PALANGKA RAYA – Umat Hindu Dharma di Kota Palangka Raya tampak khusyuk melaksanakan ibadah di Pura Pitamaha, Jalan Kinibalu, Sabtu (5/10). Ibadah tersebut dalam rangka peringatan hari raya Kuningan.
Ketua Pinandita Sanggrahan Nusantara Kanwil Kalimantan Tengah (Kalteng), Mangku Gende Imade Suparman menjelaskan makna dan pentingnya perayaan Kuningan bagi umat Hindu. Perayaan Kuningan merupakan momentum bagi umat Hindu untuk memohon tuntunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dalam menjalani kehidupan.
“Seperti yang disampaikan dalam dharma wacana, tujuan utama dari ibadah ini adalah untuk mencapai kedamaian lahir dan batin,” kata Mangku Gende Imade Suparman.
Selain sebagai bentuk ibadah, perayaan Kuningan juga menjadi momentum bagi umat Hindu untuk mengintrospeksi diri setelah enam bulan menjalani aktivitas keseharian. Kuningan merupakan bagian dari rangkaian hari raya Galungan, yang diperingati sebagai simbol kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (ketidakbenaran). Perayaan Kuningan berlangsung 10 hari setelah perayaan Galungan. Selama rentang waktu itu, umat Hindu diingatkan untuk mengevaluasi perbuatan-perbuatan masa lalu.
“Mungkin ada hal-hal yang kita lakukan tidak sesuai dengan nilai-nilai dharma, seperti ego, amarah, atau nafsu untuk menguasai. Pada hari ini, kita merenung dan memperbaiki diri agar ke depannya bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” jelasnya.
Mangku Gende Imade Suparman juga mengharapkan agar perayaan Kuningan ini membawa dampak positif, tidak hanya bagi umat Hindu, tetapi juga bagi masyarakat Kalteng dan Indonesia pada umumnya. Ibadah Kuningan di Palangka Raya berlangsung khidmat, diikuti oleh umat Hindu dari berbagai kalangan yang khusyuk melaksanakan ritual keagamaan, berdoa, dan melakukan persembahyangan bersama.
“Harapan kami adalah terciptanya toleransi antarumat beragama serta kedamaian lahir dan batin bagi seluruh umat,” pungkasnya. (mut/ce/ala)
PALANGKA RAYA – Umat Hindu Dharma di Kota Palangka Raya tampak khusyuk melaksanakan ibadah di Pura Pitamaha, Jalan Kinibalu, Sabtu (5/10). Ibadah tersebut dalam rangka peringatan hari raya Kuningan.
Ketua Pinandita Sanggrahan Nusantara Kanwil Kalimantan Tengah (Kalteng), Mangku Gende Imade Suparman menjelaskan makna dan pentingnya perayaan Kuningan bagi umat Hindu. Perayaan Kuningan merupakan momentum bagi umat Hindu untuk memohon tuntunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dalam menjalani kehidupan.
“Seperti yang disampaikan dalam dharma wacana, tujuan utama dari ibadah ini adalah untuk mencapai kedamaian lahir dan batin,” kata Mangku Gende Imade Suparman.
Selain sebagai bentuk ibadah, perayaan Kuningan juga menjadi momentum bagi umat Hindu untuk mengintrospeksi diri setelah enam bulan menjalani aktivitas keseharian. Kuningan merupakan bagian dari rangkaian hari raya Galungan, yang diperingati sebagai simbol kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (ketidakbenaran). Perayaan Kuningan berlangsung 10 hari setelah perayaan Galungan. Selama rentang waktu itu, umat Hindu diingatkan untuk mengevaluasi perbuatan-perbuatan masa lalu.
“Mungkin ada hal-hal yang kita lakukan tidak sesuai dengan nilai-nilai dharma, seperti ego, amarah, atau nafsu untuk menguasai. Pada hari ini, kita merenung dan memperbaiki diri agar ke depannya bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” jelasnya.
Mangku Gende Imade Suparman juga mengharapkan agar perayaan Kuningan ini membawa dampak positif, tidak hanya bagi umat Hindu, tetapi juga bagi masyarakat Kalteng dan Indonesia pada umumnya. Ibadah Kuningan di Palangka Raya berlangsung khidmat, diikuti oleh umat Hindu dari berbagai kalangan yang khusyuk melaksanakan ritual keagamaan, berdoa, dan melakukan persembahyangan bersama.
“Harapan kami adalah terciptanya toleransi antarumat beragama serta kedamaian lahir dan batin bagi seluruh umat,” pungkasnya. (mut/ce/ala)
