbauan mengurangi aktivitas di luar rumah hingga pemantapan fasilitas kesehatan.

“Mengimbau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi aktivitas di luar rumah atau gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pemafasan,” ujarnya.

Melengkapi sekolah ataupun fasilitas pendidikan, terutama untuk PAUD, TK dan SD dengan fasilitas pembersih udara. Serta sarana pendukung lainnya untuk menjaga kebersihan udara dalam ruang belajar dan bermain.

“Memantapkan kesiapan fasilitas kesehatan untuk antisipasi penanganan penyakit yang dipicu oleh asap akibat kebakaran hutan dan lahan,” tutupnya.

Jika kualitas udara menjadi sangat tidak sehat selama 2 hari berturut-turut dan jika memang perlu maka dapat dilakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukamara, M Fakhmy Rizali, mengungkapkan bahwa kabut asap menyelimuti Kota Sukamara kurang hampir satu bulan yakni di bulan September.

“Kalau untuk kabut asap meyelimuti Kota Sukamara kiranya bulan September ini. Adapun untuk pengukuran kualitas udara yang bisa membaca kondisi baik atau buruk, Sukamara belum mempunyai alat pengukur tersebut. Namun kita bisa lihat dengan secara visual dengan adanya asap pagi dan sore setelah kebakaran terjadi,” kata Fakhmy.

Fakhmy menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, untuk mengurangi sumber yang menjadi asap.

“Untuk menjaga kesehatan kita bersama, saya mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar dan memakai masker apabila keluar rumah,” tandasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengimbau masyarakat untuk melakukan kegiatan diruang saja, dan mengurangi kegiatan di luar ruangan.

“Kita memerlukan pantauan tiap hari, tiap pagi bisa melakukan pantauan melalui ISPU.net salah satunya, yang artinya begitu kita melihat, misalnya kondisi hari ini udara kurang baik, berarti kita bisa merencanakan kegiatan-kegiatan kita, seperti meminimalisir kegiatan-kegiatan di luar,” ucap Andjar.

Untuk bulan september kasus ISPA di Kota Palangka Raya ada 2.675 kasus, dan untuk kasus pada Agustus 1.740 kasus. Dengan banyaknya titik kebakaran yang terjadi, serta adanya asap yang dibawa oleh angin dari wilayah lain hal ini tentu membuat kasus ISPA meningkatkan.

Dengan adanya perubahan peningkatan ini tentunya harus ada upaya pencegahan agar angka kasus ISPA tidak semakin banyak. Seperti mengimbau ke sekolah-sekolah untuk tidak melakukan kegiatan di luar gedung sekolah, terapi didalam. Lalu seluruh masyarakat sekolah harus memakaian masker, terutama oada saat seperti ini. Dinkes Kota Palangka Raya menyarankan  untuk menggunakan masker terkhususnya jika harus beraktivitas di luar ruangan.

Baca Juga :  PPKM Efektif Mengendalikan Pandemi

“Kita harus memperhatikan kepada kelompok-kelompok rentan, seperti untuk usia lanjut dan kelompok balita, mereka ini harus mendapatkan perhatian, agar kegiatan mereka dihindarkan di luar ruangan, lalu yang tak kalah pentingnya dari sisi pertahan tubuh kita,” lanjutnya.

Sementara itu, kabut asap di Kotim juga membuat kualitas udara khususnya di kota Sampit masuk kategori dapat meningkatkan resiko kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi mengatakan berdasarkan parameter Indeks Pencemaran Udara (ISPU) Rabu (27/9) terbaca telah mencapai 221PM2,5. angka tersebut masuk kategori dapat meningkatkan resiko pada kesehatan.

“ISPU itukan merupakan nilai rata-rata dari gabungan CO, PM 10, SO2, NO2 dan O3 yang masing -masing unsur menurut kadarnya dan terhitung nilai standarnya, dan kita lihat sendiri hari ini ISPU di Kabupaten Kotim mencapai 221 PM2,5 dan tertinggi seluruh Indonesia,” kata Umar Kaderi, kemarin.

Dirinya juga mengatakan kasus ISPA kembali meningkat di Kotim berdasarkan data dari dinas kesehatan ada 2.320 orang terinfeksi pada September 2023. Sebelumnya pada bulan Agustus kemarin sudah ada tercatat sebanyak 2.708 orang yang menderita ISPA September bertambah lagi.

“Meningkatnya kasus ISPA ini karena kondisi udara yang tidak sehat di sebagian wilayah tersebut, dikarena aktivitas pembakaran lahan masih saja terus terjadi, dan Kabupaten Kotim sempat diguyur hujan belum lama ini, akibatnya kasus ISPA di wilayah ini kembali meningkat,” ujar Umar Kaderi.

Menurutnya peningkatan kasus ISPA tersebut tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim pada minggu pertama hingga ke tiga bulan September tahun 2003 sebanyak 2.320 orang, dengan rincian minggu pertama September atau Minggu ke-36 tahun 2023 sebanyak 834 orang, minggu kedua bulan September ada 667 orang dan minggu ketiganya ada 819 orang.

“Rata-rata katagori usia terinfeksi itu dewasa karena mereka lebih banyak beraktivitas di luar rumah dan tidak menggunakan masker makanya kami imbau masyarakat Kabupaten Kotim untuk tetap menggunakan masker, dan jika ada masyarakat yang merasa tidak sehat segera periksa ke Puskesmas terdekat,” ujarnya.

 

Pj Bupati Kapuas Imbau Gunakan Masker dan Kurangi Aktivitas Luar Ruangan

Kabut asap pekat yang mulai terjadi di Kabupaten Kapuas mendapatkan perhatian dari Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi ST, MT, dan langsung mengeluarkan Surat Edaran Rabu (27/9). Dalam Surat Edaran Nomor : 100.3.4.2/1186/DINKES.2023 Tentang himbauan memakai masker dan membatasi kegiatan luar gedung serta pelarangan pembakaran sampah.

Menurut Pj Bupati Kapuas, surat edaran tersebut, sehubungan dengan maraknya kabut asap dalam beberapa minggu terakhir di wilayah Kabupaten Kapuas pada khususnya, serta berdasarkan laporan kunjungan sakit terdampak kabut asap di Puskesmas se-Kabupaten Kapuas.

“Menunjukan adanya peningkatan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) yang dilihat sejak bulan Januari 2023 hingga saat ini,” ucap Erlin Hardi.

Erlin menerangkan dalam mengantisipasi kasus dimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kapuas, agar menghindari dan mengurangi aktifitas diluar ruangan terutama kelompok rentan (bayi, balita, ibu hamil dan lansia). Apabila keluar rumah diimbau untuk memakai masker.

Minum air putih lebih banyak dan lebih sering. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, banyak makan bergizi dan istirahat yang cukup. Selanjutnya menutup sumber air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti sumur, bak penampungan dan lain-lain agar tidak tercemar debu asap.

“Tidak membakar sampah rumah tangga. Segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat bila ada gangguan kesehatan,” tegasnya.

Pj Bupati juga mengimbau kepada masyarakat dapat berperan dalam mencegah Karhutla, karena dampaknya akan sangat luas. “Kita harapkan Karhutla dapat dikendalikan, dan tugas bersama untuk mewujudkannya,” pungkasnya. (sja/zia/mut/nhz/bah/alh/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/