Senin, November 25, 2024
26.6 C
Palangkaraya

Isen Mulang 01 Mobil Listrik Karya Mahasiswa UPR Siap Bersaing Kancah Nasional

PALANGKA RAYA-Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Prodi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Palangka Raya (UPR) berhasil menciptakan prototipe mobil listrik hemat energi. Mobil hasil karya sejumlah mahasiswa itu akan diikutsertakan dalam kompetisi Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang diselenggarakan Balai Pengembangan Talenta (BPTI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) di Sentul, Jakarta, Oktober mendatang.

Dosen pembimbing sekaligus koordinator tim, Dr Harie Satiyadi Jaya ST MT menyampaikan bahwa mobil listrik yang diberi nama Isen Mulang 01 itu telah dipamerkan saat apel peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kamis (2/5) dan mendapat banyak apresiasi. Pemilihan warna hijau untuk mobil mengacu pada warna dari logo UPR. Sementara nama Isen Mulang 01 diberikan oleh Rektor UPR Prof Dr Ir Salampak sebagai penanda pertama kalinya UPR mengikuti KMHE 2024.

Mobil listrik Isen Mulang 01 didesain sedemikian rupa dan seaerodinamis mungkin, untuk mengurangi sebanyak mungkin hambatan udara (dalam bahasa teknik disebut koefesien drag), dengan cara menyimulasikan bentuk desain mobil menggunakan software ansys fluent. Proses pembuatan hingga dipamerkan memakan waktu sebulan.

Semua bahan yang digunakan dibeli di Kota Palangka Raya, meski harganya lebih mahal dibandingkan di Jawa. Namun semua alat dan bahan yang dibutuhkan bisa didapatkan. Tak heran biaya pembuatan mobil listrik hemat energi ini cukup membengkak. Selain itu, karena butuh kecocokan antara riset dan perancangannya, jadi harus berkali-kali berganti bahan atau sparepart. Sejak awal pembuatan modal yang dibutuhkan berkisar Rp60 juta- Rp90 juta.

“Pembuatan mobil listrik ini sepenuhnya didanai dengan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang tentunya melalui persetujuan rektor. Pihak kampus (UPR) sangat mendukung kegiatan ini,” kata Dr Harie kepada Kalteng Pos, Rabu (8/5) lalu.

Spesifikasi mobil listrik hemat energi ini yakni menggunakan motor penggerak berjenis dinamo BLDC 48 Volt, 350 Watt, kapasitas baterai 48 Volt 34 Ampere, kecepatannya 30 kilometer/jam, dan energi 350 Joule/second. Sementara dimensi mobil memiliki lebar 134 sentimeter (cm), tinggi 110 cm, dan panjang 257 cm.

Sejak dipamerkan beberapa waktu lalu, Harie menyebut, sebenarnya pihaknya ingin meminta respons berupa kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa. Ia mengakui bahwa mobil listrik Isen Mulang 01 itu belum sempurna. Saat ini sedang dilakukan upgrade dan menyesuaikan dengan berbagai persyaratan-persyaratan yang diminta oleh KMHE. Pengerjaan dilakukan tiap hari secara bergantian di Laboratorium Teknik Mesin UPR dan ditargetkan rampung pada akhir Mei.

Baca Juga :  Kelotok Terbalik, Tiga Penumpang Belum Ditemukan

Pihaknya terus memaksimalkan serangkaian riset untuk menghasilkan karya terbaik. Dikatakan Dr Harie, pada kompetisi KMHE 2024 target yang ingin dicapai untuk mobil Isen Mulang 01 adalah mampu menempuh jarak lebih dari 115 km/killowatt. Sebab, berkaca dari event KMHE 2023 lalu, mobil hasil karya salah satu pemenang pada kompetisi itu mampu mencapai 115 km/killowatt, atau seperti jarak tempuh dari Kota Palangka Raya menuju Kabupaten Kapuas.

“Kami akan berusaha lebih dari itu dan membuat mobil ini bisa lebih hemat energi. Kontes tersebut sebenarnya tiap tahun diselenggarakan, tetapi kali ini merupakan pertama kalinya UPR ikut. Tiap peralatan yang kami gunakan pada mobil listrik itu mengacu pada ketentuan kontes KMHE 2024 dan harus dirakit dan diproduksi sendiri oleh mahasiswa. Contohnya, bodi mobil yang kami cetak sendiri menggunakan fiberglass, begitu juga dengan rangka dan sistem suspensi, mahasiswa rakit sendiri sesuai kamampuan mereka,” ujarnya.

Tim beranggota 13 mahasiswa itu merupakan hasil dari seleksi. Mereka memiliki kemampuan masing-masing di bidangnya. Mereka didampingi seorang dosen pembimbing.

Dari aspek keselamatan, mobil listrik Isen Mulang 01 sangat diperhatikan. Seperti penggunaan baterai yang harus menggunakan battery management system (BMS). Baterai ini tetap dingin selama beroperasi, sehingga mengurangi potensi terjadinya ledakan.

Sebagai dosen pembimbing, Dr Harie mengaku cukup terkejut dengan respons Rektor UPR yang bersedia mencoba mengendarai mobil listrik Isen Mulang 01 saat pameran. Ia tidak mengira pihak kampus sangat mendukung tim yang dibimbingnnya untuk ikut pada ajang KMHE 2024. Dengan banyaknya respons positif dan apresiasi yang diterima, pihaknya jadi lebih optimistis untuk bisa meraih juara.

“Kalau harapan saya, masuk ke juara harapan itu sudah lumayan untuk tahap awal, karena yang ikut dalam kontes itu umumnya kampus yang sudah pernah ikut, rata-rata dari universitas besar, sementara UPR baru pertama kali ikut. Namun kami akan berusaha untuk bisa bersaing,” terangnya.

Baca Juga :  FMIPA UPR Yudisium Perdana

Menurutnya, ini segmen kontes dan penelitian melalui riset. Titik beratnya pada proses pembuatan dengan riset daripada untuk komersial, karena harus mengikuti persyaratan dan aturan yang diminta oleh penyelenggara kontes. “Bagaimana kami bisa memecahkan permasalahan efisiensi dari mobil itu sendiri, itulah poin sebenarnya,” ujarnya.

Sementara itu, Indra selaku pemimpin tim mengungkapkan rasa bangga bisa mewakili UPR dalam ajang KMHE 2024. Ia dan rekan-rekan tak akan gentar bersaing dengan lebih dari 20 universitas yang akan berkompetisi nanti.

Sebagai pemimpin, dirinya merangkap di semua bidang. Menurutnya, bagian pengerjaan yang paling sulit ialah sasis karena harus memperhatikan keseimbangan dan kedinamisan. Selain itu juga pengerjaan bodi mobil. Harus benar-benar dipertimbangkan agar bisa mendapatkan spek terbaik sesuai ketentuan lomba.

“Kalau untuk kerangka, dari segi sasis harus dinamis atau seimbang. Kalau tidak seperti itu, maka akan berpengaruh pada kecepatan mobil. Bagi kami yang sulit itu ketika menyamakan kerangka, bodi, dan kelistrikan. Sekarang ini sedang tahap finishing. Nantinya kami akan uji coba kembali untuk mengevaluasi apa saja yang perlu ditambahkan atau dikurangi,” jelasnya kepada Kalteng Pos, Rabu (8/5).

Sementara itu, Dayu Anggara yang mendapat kepercayaan untuk menangani bidang line body juga memiliki harapan agar timnya bisa meraih juara dan mengharumkan nama UPR di level nasional. Ia pun mengaku senang bisa menjadi bagian dari tim. Menurut pengakuannya, hal yang sulit dalam pengerjaan bodi mobil adalah mencari bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan.

“Kesulitan mencari bahan awal-awalnya, karena bodi harus sesuai dengan persyaratan. Jadi ada sedikit perbaikan di beberapa sisi, tetapi tidak mengubah bentuk, karena itu sudah sesuai dengan hitungan dan standar. Harapan saya tim kami bisa meraih juara, sehingga bisa memotivasi teman-teman mahasiswa untuk terus berkarya mengharumkan nama baik UPR, Palangka Raya, dan Kalteng,” ungkapnya. (ovi/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Prodi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Palangka Raya (UPR) berhasil menciptakan prototipe mobil listrik hemat energi. Mobil hasil karya sejumlah mahasiswa itu akan diikutsertakan dalam kompetisi Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang diselenggarakan Balai Pengembangan Talenta (BPTI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) di Sentul, Jakarta, Oktober mendatang.

Dosen pembimbing sekaligus koordinator tim, Dr Harie Satiyadi Jaya ST MT menyampaikan bahwa mobil listrik yang diberi nama Isen Mulang 01 itu telah dipamerkan saat apel peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kamis (2/5) dan mendapat banyak apresiasi. Pemilihan warna hijau untuk mobil mengacu pada warna dari logo UPR. Sementara nama Isen Mulang 01 diberikan oleh Rektor UPR Prof Dr Ir Salampak sebagai penanda pertama kalinya UPR mengikuti KMHE 2024.

Mobil listrik Isen Mulang 01 didesain sedemikian rupa dan seaerodinamis mungkin, untuk mengurangi sebanyak mungkin hambatan udara (dalam bahasa teknik disebut koefesien drag), dengan cara menyimulasikan bentuk desain mobil menggunakan software ansys fluent. Proses pembuatan hingga dipamerkan memakan waktu sebulan.

Semua bahan yang digunakan dibeli di Kota Palangka Raya, meski harganya lebih mahal dibandingkan di Jawa. Namun semua alat dan bahan yang dibutuhkan bisa didapatkan. Tak heran biaya pembuatan mobil listrik hemat energi ini cukup membengkak. Selain itu, karena butuh kecocokan antara riset dan perancangannya, jadi harus berkali-kali berganti bahan atau sparepart. Sejak awal pembuatan modal yang dibutuhkan berkisar Rp60 juta- Rp90 juta.

“Pembuatan mobil listrik ini sepenuhnya didanai dengan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang tentunya melalui persetujuan rektor. Pihak kampus (UPR) sangat mendukung kegiatan ini,” kata Dr Harie kepada Kalteng Pos, Rabu (8/5) lalu.

Spesifikasi mobil listrik hemat energi ini yakni menggunakan motor penggerak berjenis dinamo BLDC 48 Volt, 350 Watt, kapasitas baterai 48 Volt 34 Ampere, kecepatannya 30 kilometer/jam, dan energi 350 Joule/second. Sementara dimensi mobil memiliki lebar 134 sentimeter (cm), tinggi 110 cm, dan panjang 257 cm.

Sejak dipamerkan beberapa waktu lalu, Harie menyebut, sebenarnya pihaknya ingin meminta respons berupa kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa. Ia mengakui bahwa mobil listrik Isen Mulang 01 itu belum sempurna. Saat ini sedang dilakukan upgrade dan menyesuaikan dengan berbagai persyaratan-persyaratan yang diminta oleh KMHE. Pengerjaan dilakukan tiap hari secara bergantian di Laboratorium Teknik Mesin UPR dan ditargetkan rampung pada akhir Mei.

Baca Juga :  Kelotok Terbalik, Tiga Penumpang Belum Ditemukan

Pihaknya terus memaksimalkan serangkaian riset untuk menghasilkan karya terbaik. Dikatakan Dr Harie, pada kompetisi KMHE 2024 target yang ingin dicapai untuk mobil Isen Mulang 01 adalah mampu menempuh jarak lebih dari 115 km/killowatt. Sebab, berkaca dari event KMHE 2023 lalu, mobil hasil karya salah satu pemenang pada kompetisi itu mampu mencapai 115 km/killowatt, atau seperti jarak tempuh dari Kota Palangka Raya menuju Kabupaten Kapuas.

“Kami akan berusaha lebih dari itu dan membuat mobil ini bisa lebih hemat energi. Kontes tersebut sebenarnya tiap tahun diselenggarakan, tetapi kali ini merupakan pertama kalinya UPR ikut. Tiap peralatan yang kami gunakan pada mobil listrik itu mengacu pada ketentuan kontes KMHE 2024 dan harus dirakit dan diproduksi sendiri oleh mahasiswa. Contohnya, bodi mobil yang kami cetak sendiri menggunakan fiberglass, begitu juga dengan rangka dan sistem suspensi, mahasiswa rakit sendiri sesuai kamampuan mereka,” ujarnya.

Tim beranggota 13 mahasiswa itu merupakan hasil dari seleksi. Mereka memiliki kemampuan masing-masing di bidangnya. Mereka didampingi seorang dosen pembimbing.

Dari aspek keselamatan, mobil listrik Isen Mulang 01 sangat diperhatikan. Seperti penggunaan baterai yang harus menggunakan battery management system (BMS). Baterai ini tetap dingin selama beroperasi, sehingga mengurangi potensi terjadinya ledakan.

Sebagai dosen pembimbing, Dr Harie mengaku cukup terkejut dengan respons Rektor UPR yang bersedia mencoba mengendarai mobil listrik Isen Mulang 01 saat pameran. Ia tidak mengira pihak kampus sangat mendukung tim yang dibimbingnnya untuk ikut pada ajang KMHE 2024. Dengan banyaknya respons positif dan apresiasi yang diterima, pihaknya jadi lebih optimistis untuk bisa meraih juara.

“Kalau harapan saya, masuk ke juara harapan itu sudah lumayan untuk tahap awal, karena yang ikut dalam kontes itu umumnya kampus yang sudah pernah ikut, rata-rata dari universitas besar, sementara UPR baru pertama kali ikut. Namun kami akan berusaha untuk bisa bersaing,” terangnya.

Baca Juga :  FMIPA UPR Yudisium Perdana

Menurutnya, ini segmen kontes dan penelitian melalui riset. Titik beratnya pada proses pembuatan dengan riset daripada untuk komersial, karena harus mengikuti persyaratan dan aturan yang diminta oleh penyelenggara kontes. “Bagaimana kami bisa memecahkan permasalahan efisiensi dari mobil itu sendiri, itulah poin sebenarnya,” ujarnya.

Sementara itu, Indra selaku pemimpin tim mengungkapkan rasa bangga bisa mewakili UPR dalam ajang KMHE 2024. Ia dan rekan-rekan tak akan gentar bersaing dengan lebih dari 20 universitas yang akan berkompetisi nanti.

Sebagai pemimpin, dirinya merangkap di semua bidang. Menurutnya, bagian pengerjaan yang paling sulit ialah sasis karena harus memperhatikan keseimbangan dan kedinamisan. Selain itu juga pengerjaan bodi mobil. Harus benar-benar dipertimbangkan agar bisa mendapatkan spek terbaik sesuai ketentuan lomba.

“Kalau untuk kerangka, dari segi sasis harus dinamis atau seimbang. Kalau tidak seperti itu, maka akan berpengaruh pada kecepatan mobil. Bagi kami yang sulit itu ketika menyamakan kerangka, bodi, dan kelistrikan. Sekarang ini sedang tahap finishing. Nantinya kami akan uji coba kembali untuk mengevaluasi apa saja yang perlu ditambahkan atau dikurangi,” jelasnya kepada Kalteng Pos, Rabu (8/5).

Sementara itu, Dayu Anggara yang mendapat kepercayaan untuk menangani bidang line body juga memiliki harapan agar timnya bisa meraih juara dan mengharumkan nama UPR di level nasional. Ia pun mengaku senang bisa menjadi bagian dari tim. Menurut pengakuannya, hal yang sulit dalam pengerjaan bodi mobil adalah mencari bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan.

“Kesulitan mencari bahan awal-awalnya, karena bodi harus sesuai dengan persyaratan. Jadi ada sedikit perbaikan di beberapa sisi, tetapi tidak mengubah bentuk, karena itu sudah sesuai dengan hitungan dan standar. Harapan saya tim kami bisa meraih juara, sehingga bisa memotivasi teman-teman mahasiswa untuk terus berkarya mengharumkan nama baik UPR, Palangka Raya, dan Kalteng,” ungkapnya. (ovi/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/