Senin, Mei 13, 2024
33.7 C
Palangkaraya

Terdayak, Start-Up Terjemahan Bahasa Dayak dari Bumi Tambun Bungai

Masih Seumur Jagung, tapi Bermanfaat bagi Pengunjung

Bagi warga pendatang atau perantau yang tinggal di Kalimantan Tengah (Kalteng), bisa berbahasa Dayak merupakan suatu nilai plus. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk belajar bahasa lokal ini. Apalagi dengan adanya kemajuan iptek dewasa ini makin mempermudah. Keberadaan Terjemahan.naraicoder.org bisa membantu mereka yang punya keinginan belajar bahasa Dayak.

IRPAN JURAYZ, Palangka Raya

KALTENG dihuni jutaan masyarakat dari berbagai suku. Tak sedikit yang merupakan pendatang atau perantau. Tentunya saat awal menginjakkan kaki di Bumi Tambun Bungai ini, akan kesulitan memahami bahasa lokal. Terutama bagi anak-anak yang duduk di bangku sekolah, yang mana ada pelajaran muatan lokal.

Namun, ada kabar baik untuk pelajar maupun masyarakat umum. Start-up bernama Terdayak telah hadir untuk membantu siapa saja yang punya keinginan belajar bahasa Dayak.

Terdayak merupakan kependekan dari Terjemahan Dayak. Prototype dapat diakses pada web Terjemahan.naraicoder.org. Sama seperti Google’ translate, pengunjung hanya perlu memasukkan kata yang ingin diartikan. Baik dari bahasa Indonesia ke bahasa Dayak Ngaju maupun sebaliknya.

Start-up yang baru diluncurkan pertengahan 2022 itu merupakan binaan dari komunitas Naraicoder.org. Diprakarsai Richie Daniel YC Raban selaku founder dan didukung dua orang co-founder, Quratul Ain dan Ervina.

“Saat ini ada sekitar 500 kata yang bisa diartikan dan masih proses input ke database kami,” ucap Quratul Ain kepada Kalteng Pos, beberapa hari lalu.

Baca Juga :  Pegiat Seni Bergairah Kembali Pascapandemi

Dikatakannya, tujuan menciptakan kamus bahasa Dayak Ngaju ini untuk menyelesaikan masalah terkait kurangnya literasi untuk melestarikan dan belajar bahasa lokal. Solusinya adalah kemudahan mengakses. Salah satu solusi yang paling mudah, ya melalui platform digital.

Perempuan kelahiran tahun 1994 itu menilai sejauh ini belum ada media belajar bahasa Dayak dalam bentuk terjemahan. Dengan prototype aplikasi terjemahan bahasa Dayak ini, diyakini akan sangat membantu masyarakat mempermudah belajar dan menggunakan bahasa daerah.

“Bahasa yang saat ini diaplikasikan masih berfokus pada bahasa Dayak Ngaju, karena dari sisi penggunaan di Kalteng, persentasenya terbesar,” bebernya.

Terdayak, lanjut perempuan yang sedari kecil tinggal di Palangka Raya ini, merupakan social enterprise yang berfokus pada dampak sosial, yakni dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Namun kami juga menerima social fundraising melalui https://sociabuzz.com/naraicoder/tribe yang dikelola oleh naraicoder.org.

Dengan adanya social fundraising ini, banyak pihak dapat berkontribusi dalam pengembangan terjemahan bahasa Dayak.

Jalan Terdayak tak selalu mulus. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan aplikasi terletak pada sumber daya manusia (SDM) pemrogram (programmer). Bahkan saat ini masih dikerjakan sendiri oleh Richie selalu founder. Selain itu, data bahasa Dayak yang valid juga menjadi salag satu kendala.

Walaupun ada banyak keterbatasan, pihaknya terus berusaha untuk memenuhi kelengkapan data.

“Untuk data saat ini kami masih merujuk pada buku kamus populer bahasa Dayak yang kami beli di toko buku,” ucapnya.

Baca Juga :  Dandim 1015/Sampit Dampingi Wamen ART/BTN Panen Raya

Selain itu, proses input data dari buku ke basis data kali ini juga memerlukan waktu dan kurasi yang tepat. Tim yang terlibat tidak terjun tiap waktu. “Proyek ini masih proyek sampingan, kami kerjakan pada waktu senggang saja, sehingga pengembangan tidak bisa cepat,” beber sarjana Teknik Informatika Universitas Palangka Raya ini.

Meski dirundung keterbatasan, pihaknya optimistis Terdayak ini akan tetap eksis. Karena itu, pihaknya terus membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin terlibat. Terdayak ini dipersembahkan untuk masyarakat Kalteng. Menggunakan platform digital untuk melestarikan bahasa Dayak, start-up sosial ini tentunya tidak bisa berkembang tanpa dukungan masyarakat Kalteng.

Platform ini memang masih sederhana. Namun mereka punya mimpi besar agar platform Terdayak ini dapat bermanfaat. Tidak sekadar media penerjemahan. Saat ini Terdayak ini bisa digunakan secara gratis. Namun tidak tertutup kemungkinan suatu saat akan berbayar untuk fitur-fitur tertentu yang lebih canggih lagi.

Sebagai start-up sosial yang masih seumur jagung, tujuan start-up ini belum sepenuhnya terwujud. Namun dukungan Naraicoder.org sangat membantu mereka mencapai tujuan.

“Kami belum sempurna, tujuan kami adalah selalu berkembang, bermanfaat, dan berdampak bagi masyarakat Kalteng, karena itulah kami mulai memperkenalkan karya kami,” pungkasnya. (ce/ram)

Bagi warga pendatang atau perantau yang tinggal di Kalimantan Tengah (Kalteng), bisa berbahasa Dayak merupakan suatu nilai plus. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk belajar bahasa lokal ini. Apalagi dengan adanya kemajuan iptek dewasa ini makin mempermudah. Keberadaan Terjemahan.naraicoder.org bisa membantu mereka yang punya keinginan belajar bahasa Dayak.

IRPAN JURAYZ, Palangka Raya

KALTENG dihuni jutaan masyarakat dari berbagai suku. Tak sedikit yang merupakan pendatang atau perantau. Tentunya saat awal menginjakkan kaki di Bumi Tambun Bungai ini, akan kesulitan memahami bahasa lokal. Terutama bagi anak-anak yang duduk di bangku sekolah, yang mana ada pelajaran muatan lokal.

Namun, ada kabar baik untuk pelajar maupun masyarakat umum. Start-up bernama Terdayak telah hadir untuk membantu siapa saja yang punya keinginan belajar bahasa Dayak.

Terdayak merupakan kependekan dari Terjemahan Dayak. Prototype dapat diakses pada web Terjemahan.naraicoder.org. Sama seperti Google’ translate, pengunjung hanya perlu memasukkan kata yang ingin diartikan. Baik dari bahasa Indonesia ke bahasa Dayak Ngaju maupun sebaliknya.

Start-up yang baru diluncurkan pertengahan 2022 itu merupakan binaan dari komunitas Naraicoder.org. Diprakarsai Richie Daniel YC Raban selaku founder dan didukung dua orang co-founder, Quratul Ain dan Ervina.

“Saat ini ada sekitar 500 kata yang bisa diartikan dan masih proses input ke database kami,” ucap Quratul Ain kepada Kalteng Pos, beberapa hari lalu.

Baca Juga :  Pegiat Seni Bergairah Kembali Pascapandemi

Dikatakannya, tujuan menciptakan kamus bahasa Dayak Ngaju ini untuk menyelesaikan masalah terkait kurangnya literasi untuk melestarikan dan belajar bahasa lokal. Solusinya adalah kemudahan mengakses. Salah satu solusi yang paling mudah, ya melalui platform digital.

Perempuan kelahiran tahun 1994 itu menilai sejauh ini belum ada media belajar bahasa Dayak dalam bentuk terjemahan. Dengan prototype aplikasi terjemahan bahasa Dayak ini, diyakini akan sangat membantu masyarakat mempermudah belajar dan menggunakan bahasa daerah.

“Bahasa yang saat ini diaplikasikan masih berfokus pada bahasa Dayak Ngaju, karena dari sisi penggunaan di Kalteng, persentasenya terbesar,” bebernya.

Terdayak, lanjut perempuan yang sedari kecil tinggal di Palangka Raya ini, merupakan social enterprise yang berfokus pada dampak sosial, yakni dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Namun kami juga menerima social fundraising melalui https://sociabuzz.com/naraicoder/tribe yang dikelola oleh naraicoder.org.

Dengan adanya social fundraising ini, banyak pihak dapat berkontribusi dalam pengembangan terjemahan bahasa Dayak.

Jalan Terdayak tak selalu mulus. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan aplikasi terletak pada sumber daya manusia (SDM) pemrogram (programmer). Bahkan saat ini masih dikerjakan sendiri oleh Richie selalu founder. Selain itu, data bahasa Dayak yang valid juga menjadi salag satu kendala.

Walaupun ada banyak keterbatasan, pihaknya terus berusaha untuk memenuhi kelengkapan data.

“Untuk data saat ini kami masih merujuk pada buku kamus populer bahasa Dayak yang kami beli di toko buku,” ucapnya.

Baca Juga :  Dandim 1015/Sampit Dampingi Wamen ART/BTN Panen Raya

Selain itu, proses input data dari buku ke basis data kali ini juga memerlukan waktu dan kurasi yang tepat. Tim yang terlibat tidak terjun tiap waktu. “Proyek ini masih proyek sampingan, kami kerjakan pada waktu senggang saja, sehingga pengembangan tidak bisa cepat,” beber sarjana Teknik Informatika Universitas Palangka Raya ini.

Meski dirundung keterbatasan, pihaknya optimistis Terdayak ini akan tetap eksis. Karena itu, pihaknya terus membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin terlibat. Terdayak ini dipersembahkan untuk masyarakat Kalteng. Menggunakan platform digital untuk melestarikan bahasa Dayak, start-up sosial ini tentunya tidak bisa berkembang tanpa dukungan masyarakat Kalteng.

Platform ini memang masih sederhana. Namun mereka punya mimpi besar agar platform Terdayak ini dapat bermanfaat. Tidak sekadar media penerjemahan. Saat ini Terdayak ini bisa digunakan secara gratis. Namun tidak tertutup kemungkinan suatu saat akan berbayar untuk fitur-fitur tertentu yang lebih canggih lagi.

Sebagai start-up sosial yang masih seumur jagung, tujuan start-up ini belum sepenuhnya terwujud. Namun dukungan Naraicoder.org sangat membantu mereka mencapai tujuan.

“Kami belum sempurna, tujuan kami adalah selalu berkembang, bermanfaat, dan berdampak bagi masyarakat Kalteng, karena itulah kami mulai memperkenalkan karya kami,” pungkasnya. (ce/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/