Senin, Oktober 7, 2024
32.6 C
Palangkaraya

Terus Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas dan Berkeadilan

PALANGKA RAYA-Se­iring dengan Rencana Pem­bangunan Jangka Mene­ngah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pem­bangu­nan Jangka Menengah (RPJMD) Pro­vinsi Kaliman­tan Tengah yang telah menetapkan beberapa isu strategis selama periode kepemimpinan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, terdapat sejumlah isu stra­tegis yang menjadi fokus selama lima tahun tersebut.

Isu-isu tersebut men­cakup penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan adil, pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan, serta upaya memastikan pemerataan me­lalui pengembangan kawasan sentra produksi pangan dan peningkatan nilai tambah komoditas berbasis sumber daya alam.
Selain itu, pemba­ngunan lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta peralihan ke energi rendah karbon juga menjadi respon terhadap tantangan perubahan iklim.
Kepala Badan Pe­ren­cana­an Pembangunan Daerah, Pe­ne­litian dan Pengembangan (Bap­pedalitbang) Provinsi Kalteng, Ir Leonars S Ampung MM MT, mengungkapkan bahwa Provinsi Kalteng memiliki potensi lahan rawa yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Lahan ini menjadi lokasi strategis untuk pengembangan food estate atau kawasan sentra produksi pangan. Provinsi Kalteng juga memiliki keunggulan komparatif lainnya, seperti luas wilayah kedua terbesar di Indonesia dan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta orang, menunjukkan bahwa potensi lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan pertanian masih sa­ngat besar.
“Pengembangan kawasan tanaman pa­ngan skala luas (food estate) di lahan rawa Kalteng merupakan program inovatif untuk meningkatkan produksi pangan, mengingat dampak luasnya pandemi Covid-19, peningkatan jumlah penduduk, peningkatan kebutuhan pangan, serta perubahan iklim,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pengembangan kawasan food estate yang berbasis pada kerja sama petani di lahan rawa Kalteng memiliki keunggulan komparatif, seperti luas lahan yang sesuai, sumber daya air yang cukup, kondisi iklim yang mendukung, dan dukungan budaya sosial masyarakat.
Kawasan sentra produksi pangan ini merupakan usaha pertanian yang dikelola dengan pendekatan korporasi petani dan terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas sesuai dengan permintaan pasar. (hms/nue)

Baca Juga :  Wujudkan Pembangunan Sanitasi untuk Masyarakat dan Berkelanjutan

PALANGKA RAYA-Se­iring dengan Rencana Pem­bangunan Jangka Mene­ngah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pem­bangu­nan Jangka Menengah (RPJMD) Pro­vinsi Kaliman­tan Tengah yang telah menetapkan beberapa isu strategis selama periode kepemimpinan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, terdapat sejumlah isu stra­tegis yang menjadi fokus selama lima tahun tersebut.

Isu-isu tersebut men­cakup penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan adil, pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan, serta upaya memastikan pemerataan me­lalui pengembangan kawasan sentra produksi pangan dan peningkatan nilai tambah komoditas berbasis sumber daya alam.
Selain itu, pemba­ngunan lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta peralihan ke energi rendah karbon juga menjadi respon terhadap tantangan perubahan iklim.
Kepala Badan Pe­ren­cana­an Pembangunan Daerah, Pe­ne­litian dan Pengembangan (Bap­pedalitbang) Provinsi Kalteng, Ir Leonars S Ampung MM MT, mengungkapkan bahwa Provinsi Kalteng memiliki potensi lahan rawa yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Lahan ini menjadi lokasi strategis untuk pengembangan food estate atau kawasan sentra produksi pangan. Provinsi Kalteng juga memiliki keunggulan komparatif lainnya, seperti luas wilayah kedua terbesar di Indonesia dan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta orang, menunjukkan bahwa potensi lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan pertanian masih sa­ngat besar.
“Pengembangan kawasan tanaman pa­ngan skala luas (food estate) di lahan rawa Kalteng merupakan program inovatif untuk meningkatkan produksi pangan, mengingat dampak luasnya pandemi Covid-19, peningkatan jumlah penduduk, peningkatan kebutuhan pangan, serta perubahan iklim,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pengembangan kawasan food estate yang berbasis pada kerja sama petani di lahan rawa Kalteng memiliki keunggulan komparatif, seperti luas lahan yang sesuai, sumber daya air yang cukup, kondisi iklim yang mendukung, dan dukungan budaya sosial masyarakat.
Kawasan sentra produksi pangan ini merupakan usaha pertanian yang dikelola dengan pendekatan korporasi petani dan terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas sesuai dengan permintaan pasar. (hms/nue)

Baca Juga :  Wujudkan Pembangunan Sanitasi untuk Masyarakat dan Berkelanjutan

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/