Senin, November 25, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Ketika DBD Mewabah di Sejumlah Daerah

Gerak Cepat Bersihkan Lingkungan, Berantas Sarang Nyamuk

Pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) membutuhkan kesadaran segenap pihak. Tak hanya upaya pemerintah melalui penelusuran epidemiologi hingga melakukan fogging, tetapi juga harus ada kesadaran dari seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah DBD.

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

 

KEBERSIHAN lingkungan menjadi faktor utama maraknya penyebaran DBD. Gerakan bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penular virus DBD harus digalakkan.

Penjabat (Pj) Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu mengungkapkan, kasus DBD di Kota Palangka Raya meningkat akhir-akhir ini. Seiring datangnya musim hujan. Nyamuk DBD pun berkembang biak dengan cepat. Upaya membersihkan lingkungan secara serentak dapat dilakukan agar tidak muncul kasus-kasus baru.

“Kemarin kami sudah keliling ke fasilitas kesehatan untuk mengecek pasien DBD yang dirawat, di RS Kota Palangka Raya hanya ada satu pasien, itu pun sembuh. Di RSUD dr Doris Sylvanus ada empat warga Palangka Raya yang sedang dalam tahap perawatan,” beber Hera kepada Kalteng Pos usai mengikuti penyuluhan DBD dan PSN DBD di SMPN 8 Palangka Raya, Jumat pagi (2/2).

Peningkatan kasus DBD pada beberapa wilayah di Palangka Raya berbanding lurus dengan kondisi kebersihan lingkungan di lokasi munculnya kasus DBD. Menurut Hera, pada kelurahan-kelurahan yang padat penduduk dan tingkat kekumuhan tinggi, sangat berpotensi terjadi peningkatan DBD sehingga menjadi target sasaran pihaknya.

“Camat dan lurah sudah kami gerakkan agar bersama-sama warga melakukan pencegahan DBD melalui kerja bakti membersihkan lingkungan untuk memberantas sarang nyamuk,” bebernya.

Terkait dengan kelurahan-kelurahan yang sering terjadi kasus DBD, Hera tidak menyebut secara spesifik. Kelurahan Menteng sebagai lokasi sosialisasi juga punya kasus DBD, mengingat jumlah penduduk yang cukup padat.

Baca Juga :  Tari Sangian Basir, Tarian yang Membawa Nilai Sakralitas Sang Kuasa

“Tetapi di Kelurahan Menteng tingkat kekumuhan tidak besar, tetapi adanya genangan air dan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan jentik nyamuk, itu berpengaruh,” sebutnya.

Salah satu wilayah padat penduduk dengan tingkat kekumuhan tinggi di Kota Cantik adalah permukiman Flamboyan Bawah yang berada persis di tepian Sungai Kahayan. Hera menyebut, sementara ini pihaknya masih terus mendorong masyarakat bersama aparat kecamatan, kelurahan, hingga tingkat RT untuk bersama-sama melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan.

“Kalau sudah tidak ada lagi tempat nyamuk untuk berkembang biak, misal pada genangan air segala macam, tentunya penyebaran nyamuk DBD bisa dicegah, kumuh juga belum tentu jadi tempat penyebaran, karena genangan air itu habitat nyamuk,” jelasnya.

Disinggung terkait upaya fogging, Hera menyebut perlu identifikasi khusus. Tidak semua tempat penularan DBD bisa dilakukan fogging. Dinkes Kota Palangka Raya akan mempertimbangkan secara matang sebelum memutuskan untuk melaksanakan fogging di suatu lokasi.

“Pada intinya adalah bagaimana masyarakat hidup bersih, gerakan hidup sehat perlu digalakkan. Dalam fenomena DBD ini, gerakan 5M dan PSN DBD harus benar-benar diterapkan,” tandasnya.

Menyikapi makin meningkatnya kasus DBD di Kota Palangka Raya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya melaksanakan gerakan massal pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Kepala Dinkes Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengungkapkan, sampai dengan tanggal 30 Januari 2024, tercatat sudah ada 124 kasus dan 2 kematian yang terjadi akibat DBD.

“Semua puskesmas sudah kami arahkan untuk melaksanakan gerakan massal PSN DBD dengan melibatkan kelurahan/RW/RT serta sekolah dan rumah ibadah di wilayah masing-masing secara terus-menerus,” ungkap Anjar kepada Kalteng Pos, Jumat (2/2).

Baca Juga :  Mulai Waspadai DBD

Ia mengatakan, gerakan PSN DBD secara massal itu dilaksanakan sejak Kamis (1/2) hingga Sabtu (3/2) sejak pukul 07.30 WIB hingga selesai, bertempat di lingkungan perumahan, kantor, puskesmas, sekolah, hingga rumah ibadah.

“Tiap puskesmas memiliki masing-masing lokasi fokus (lokus) tiap hari yang merupakan wilayah paling rawan penularan DBD di tiap wilayah yang menjadi kewenangannya,” tutur Andjar.

Lebih lanjut ia menjelaskan, PSN DBD dilaksanakan dengan gerakan 5M, yakni menguras bak mandi atau tempat penampungan air lainnya, menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur/menyingkirkan wadah seperti botol, sampah plastik, dan lainnya, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD.

“Jangan lupa juga untuk menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras. Selanjutnya, kegiatan PSN DBD massal tetap dilaksanakan tiap hari Jumat sampai bulan Maret 2024,” ujarnya. PSN DBD adalah cara yang paling mudah, murah, dan efektif untuk mencegah DBD. Terkait dengan fogging, Andjar menjelaskan, kegiatan itu akan dilaksanakan hanya pada tempat-tempat yang sudah dipastikan menjadi sumber penularan, yang ditandai dengan ditemukannya beberapa orang penderita DBD dan ditemukannya jentik nyamuk Aedes Aegypti.

“Hal ini dapat diketahui setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh petugas puskesmas. Fogging bertujuan untuk memutuskan rantai penularan, tetapi bukan sebagai pencegahan,” tandasnya. (*/ce/ala)

Pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) membutuhkan kesadaran segenap pihak. Tak hanya upaya pemerintah melalui penelusuran epidemiologi hingga melakukan fogging, tetapi juga harus ada kesadaran dari seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah DBD.

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

 

KEBERSIHAN lingkungan menjadi faktor utama maraknya penyebaran DBD. Gerakan bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penular virus DBD harus digalakkan.

Penjabat (Pj) Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu mengungkapkan, kasus DBD di Kota Palangka Raya meningkat akhir-akhir ini. Seiring datangnya musim hujan. Nyamuk DBD pun berkembang biak dengan cepat. Upaya membersihkan lingkungan secara serentak dapat dilakukan agar tidak muncul kasus-kasus baru.

“Kemarin kami sudah keliling ke fasilitas kesehatan untuk mengecek pasien DBD yang dirawat, di RS Kota Palangka Raya hanya ada satu pasien, itu pun sembuh. Di RSUD dr Doris Sylvanus ada empat warga Palangka Raya yang sedang dalam tahap perawatan,” beber Hera kepada Kalteng Pos usai mengikuti penyuluhan DBD dan PSN DBD di SMPN 8 Palangka Raya, Jumat pagi (2/2).

Peningkatan kasus DBD pada beberapa wilayah di Palangka Raya berbanding lurus dengan kondisi kebersihan lingkungan di lokasi munculnya kasus DBD. Menurut Hera, pada kelurahan-kelurahan yang padat penduduk dan tingkat kekumuhan tinggi, sangat berpotensi terjadi peningkatan DBD sehingga menjadi target sasaran pihaknya.

“Camat dan lurah sudah kami gerakkan agar bersama-sama warga melakukan pencegahan DBD melalui kerja bakti membersihkan lingkungan untuk memberantas sarang nyamuk,” bebernya.

Terkait dengan kelurahan-kelurahan yang sering terjadi kasus DBD, Hera tidak menyebut secara spesifik. Kelurahan Menteng sebagai lokasi sosialisasi juga punya kasus DBD, mengingat jumlah penduduk yang cukup padat.

Baca Juga :  Tari Sangian Basir, Tarian yang Membawa Nilai Sakralitas Sang Kuasa

“Tetapi di Kelurahan Menteng tingkat kekumuhan tidak besar, tetapi adanya genangan air dan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan jentik nyamuk, itu berpengaruh,” sebutnya.

Salah satu wilayah padat penduduk dengan tingkat kekumuhan tinggi di Kota Cantik adalah permukiman Flamboyan Bawah yang berada persis di tepian Sungai Kahayan. Hera menyebut, sementara ini pihaknya masih terus mendorong masyarakat bersama aparat kecamatan, kelurahan, hingga tingkat RT untuk bersama-sama melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan.

“Kalau sudah tidak ada lagi tempat nyamuk untuk berkembang biak, misal pada genangan air segala macam, tentunya penyebaran nyamuk DBD bisa dicegah, kumuh juga belum tentu jadi tempat penyebaran, karena genangan air itu habitat nyamuk,” jelasnya.

Disinggung terkait upaya fogging, Hera menyebut perlu identifikasi khusus. Tidak semua tempat penularan DBD bisa dilakukan fogging. Dinkes Kota Palangka Raya akan mempertimbangkan secara matang sebelum memutuskan untuk melaksanakan fogging di suatu lokasi.

“Pada intinya adalah bagaimana masyarakat hidup bersih, gerakan hidup sehat perlu digalakkan. Dalam fenomena DBD ini, gerakan 5M dan PSN DBD harus benar-benar diterapkan,” tandasnya.

Menyikapi makin meningkatnya kasus DBD di Kota Palangka Raya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya melaksanakan gerakan massal pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Kepala Dinkes Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengungkapkan, sampai dengan tanggal 30 Januari 2024, tercatat sudah ada 124 kasus dan 2 kematian yang terjadi akibat DBD.

“Semua puskesmas sudah kami arahkan untuk melaksanakan gerakan massal PSN DBD dengan melibatkan kelurahan/RW/RT serta sekolah dan rumah ibadah di wilayah masing-masing secara terus-menerus,” ungkap Anjar kepada Kalteng Pos, Jumat (2/2).

Baca Juga :  Mulai Waspadai DBD

Ia mengatakan, gerakan PSN DBD secara massal itu dilaksanakan sejak Kamis (1/2) hingga Sabtu (3/2) sejak pukul 07.30 WIB hingga selesai, bertempat di lingkungan perumahan, kantor, puskesmas, sekolah, hingga rumah ibadah.

“Tiap puskesmas memiliki masing-masing lokasi fokus (lokus) tiap hari yang merupakan wilayah paling rawan penularan DBD di tiap wilayah yang menjadi kewenangannya,” tutur Andjar.

Lebih lanjut ia menjelaskan, PSN DBD dilaksanakan dengan gerakan 5M, yakni menguras bak mandi atau tempat penampungan air lainnya, menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur/menyingkirkan wadah seperti botol, sampah plastik, dan lainnya, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD.

“Jangan lupa juga untuk menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras. Selanjutnya, kegiatan PSN DBD massal tetap dilaksanakan tiap hari Jumat sampai bulan Maret 2024,” ujarnya. PSN DBD adalah cara yang paling mudah, murah, dan efektif untuk mencegah DBD. Terkait dengan fogging, Andjar menjelaskan, kegiatan itu akan dilaksanakan hanya pada tempat-tempat yang sudah dipastikan menjadi sumber penularan, yang ditandai dengan ditemukannya beberapa orang penderita DBD dan ditemukannya jentik nyamuk Aedes Aegypti.

“Hal ini dapat diketahui setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh petugas puskesmas. Fogging bertujuan untuk memutuskan rantai penularan, tetapi bukan sebagai pencegahan,” tandasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/