Luas Panen dan Produksi Padi Kalteng
- Luas panen padi pada 2024 mencapai 111,02 ribu hektare, mengalami peningkatan 9,44 ribu hektare atau 9,29 persen dibandingkan tahun 2023 seluas 101,58 ribu hektare.
- Produksi padi pada 2024 sebanyak 366,15 ribu ton gabah kering giling (GKG), mengalami peningkatan 35,37 ribu ton atau 10,69 persen dibandingkan produksi tahun 2023 sebanyak 330,78 ribu ton GKG.
- Produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 217,50 ribu ton, mengalami peningkatan 21,01 ribu ton atau 10,69 persen dibandingkan produksi tahun 2023 sebanyak 196,49 ribu ton.
- Menurut subround, terjadi peningkatan produksi padi pada subround Januari−April 2024, Mei−Agustus 2024, dan September−Desember 2024, masing-masing sebesar 0,95 ribu ton GKG (0,94 persen), 18,90 ribu ton GKG (14,78 persen), dan 15,52 ribu ton GKG (15,18 persen) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
- Potensi produksi padi pada subround Januari−April 2025 diperkirakan mencapai 112,76 ribu ton GKG, atau mengalami peningkatan 11,13 ribu ton GKG (10,95 persen) dibandingkan 2024 yang sebanyak 101,64 ribu ton GKG.
Sumber: BPS Provinsi Kalteng
SAMPIT-Lumpur tak menghalangi semangat Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran turun ke sawah. Itu dilakukan demi mewujudkan swasembada pangan. Di bawah terik mentari, orang nomor satu di Kalteng itu mengenakan topi petani seraya menyusuri pematang sawah.
Tanpa ragu, ia melangkah ke lahan berlumpur. Tak takut celananya basah. Wajahnya tak kehilangan semangat. Beliau turut menanam padi bersama para petani di Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Rabu (23/4/2025).
Bukan sekadar seremoni, kehadiran gubernur dan rombongan dalam Gerakan Tanam Padi Serentak yang terhubung langsung secara virtual dengan Presiden RI Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, menjadi simbol nyata komitmen Pemprov Kalteng dalam mendukung swasembada pangan nasional.
Kegiatan serupa dilaksanakan serentak di 14 provinsi sentra produksi padi. Langkah ini merupakan tonggak penting dalam penguatan kedaulatan pangan nasional, khususnya di Bumi Tambun Bungai.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan optimisme besar terhadap masa depan pertanian Indonesia.
“Kita tidak hanya menargetkan swasembada pangan, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Terima kasih kepada para petani, menteri, gubernur, bupati, dan semua pihak yang telah bekerja keras,” ucapnya.
Presiden juga menegaskan bahwa pertanian adalah instrumen penting dalam pemerataan ekonomi nasional.
“Kekayaan bangsa ini tidak boleh hanya dinikmati oleh segelintir orang. Hasil pembangunan harus dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, pertanian Indonesia mulai menjadi rujukan bagi negara lain.
“Malaysia sudah datang untuk belajar dari kita, minggu depan Jepang akan menyusul. Ini bukti nyata bahwa pertanian kita sudah diperhitungkan di mata dunia,” tuturnya.
Dari lokasi kegiatan, Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran memaparkan capaian Provinsi Kalteng dalam program percepatan tanam padi nasional. Berdasarkan data Asem KSA-BPS Provinsi Kalteng, produksi padi Januari–Mei 2025 diperkirakan mencapai 130.305 ton gabah kering giling (GKG), dengan nilai ekonomi sekitar Rp846,98 miliar. Jika dikonversikan ke dalam bentuk beras, maka hasilnya mencapai 77.401 ton atau senilai Rp967,5 miliar.
Provinsi Kalteng juga mencatat indeks pertanaman (IP) sebesar 1,32, dengan luas baku sawah mencapai 100.963 hektare, menunjukkan tren produktivitas yang meningkat berkat sinergi teknologi, kebijakan, dan semangat para petani. Sektor pertanian sangat menjanjikan dari sisi ekonomi. Rata-rata satu hektare sawah dapat menghasilkan 5,5 ton gabah, dengan potensi pendapatan mencapai Rp65 juta per musim tanam.
“Kalau bisa panen tiga kali setahun, artinya dalam setahun petani bisa mendapatkan penghasilan yang luar biasa. Ini yang harus dimaksimalkan,” ucapnya.
“Target nasional Kalteng 45.000 hektare, kami fokus menuntaskan itu, dan hari ini sudah tercapai 23.000 hektare. Kalteng menargetkan 100.000 hektare tahun ini,” jelasnya.
Gubernur juga menyampaikan pesan inspiratif kepada generasi muda, agar tidak malu menjadi petani.
“Bertani bukan pekerjaan yang tertinggal oleh zaman. Ini adalah profesi mulia dan strategis yang menentukan masa depan bangsa. Kita harus bangga menjadi bagian dari gerakan pangan nasional,” ucap Agustiar.
Rice Milling Plant Siap Beroperasi Tahun Ini
Komitmen Pemprov Kalteng dalam mendukung hilirisasi pertanian juga diwujudkan melalui pembangunan rice milling plant (RMP) di Desa Lempuyang. Proyek ini telah dimulai sejak 2024 dengan menelan anggaran Rp17,79 miliar dari APBD Provinsi Kalteng, dan akan dilanjutkan pada 2025 dengan tambahan anggaran Rp19,43 miliar.
Fasilitas penggilingan modern ini dilengkapi dengan mesin produksi berkapasitas 4 ton/jam, vertical dryer 10 ton, silo penyimpanan, laboratorium mini quality control, serta infrastruktur pendukung seperti jembatan timbang dan sistem drainase. RMP ditargetkan mulai beroperasi pada musim panen Agustus–September tahun ini.
Dalam dialog bersama warga dan kelompok tani, sejumlah aspirasi pun disampaikan. Mulai dari soal normalisasi saluran irigasi, perbaikan jalan produksi, hingga kebutuhan alat angkut hasil panen. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kotim Alang Arianto, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan langsung Gubernur Kalteng.
“Semua persoalan utama di lahan pertanian sudah kami sampaikan langsung, dan respons beliau sangat cepat serta positif. Ini memberikan harapan besar bagi para petani,” ucapnya.
Ia berharap aspirasi masyarakat dapat segera ditindaklanjuti melalui program konkret pemerintah provinsi.
“Kalau irigasi lancar, jalan baik, dan hasil panen bisa diangkut dengan mudah, tentu produktivitas petani pun akan meningkat,” tambahnya. (mif/zia/ce/ram)