PALANGKA RAYA-Gubernur menyebut bahwa langka-langkah menghadapi inflasi daerah bukan hanya dalam jangka panjang, tapi diperlukan pula langkah antisipasi jangka pendek saat ini, seperti menyelenggarakan operasi pasar bawang merah, cabai rawit, maupun komoditas lainnya bekerja sama dengan Bulog, gerakan nasional pengendalian inflasi pangan yakni Sakuyan (seribu) Lombok se-Kalteng, pemberian subsidi biaya transportasi, serta penguatan komunikasi belanja bijak untuk menjaga masyarakat dan menahan perilaku konsumtif.
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo sudah memaparkan langkah pengendalian inflasi di Kalteng pada rapat terbatas (ratas) tim pengendali inflasi pusat (TPIP) dan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) di Jakarta, Kamis (1/9/). Pemprov Kalteng menganjurkan upaya pengendalian inflasi dengan menerapkan strategi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi.
“Strategi 4K di Kalteng merupakan mitigasi dampak kebijakan likuiditas global dan peningkatan harga komoditas dunia terhadap inflasi dan daya beli masyarakat untuk menjaga keterjangkauan harga,” kata wagub.
Selanjutnya, menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3,0-5,0 persen, dengan menjaga ketersediaan pasokan, terutama menjelang hari besar keagamaan dan nasional (HBKN), memperkuat koordinasi pemerintah pusat dengan daerah dalam pengendalian inflasi untuk menjaga kelancaran distribusi, serta memperkuat sinergi dan komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat.
Sebagaimana diketahui, andil inflasi sepanjang Januari hingga Juli 2022 disebabkan pangan (kelompok makanan, minuman, dan tembakau). Ada beberapa faktor yang memengaruhi, seperti kondisi cuaca yang tidak menentu, serangan hama pada tanaman padi, serta kenaikan harga pupuk dan pakan ternak. Sementara pada aspek nonpangan, inflasi disebabkan karena adanya kenaikan harga minyak dunia.
Terpisah, Sekda Kalteng Nuryakin membeberkan inflasi/deflasi yang dialami Kalteng. Inflasi tahun kalender 2022 yakni Juli 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 4,71 persen. Sedangkan, inflasi tahun ke tahun yakni Juli 2022 terhadap Juli 2021 sebesar 6,79 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender 2022 yakni Agustus 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 4,70 persen. Sedangkan, inflasi tahun ke tahun yakni Agus-tus 2022 terhadap Agustus 2021 sebesar 6,94 persen.
“Upaya pemerintah harus didukung dengan partisipasi masyarakat secara aktif, berbelanja bijak, hindari perilaku konsumtif, serta mengubah pola pikir dalam pemberdayaan dan pemanfaatan lingkungan sekitar, misalnya dengan menanam cabai di lahan atau pekarangan rumah, setidaknya untuk pemenuhan kebutuhan harian keluarga,” pungkasnya. (abw/mmc/ce/ala)