Kegiatan bertajuk Festival Anak Sebangau yang diselenggarakan oleh Yayasan Borneo Nature Indonesia kembali digelar. Aksi peduli lingkungan yang dikemas dalam bentuk festival itu digelar setiap tahunnya, berturut-turut sejak tahun 2016. Sudah kurang lebih delapan angkatan, muda mudi yang tinggal di sekitar Kecamatan Sebangau berhasil diberdayakan menjadi sosok-sosok yang cinta lingkungan.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
ADA yang beda dari Dermaga Kereng Bangkirai pada Minggu sore (26/11). Para pengunjung yang biasanya hanya berkeliling-keliling dermaga ditemani pemandangan hamparan sungai dan hutan yang luas, kini disuguhkan dengan berbagai gambar dan poster menarik bertemakan alam dan lingkungan. Hari itu, digelar Festival Anak Sebangau 2023.
Ketika memasuki dermaga, pengunjung akan disambut dengan hiruk-pikuk anak-anak yang tertawa riang, didampingi para orangtua yang juga antusias. Festival Anak Sebangau 2023 menyajikan sejumlah kegiatan positif yang bermuara pada visi cinta lingkungan.
Ada lomba menggambar tas kanvas, penampilan tari-tarian bertema lingkungan, penampilan drama teatrikal, dan berbagai kuis interaktif. Festival itu diikuti oleh anak-anak yang tinggal di sekitar Kecamatan Sebangau yang tergabung dalam komunitas Anak Sebangau dan Sebangau Ranger. Kedua komunitas itu diasuh oleh Yayasan Borneo Nature Indonesia, bertujuan untuk memberdayakan anak-anak di sekitar Kecamatan Sebangau, agar bisa menjadi pribadi yang berdaya dan mencintai lingkungan.
Sepasang anak dan orangtua, berpuluh-puluh kepala, memadati selasar Dermaga Kereng Bangkirai. Anak-anak mengenakan bandana leher berwarna hijau polos, tanda bahwa mereka anggota komunitas Anak Sebangau. Mereka mengikuti lomba mewarnai di atas kanvas. Tema lukisan harus berkaitan dengan kecintaan terhadap lingkungan.
Sesekali para orang tua tampak memberikan petunjuk, bantuan, dan bimbingan. Sang anak terlihat manggut-manggut sembari mengguratkan kuas di atas kanvas. Selama kurang lebih satu jam, anak-anak bersama orangtua mengikuti salah satu rangkaian dari kegiatan Festival Anak Sebangau 2023 itu.
Usai kegiatan mewarnai di atas kanvas, anak-anak dan orangtua kemudian dipertunjukkan dengan penampilan tari-tarian daerah yang dibawakan oleh komunitas Sebangau Ranger. Di samping itu juga dipertunjukkan seni musik dari barang-barang bekas dan drama teatrikal bertema ‘Apakah Alam Seperti Ini yang Kamu Inginkan?’.
Manajer Edukasi Yayasan Borneo Nature Indonesia, Petricia Hutasoit mengatakan, komunitas Anak Sebangau terdiri dari anak-anak sekolah dasar (SD) beranggotakan kurang lebih 40-50 anak. “Kalau yang Sebangau Ranger, itu ada kurang lebih 15 anak,” bebernya kepada wartawan di sela-sela kegiatan.
Festival Anak Sebangau diselenggarakan sejak tahun 2016. Setiap tahun, kegiatan ini digelar dengan mengambil tema yang berbeda-beda sesuai konteks isu lingkungan yang familiar di tahun itu. Tahun 2023 ini merupakan kali ke-8 Festival Anak Sebangau dilaksanakan.
“Tahun 2018 temanya tentang sampah, 2022 setelah pandemi selesai itu temanya hubungan manusia dan alam, setiap tahun kami ambil tema berbeda, waktu pandemi tetap kami laksanakan tapi secara daring di YouTube Borneo Nature Foundation,” jelasnya.
Festival Anak Sebangau 2023 ini mengambil tema ‘Ayo Itah Barendeng’ bahasa dayak yang bermakna ‘mari lebih peduli dan waspada’. Tema ini mengajak semua pihak agar lebih waspada terhadal tindakan-tindakan mereka terhadap lingkungan dan ajakan untuk bergerak melestarikan lingkungan sejak saat ini.
“Mari kita bergerak agar semua yang ada di bumi ini bisa cukup hingga generasi berikutnya,” ucap wanita jebolan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Palangka Raya itu.
Melalui komunitas Anak Sebangau dan Sebangau Ranger, Yayasan Borneo Nature Indonesia bergerak memberdayakan para muda mudi di Kecamatan Sebangau, terkhusus di Kelurahan Kereng Bangkirai, untuk menjadi muda mudi berdaya yang mencintai alam dan aktif menjaga kelestarian lingkungan. Pada dua komunitas itu, Yayasan Borneo Nature Indonesia memberikan banyak edukasi kepada anak-anak di wilayah setempat agar peduli lingkungan dan menjadi pribadi yang berdaya.
Dibentuk sejak tahun 2015, komunitas Anak Sebangau berhasil memberdayakan sejumlah anak di wilayah setempat agar menjadi pribadi yang peka lingkungan. Menurut Petricia, sebelum Yayasan Borneo Nature Indonesia masuk memberdayakan anak-anak setempat pada 2015 lalu, kala itu anak-anak di sana masih belum memiliki niat belajar yang baik seperti sekarang.
“Kami masuk ke sini, membentuk komunitas Anak Sebangau, membawa mereka aktif belajar dengan mengamati lingkungan secara langsung, bisa di dalam hutan atau menanyakan langsung kepada ahlinya, kami ajak mereka berpikir positif dan berkegiatan yang menarik,” tuturnya.
Setiap minggu, mereka rutin memberikan materi edukasi tentang lingkungan kepada anak-anak setempat. Dalam beberapa bulan, anak-anak juga diajak studi lapangan atau field trip dengan mengunjungi tempat-tempat yang mereka bawa belajar secara langsung.
“Tahun 2015 terbentuk Anak Sebangau, ternyata pada tahun 2019 kami melihat anak-anak sudah mulai remaja, jadi kami bentuk lagi Sebangau Ranger untuk membina anak-anak di komunitas Anak Sebangau yang sudah remaja tadi,” tuturnya.
Mahda, salah satu anggota Komunitas Sebangau Ranger, masih ingat betul ketika dirinya pertama kali bergabung dengan komunitas Anak Sebangau tahun 2015 lalu. Kala itu dirinya baru duduk di kelas tiga sekolah dasar di SD Negeri 2 Kereng Bangkirai. Menjadi anggota komunitas Anak Sebangau bersama dengan lima orang temannya.
“Saya tahu waktu itu karena ada promosi dari kakak-kakak Yayasan Borneo Nature Indonesia, mengajak saya untuk bergabung ke komunitas Anak Sebangau, saya coba bergabung, ternyata banyak pelajaran yang saya dapatkan di dalamnya,” ungkap Mahda ketika berbincang-bincang dengan Kalteng Pos di sela-sela kegiatan Festival Anak Sebangau 2023 di Dermaga Kereng Bangkirai, Minggu (26/11).
Menurut perempuan berusia 16 tahun itu, ada banyak sekali pelajaran terkait lingkungan yang didapatkan ketika menjadi anggota komunitas Anak Sebangau. Pelajaran yang didapatkannya di dalam komunitas disajikan secara menarik sehingga ia dan teman-temannya betah belajar di dalam komunitas itu.
“Pelajaran di sini jarang diberikan di sekolah, itu sangat bermanfaat bagi kami semua karena bisa mendapatkan hal-hal baru, khususnya belajar terkait lingkungan,” kata putri dari pasangan Nuryadin dan Mariani itu.
Mahda mengaku betah menjadi anggota komunitas Sebangau Ranger. Baginya, persoalan lingkungan dewasa ini sangat penting untuk dipahami mengingat dunia saat ini dilanda ketidakpastian kondisi akibat ancaman degradasi fungsi lingkungan.
“Selama bergabung dengan komunitas, saya sering mengikuti field trip, kami masuk hutan untuk penelitian, mengenal banyak hewan dan satwa, belajar tentang sampah dan pengelolaannya, sehingga di sini saya rasa mendapatkan banyak sekali ilmu yang bermanfaat,” tandasnya. (*/ala)