PALANGKA RAYA-Seiring dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Tengah yang telah menetapkan beberapa isu strategis selama periode kepemimpinan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, terdapat sejumlah isu strategis yang menjadi fokus selama lima tahun tersebut.
Isu-isu tersebut mencakup penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan adil, pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan, serta upaya memastikan pemerataan melalui pengembangan kawasan sentra produksi pangan dan peningkatan nilai tambah komoditas berbasis sumber daya alam.
Selain itu, pembangunan lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta peralihan ke energi rendah karbon juga menjadi respon terhadap tantangan perubahan iklim.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Provinsi Kalteng, Ir Leonars S Ampung MM MT, mengungkapkan bahwa Provinsi Kalteng memiliki potensi lahan rawa yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Lahan ini menjadi lokasi strategis untuk pengembangan food estate atau kawasan sentra produksi pangan. Provinsi Kalteng juga memiliki keunggulan komparatif lainnya, seperti luas wilayah kedua terbesar di Indonesia dan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta orang, menunjukkan bahwa potensi lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan pertanian masih sangat besar.
“Pengembangan kawasan tanaman pangan skala luas (food estate) di lahan rawa Kalteng merupakan program inovatif untuk meningkatkan produksi pangan, mengingat dampak luasnya pandemi Covid-19, peningkatan jumlah penduduk, peningkatan kebutuhan pangan, serta perubahan iklim,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pengembangan kawasan food estate yang berbasis pada kerja sama petani di lahan rawa Kalteng memiliki keunggulan komparatif, seperti luas lahan yang sesuai, sumber daya air yang cukup, kondisi iklim yang mendukung, dan dukungan budaya sosial masyarakat.
Kawasan sentra produksi pangan ini merupakan usaha pertanian yang dikelola dengan pendekatan korporasi petani dan terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas sesuai dengan permintaan pasar. (hms/nue)