Kamis, Mei 8, 2025
27.9 C
Palangkaraya

Fans Sabar Ya, “Mungkin Kita Perlu Waktu” Akan Tayang Pertengan Bulan Ini

FILM “Mungkin Kita Perlu Waktu” merupakan drama keluarga yang menggambarkan perjalanan emosional yang dialami seseorang saat menghadapi kehilangan, dengan merepresentasikan lima tahap berduka melalui karakter-karakternya.

Konsep ini merujuk pada teori yang dikemukakan oleh psikiater Elisabeth Kübler-Ross. Dalam konsepnya ia menjelaskan bahwa individu yang mengalami kehilangan biasanya melalui lima fase psikologis yaitu penyangkalan (denial), kemarahan (anger), negosiasi (bargaining), depresi (depression), dan akhirnya, penerimaan (acceptance).

Setiap karakter menunjukkan respons yang berbeda-beda, mencerminkan kompleksitas proses berduka yang tidak selalu berlangsung secara linear, namun tetap menuju pemulihan.

Cerita berfokus pada kehidupan Restu, Kasih, dan putra mereka, Ombak. Mereka mencoba menjalani hari-hari setelah kepergian Sara, anak pertama dalam keluarga.

Baca Juga :  Inilah Rekomendasi Film Tayang Mei 2025, Cek Film Yang Kamu Tunggu-Tunggu

Alih-alih saling menguatkan, hubungan mereka justru merenggang, terjebak dalam kesedihan masing-masing dan komunikasi yang semakin memburuk.

Di tengah keretakan emosional dalam keluarganya, Ombak bertemu Aleiqa, seorang gadis dengan kondisi bipolar, yang membawa secercah harapan baru bagi dirinya.

Meski demikian, hubungan mereka pun tak lepas dari tantangan, terutama dalam hal komunikasi. Kesalahpahaman ini membuat hubungan mereka rentan pecah kapan saja, layaknya bom waktu yang menunggu untuk meledak. (*afa)

FILM “Mungkin Kita Perlu Waktu” merupakan drama keluarga yang menggambarkan perjalanan emosional yang dialami seseorang saat menghadapi kehilangan, dengan merepresentasikan lima tahap berduka melalui karakter-karakternya.

Konsep ini merujuk pada teori yang dikemukakan oleh psikiater Elisabeth Kübler-Ross. Dalam konsepnya ia menjelaskan bahwa individu yang mengalami kehilangan biasanya melalui lima fase psikologis yaitu penyangkalan (denial), kemarahan (anger), negosiasi (bargaining), depresi (depression), dan akhirnya, penerimaan (acceptance).

Setiap karakter menunjukkan respons yang berbeda-beda, mencerminkan kompleksitas proses berduka yang tidak selalu berlangsung secara linear, namun tetap menuju pemulihan.

Cerita berfokus pada kehidupan Restu, Kasih, dan putra mereka, Ombak. Mereka mencoba menjalani hari-hari setelah kepergian Sara, anak pertama dalam keluarga.

Baca Juga :  Inilah Rekomendasi Film Tayang Mei 2025, Cek Film Yang Kamu Tunggu-Tunggu

Alih-alih saling menguatkan, hubungan mereka justru merenggang, terjebak dalam kesedihan masing-masing dan komunikasi yang semakin memburuk.

Di tengah keretakan emosional dalam keluarganya, Ombak bertemu Aleiqa, seorang gadis dengan kondisi bipolar, yang membawa secercah harapan baru bagi dirinya.

Meski demikian, hubungan mereka pun tak lepas dari tantangan, terutama dalam hal komunikasi. Kesalahpahaman ini membuat hubungan mereka rentan pecah kapan saja, layaknya bom waktu yang menunggu untuk meledak. (*afa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/