Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Konflik Desa Bangkal, Seruyan Kembali Bergejolak

Satu Warga Tewas Tertembak, Ini Bantahan Polisi

PALANGKA RAYA-Konflik plasma antara masyarakat Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya dengan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) I di Kabupaten Seruyan kembali bergejolak. Jagat media dihebohkan dengan beredarnya video yang memperlihatkan warga desa setempat terluka imbas berkonflik dengan aparat di wilayah setempat, Sabtu (7/10).

Aparat kepolisian Polres Seruyan dan Polda Kalteng diduga memberikan tindakan tegas kepada beberapa massa yang sedang melakukan aksi menuntut haknya di PT HMBP I. Aksi warga Desa Bangkal dilakukan sejak 16 September 2023 sampai 7 Oktober 2023. Warga melakukan aksi dengan menutup akses jalan masuk perusahaan PT HMBP I. “Karena tuntutan warga tidak dipenuhi oleh pihak perusahaan, maka hari ini (kemarin, red) rencananya warga melakukan kegiatan blokade lahan area yang selama ini dituntut untuk diberikan kepada masyarakat, berada di luar HGU PT HMBP,”kata Manajer Advokasi dan Kajian, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Tengah (Kalteng), Janang Firman melalui keterangan tertulisnya kepada Kalteng Pos, Sabtu (7/10).

Janang mengatakan, aparat kepolisian yang berjaga di lokasi areal perusahaan diduga tanpa dasar dan pemicu yang jelas melakukan tindakan represif kepada warga yang berada di lokasi dengan menembakan gas air mata dan menembak menggunakan peluru tajam. Dari kejadian itu, Janang menyebut ada tiga orang warga yang terkena tembakan dari peluru tajam.

Baca Juga :  Tangis Haru Keluarga Lepas Prajurit ke Papua

“Informasi yang didapatkan dari lapangan, terdapat tiga orang warga yang terkena tembakan, dua orang mengalami luka berat dan satu orang meninggal dunia di lokasi,” sebutnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji mengatakan, kejadian tersebut merupakan bagian dari kegiatan patroli pengamanan terpadu di wilayah pos tiga dan pos sembilan. Tetapi di tengah-tengah patroli ada masyarakat yang berkumpul dan dihalau untuk kembali, tetapi akhirnya melakukan penyerangan.

Masyarakat yang berkumpul itu sudah dilakukan upaya persuasif berupa pembubaran dan imbauan oleh pihak kepolisian, tapi malah melakukan penyerangan. “Kemudian dibubarkan menggunakan gas air mata, kemudian ada peluru hampa dan peluru karet, lalu mereka kembali. Pihaknya (anggota di lapangan, red) tidak dibekali peluru tajam,”ungkap Erlan kepada Kalteng Pos, Sabtu (7/10).

Baca Juga :  Dewan Kawal Realisasi Plasma PT HMBP 1

“Tim reskrim ada mengamankan 20 orang, ada yang membawa senjata api, tombak, dodos, dan sebagainya,”tambahnya.

Kejadian tersebut, kata Erlan, terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. Terkait dengan korban yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut, Erlan menyebut pihaknya akan memastikan lagi apakah korban yang ada di video-video yang beredar itu betul-betul luka karena proyektil pihak kepolisian atau bukan.“Nanti akan kami pastikan di sana, kami mau merapat ke sana. Masyarakatnya sudah anarki dengan membawa-bawa senjata tajam,” ujarnya.

Meski sempat terjadi penyerangan antara pihak kepolisian dan masyarakat, Erlan menyebut sementara ini belum ada korban dari pihak kepolisian. Anggota kepolisian yang bersangkutan, setelah diserang, sudah melakukan penghalauan dan mengimbau masyarakat, lalu langsung kembali ke pos masing-masing. Ditanya apakah nanti akan mengirim pasukan tambahan, Erlan mengaku pihaknya akan melihat situasi terlebih dahulu.

“Sementara di sana masih ada 500 orang personel yang standby, nanti kami siapkan apabila memang memerlukan bantuan,”tandasnya.(dan/ram)

PALANGKA RAYA-Konflik plasma antara masyarakat Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya dengan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) I di Kabupaten Seruyan kembali bergejolak. Jagat media dihebohkan dengan beredarnya video yang memperlihatkan warga desa setempat terluka imbas berkonflik dengan aparat di wilayah setempat, Sabtu (7/10).

Aparat kepolisian Polres Seruyan dan Polda Kalteng diduga memberikan tindakan tegas kepada beberapa massa yang sedang melakukan aksi menuntut haknya di PT HMBP I. Aksi warga Desa Bangkal dilakukan sejak 16 September 2023 sampai 7 Oktober 2023. Warga melakukan aksi dengan menutup akses jalan masuk perusahaan PT HMBP I. “Karena tuntutan warga tidak dipenuhi oleh pihak perusahaan, maka hari ini (kemarin, red) rencananya warga melakukan kegiatan blokade lahan area yang selama ini dituntut untuk diberikan kepada masyarakat, berada di luar HGU PT HMBP,”kata Manajer Advokasi dan Kajian, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Tengah (Kalteng), Janang Firman melalui keterangan tertulisnya kepada Kalteng Pos, Sabtu (7/10).

Janang mengatakan, aparat kepolisian yang berjaga di lokasi areal perusahaan diduga tanpa dasar dan pemicu yang jelas melakukan tindakan represif kepada warga yang berada di lokasi dengan menembakan gas air mata dan menembak menggunakan peluru tajam. Dari kejadian itu, Janang menyebut ada tiga orang warga yang terkena tembakan dari peluru tajam.

Baca Juga :  Tangis Haru Keluarga Lepas Prajurit ke Papua

“Informasi yang didapatkan dari lapangan, terdapat tiga orang warga yang terkena tembakan, dua orang mengalami luka berat dan satu orang meninggal dunia di lokasi,” sebutnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji mengatakan, kejadian tersebut merupakan bagian dari kegiatan patroli pengamanan terpadu di wilayah pos tiga dan pos sembilan. Tetapi di tengah-tengah patroli ada masyarakat yang berkumpul dan dihalau untuk kembali, tetapi akhirnya melakukan penyerangan.

Masyarakat yang berkumpul itu sudah dilakukan upaya persuasif berupa pembubaran dan imbauan oleh pihak kepolisian, tapi malah melakukan penyerangan. “Kemudian dibubarkan menggunakan gas air mata, kemudian ada peluru hampa dan peluru karet, lalu mereka kembali. Pihaknya (anggota di lapangan, red) tidak dibekali peluru tajam,”ungkap Erlan kepada Kalteng Pos, Sabtu (7/10).

Baca Juga :  Dewan Kawal Realisasi Plasma PT HMBP 1

“Tim reskrim ada mengamankan 20 orang, ada yang membawa senjata api, tombak, dodos, dan sebagainya,”tambahnya.

Kejadian tersebut, kata Erlan, terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. Terkait dengan korban yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut, Erlan menyebut pihaknya akan memastikan lagi apakah korban yang ada di video-video yang beredar itu betul-betul luka karena proyektil pihak kepolisian atau bukan.“Nanti akan kami pastikan di sana, kami mau merapat ke sana. Masyarakatnya sudah anarki dengan membawa-bawa senjata tajam,” ujarnya.

Meski sempat terjadi penyerangan antara pihak kepolisian dan masyarakat, Erlan menyebut sementara ini belum ada korban dari pihak kepolisian. Anggota kepolisian yang bersangkutan, setelah diserang, sudah melakukan penghalauan dan mengimbau masyarakat, lalu langsung kembali ke pos masing-masing. Ditanya apakah nanti akan mengirim pasukan tambahan, Erlan mengaku pihaknya akan melihat situasi terlebih dahulu.

“Sementara di sana masih ada 500 orang personel yang standby, nanti kami siapkan apabila memang memerlukan bantuan,”tandasnya.(dan/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/