PALANGKA RAYA-Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi keluhan terbanyak masyarakat yang mendatangi Puskesmas Bukit Hindu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Kepala Puskesmas Bukit Hindu Hellyana melalui KTU Puskesmas Budi Wijaya mengungkapkan, pada bulan Oktober lalu keluhan warga terkait ISPA mencapai 487 kasus. Angka ini menjadi angka terbanyak dari beberapa jenis keluhan masyarakat pada bulan Oktober.
“Kasus ISPA ini bervariasi, baik dari anak-anak maupun dewasa. Penyakit seperti ini biasanya terkait dengan daya tahan tubuh. Karena itu, kami menganjurkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi dan vitamin, terutama yang mengandung vitamin C,” ucap Budi Wijaya, saat ditemui di Puskesmas Bukit Hindu Jalan Kinibalu, Senin (18/11/2024).
Budi menyoroti kebiasaan masyarakat yang tidak langsung memeriksakan kesehatan saat mengalami gejala awal penyakit, seperti batuk atau demam. Budi lebih menganjurkan masyarakat untuk lebih peduli dengan kesehatan diri. Segeralah mengunjungi pusat kesehatan atau puskesmas apabila kondisi tubuh makin memburuk.
“Kalau gejala tak kunjung membaik, kami sarankan segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Untuk kasus yang tidak sembuh dengan pengobatan awal, biasanya kami arahkan untuk tes darah agar bisa didiagnosis,” tambahnya.
Perihal penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter, Budi meminta masyarakat lebih banyak mengonsumsi vitamin dan menerapkan pola hidup sehat. Seperti istirahat yang cukup maupun mengonsumsi makanan bergizi yang dapat meningkatkan imun tubuh. Ia menyarankan masyarakat mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin C.
Agar anak-anak tidak mudah terserang demam atau radang, Budi menyarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan saat matahari sedang terik, banyak mengonsumsi air putih dan makanan bergizi seimbang, serta istirahat yang cukup.
Salah satu warga, Hanifah, mengaku mengalami radang tenggorokan yang membuatnya kesulitan makan dan minum. Ia kerap merasa dingin, meski cuaca panas pada siang hari. Setelah diperiksa, Hanifah didiagnosis menderita demam dan radang tenggorokan.
“Kemungkinan penyebabnya karena sering minum es dan kurang istirahat, apalagi saya sering beraktivitas di luar ruangan saat cuaca panas,” ungkapnya.
Selain diberi obat yang harus dikonsumsi beberapa hari ke depan, perempuan berusia 23 tahun itu juga berusaha menjaga pola hidup sehat serta meluangkan waktu yang cukup untuk istirahat. Apabila selama beberapa hari ke depan tidak ada perubahan kondisi kesehatannya, ia diminta untuk datang kembali ke puskesmas, melakukan tes lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada penyakit bawaan lainnya.
Menyikapi kondisi ini, Plh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng, Yaesar Wawan, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh faktor cuaca, bukan karena Covid-19.
Dalam wawancara dengan media, Yaesar menjelaskan bahwa cuaca panas ekstrem yang saat ini melanda wilayah Kalteng dapat memberikan dampak langsung pada kesehatan saluran pernapasan.
“Cuaca panas dan kering dapat mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan hidung kering, serta membuat saluran pernapasan lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri penyebab flu dan batuk. Selain itu, perubahan suhu dan kelembapan juga melemahkan daya tahan tubuh,” jelasnya, Selasa (18/11/2024).
Menurutnya, beberapa faktor lain turut memengaruhi peningkatan kasus ini, seperti paparan polusi udara dan kebiasaan masyarakat menghabiskan waktu di ruang tertutup. Hal ini meningkatkan risiko penularan virus dan bakteri antarindividu.
“Saat cuaca panas, orang cenderung berada di dalam ruangan tertutup, yang memperbesar kemungkinan penyebaran virus. Selain itu, paparan polusi udara juga bisa memicu iritasi pada saluran napas,” tambahnya.
Yaesar menegaskan bahwa kasus batuk dan flu yang saat ini banyak dialami warga murni akibat cuaca, bukan karena infeksi Covid-19. Meski demikian, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan masing-masing.
“Ini bukan karena Covid-19, tetapi masyarakat tetap harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran penyakit,” tegasnya.
Untuk mengurangi risiko terpapar penyakit karena faktor cuaca, Yaesar memberikan beberapa tips kepada masyarakat. “Selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Minumlah air putih yang cukup, jangan menunggu haus,” ucapnya.
Selain itu, masyarakat disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, dan hindari paparan udara panas pada siang hari. “Jangan menggosok mata untuk mencegah infeksi dan pakailah topi dan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan,” tambahnya.
Tak lupa ia mengingatkan untuk berolahraga ringan sesuai kondisi tubuh, serta menghindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.
Ia berharap masyarakat Kalteng dapat lebih waspada terhadap perubahan cuaca dan menjaga kesehatan diri serta keluarga. “Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan sederhana ini, kita bisa menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit,” tutupnya. (mut/zia/ce/ala)