Jumat, Maret 14, 2025
31.4 C
Palangkaraya

Petani Kotim Bersuka Cita, Gabah Diserap dengan Harga Tinggi

SAMPIT – Kesejahteraan petani di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali mendapatkan angin segar. Pada Senin (10/3/2025) lalu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim bersama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang Kotim secara resmi melaksanakan program serap gabah (sergab) di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit.

Kegiatan ini memberikan harapan baru bagi petani lokal yang selama ini berjuang dengan fluktuasi harga gabah yang tidak stabil.

Gabah yang diserap pada hari itu berasal dari dua kelompok tani. Yakni Brigade Pangan Bedidih Bersatu dan Brigade Pangan Gemuk Sari Mandiri.

Harga yang ditetapkan oleh Bulog di atas harga pasar menjadi sebuah langkah positif dalam menanggulangi ketergantungan petani terhadap tengkulak yang selama ini sering menekan harga.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim, Sepnita, menjelaskan bahwa program ini memiliki tujuan besar untuk menstabilkan harga gabah sekaligus mengurangi ketergantungan petani pada perantara yang merugikan.

Dengan adanya harga yang lebih baik dan kepastian dari Bulog, petani bisa mengolah lahan mereka tanpa khawatir akan fluktuasi harga.

Baca Juga :  55 Titik Api Terdeteksi di Kotim

“Program sergab adalah upaya kita untuk mendukung ketahanan pangan di Kotim. Dengan harga yang lebih menguntungkan, kami berharap semangat para petani untuk meningkatkan produksi gabah berkualitas semakin kuat,” ungkap Sepnita.

Keunggulan lain dari program sergab adalah mekanisme pembayaran yang lebih cepat dan transparan. Begitu panen selesai, pembayaran langsung dilakukan di tempat.

Hal ini jauh berbeda dengan sistem yang biasa diterapkan oleh tengkulak yang sering menunda pembayaran.

“Langsung pihak Bulog menghubungi kepala BPP setempat untuk menentukan waktu panen, dan setelah itu pembayaran dilakukan segera di tempat. Ini benar-benar menguntungkan kami,” tambah Sepnita.

Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog KC Kotim, Muhammad Azwar Fuad, menegaskan komitmen Bulog untuk mendukung program ketahanan pangan yang digagas oleh pemerintah.

Dengan harga pembelian gabah yang baru, yakni Rp 6.500 per kilogram, Bulog berjanji akan menyerap sebanyak mungkin hasil panen petani lokal.

Baca Juga :  Rencana Pengembangan Bandara Kian Matang

“Langkah ini adalah bagian dari mendukung program asta cita Presiden RI untuk mencapai swasembada pangan. Kami akan terus berupaya untuk menampung hasil panen petani, baik di Kotim maupun Katingan,” kata Azwar Fuad.

Dengan adanya dukungan ini, petani Kotim kini dapat merasakan manfaat langsung dari upaya pemerintah dalam mengelola ketahanan pangan, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Pada panen kali ini, seluas 3,5 hektare lahan menghasilkan gabah kering panen (GKP) 14.300 kilogram yang dihargai Rp 6.500 per kilogram. Dengan total transaksi mencapai hampir Rp 93 juta. Para petani merasakan manfaat langsung dari program ini.

“Ini sangat membantu kami, harga yang diberikan jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu yang hanya berada di kisaran Rp 4.500 hingga Rp 5.500 per kilogram.

Kami merasa lebih dihargai,” kata Sumarno, Ketua Kelompok Tani Brigade Pangan Bedidih Bersatu yang salah satu kelompoknya menyuplai 7.300 kg gabah. (mif/ens)

SAMPIT – Kesejahteraan petani di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali mendapatkan angin segar. Pada Senin (10/3/2025) lalu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim bersama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang Kotim secara resmi melaksanakan program serap gabah (sergab) di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit.

Kegiatan ini memberikan harapan baru bagi petani lokal yang selama ini berjuang dengan fluktuasi harga gabah yang tidak stabil.

Gabah yang diserap pada hari itu berasal dari dua kelompok tani. Yakni Brigade Pangan Bedidih Bersatu dan Brigade Pangan Gemuk Sari Mandiri.

Harga yang ditetapkan oleh Bulog di atas harga pasar menjadi sebuah langkah positif dalam menanggulangi ketergantungan petani terhadap tengkulak yang selama ini sering menekan harga.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim, Sepnita, menjelaskan bahwa program ini memiliki tujuan besar untuk menstabilkan harga gabah sekaligus mengurangi ketergantungan petani pada perantara yang merugikan.

Dengan adanya harga yang lebih baik dan kepastian dari Bulog, petani bisa mengolah lahan mereka tanpa khawatir akan fluktuasi harga.

Baca Juga :  55 Titik Api Terdeteksi di Kotim

“Program sergab adalah upaya kita untuk mendukung ketahanan pangan di Kotim. Dengan harga yang lebih menguntungkan, kami berharap semangat para petani untuk meningkatkan produksi gabah berkualitas semakin kuat,” ungkap Sepnita.

Keunggulan lain dari program sergab adalah mekanisme pembayaran yang lebih cepat dan transparan. Begitu panen selesai, pembayaran langsung dilakukan di tempat.

Hal ini jauh berbeda dengan sistem yang biasa diterapkan oleh tengkulak yang sering menunda pembayaran.

“Langsung pihak Bulog menghubungi kepala BPP setempat untuk menentukan waktu panen, dan setelah itu pembayaran dilakukan segera di tempat. Ini benar-benar menguntungkan kami,” tambah Sepnita.

Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog KC Kotim, Muhammad Azwar Fuad, menegaskan komitmen Bulog untuk mendukung program ketahanan pangan yang digagas oleh pemerintah.

Dengan harga pembelian gabah yang baru, yakni Rp 6.500 per kilogram, Bulog berjanji akan menyerap sebanyak mungkin hasil panen petani lokal.

Baca Juga :  Rencana Pengembangan Bandara Kian Matang

“Langkah ini adalah bagian dari mendukung program asta cita Presiden RI untuk mencapai swasembada pangan. Kami akan terus berupaya untuk menampung hasil panen petani, baik di Kotim maupun Katingan,” kata Azwar Fuad.

Dengan adanya dukungan ini, petani Kotim kini dapat merasakan manfaat langsung dari upaya pemerintah dalam mengelola ketahanan pangan, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Pada panen kali ini, seluas 3,5 hektare lahan menghasilkan gabah kering panen (GKP) 14.300 kilogram yang dihargai Rp 6.500 per kilogram. Dengan total transaksi mencapai hampir Rp 93 juta. Para petani merasakan manfaat langsung dari program ini.

“Ini sangat membantu kami, harga yang diberikan jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu yang hanya berada di kisaran Rp 4.500 hingga Rp 5.500 per kilogram.

Kami merasa lebih dihargai,” kata Sumarno, Ketua Kelompok Tani Brigade Pangan Bedidih Bersatu yang salah satu kelompoknya menyuplai 7.300 kg gabah. (mif/ens)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/