SAMPIT-Ribuan ikan di Sungai Sampit, tepatnya di Desa Natai Baru, Rongkang, dan Desa Ramban, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ditemukan koit alias mati. Kematian mendadak ikan air tawar itu bukan karena racun, melainkan diduga tercemar limbah pabrik milik perkebunan kelapa sawit di sekitar desa tersebut.
Di sepanjang aliran sungai itu, ada empat perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi. Namun perusahaan yang paling dekat dengan tiga desa itu yakni PT Agro Bukit. Terkait air sungai yang diduga tercemar limbah pabrik sawit, pihak pemerintah kecamatan setempat sudah melapor ke bupati. Berdasarkan laporan tersebut, bupati telah menginstruksikan dinas terkait untuk meninjau dan meneliti penyebab kematian ikan air tawar yang cukup meresahkan warga desa setempat.
“Sudah kami laporkan ke Bapak Bupati terkait pencemaran air sungai. Instruksi bupati cukup tegas. Kami dimintai mengambil sampel air. Saat ini sampel air masih dalam proses pengujian,” kata Camat Mentaya Hilir Utara Muslih, Senin (6/6).
Dia menambahkan, pihaknya juga mencari tahu penyebab kematian ribuan ikan tersebut dengan memeriksa sejumlah perusahaan perkebunan yang beroperasi di sekitar, untuk memastikan apakah ada kolam limbah pabrik sawit yang bocor, lalu mengalir ke sungai.
“Kalau dilihat secara kasat mata, ada dugaan limbah sawit yang mencemari air sungai, sehingga membuat ribuan ikan mati, tapi itu perlu pengujian laboratorium,” tukasnya.
Muslih menerangkan, kematian berbagai jenis ikan di Sungai Sampit, tepatnya di Desa Natau Baru, mulai diketahui Minggu (5/6). Menindaklanjuti kejadian itu, lanjut camat, pihaknya bersama kapolsek dan Wakil Bupati Kotim menelusuri sungai. Dan benar saja ditemukan sejumlah ikan yang terapung dan dalam kondisi mati.
Dia menyebut, ikan-ikan yang ditemukan mati di antaranya ikan baung, lais, tapah, dan jenis ikan tawar lainnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kotim Hj Irawati saat dikonfirmasi, membenarkan terkait kematian mendadak sejumlah besar ikan di sungai itu. “Kalau melihat kondisi di TKP, ada indikasi air tercemar limbah sawit,” terang Irawati.
Wabup menambahkan, pihaknya melalui instansi terkait seperti dinas perikanan dan dinas lingkungan hidup sudah memeriksa sejumlah perusahaan yang beroperasi di sekitar sungai. “Kemarin ada dua perusahaan yang diperiksa. Kami juga periksa kolam tempat penampungan limbah milik dua perusahaan lainnya di sekitar desa tersebut,” tandasnya. (sli/ce/ala/ko)